Teknik-teknik Penentuan Ukuran Lot

3. Offsetting Penentuan Waktu Pemesanan. Offsetting adalah suatu proses penentuan saat atau periode dilakukannya pemesanan sehingga kebutuhan bersih dapat dipenuhi. Dengan kata lain Offsetting bertujuan untuk menentukan kapan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses lotting harus dilakukan. 4. Exploding Adalah proses perhitungan dari ketiga langkah-langkah sebelumnya, yang dilakukan untuk komponen atau itemyang berada pada level dibawahnya.

3.8. Teknik-teknik Penentuan Ukuran Lot

Ada beberapa prosedur untuk menentukan ukuran lot. Prosedur-prosedur ini dimulai dari yang paling sederhana hingga algoritma yang komplek. Berikut ini ada beberapa teknik-tekniknya antara lain: 1. Metode Lot for Lot LFL Teknik ini merupakan teknik lot sizing yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan. Pemesanan dilakukan dengan pertimbangan minimasi ongkos simpan. Pada teknik ini, pemecahan kebutuhan bersih NR dilaksanakan di setiap periode yang membutuhkannya, sedangkan besar ukuran kuantitas pemesanannya lot size adalah sama dengan jumlah kebutuhan bersih NR yang harus dipenuhi pada periode yang bersangkutan. Teknik ini biasanya digunakan untuk item-item yang mahal atau yang tingkat kontinuitas permintaannya tinggi. Universitas Sumatera Utara 2. Least Total Cost LTC Teknik ini didasarkan pada pemikiran bahwa jumlah ongkos pengadaan dan ongkos simpan ongkos total setiap ukuran kwantitas pemesan lot size yang ada pada satu horizon perencanaan dapat diminimasi jika besar ongkos-ongkos tersebut sama atau hampir sama. Sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah suatu faktor yang disebut EPP. Pemilihan ukuran lot ditentukan dengan jalan membandingkan ongkos part period yang ditimbulkan oleh setiap ukuran lot tersebut dengan EPP. Ukuran lot yang paling dekat atau sama dengan EPP dapat didefenisikan sebagai kwantitas suatu item persediaan yang bila disimpan dalam persediaan selama waktu periode dengan ongkos simpan. 3. Part Period Balancing PPB Teknik ini menggunakan dasar logika yang sama dengan teknik LTC. Perbedaannya terletak pada pengalokasian pemesanan yang dilakukan dengan melihat kebutuhan bersih periode yang ada didepan dan dibelakang dari periode bersangkutan. Teknik ini merupakan satu variasi dari Least Total Cost LTC. Konversikan ongkos pesan menjadi Equivalent Part Period EPP. Teknik PPB ini dapat dilakukan apabila nilai EPP nya lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan kotornya. H A EPP  Universitas Sumatera Utara Dimana : A = ongkos pesan H = ongkos simpan per unit periode. 4. Wagner Within Dengan menggunakan prinsip algoritma dinamis, Wagner dan Within 1958 mengembangkan algoritma untuk penyelesaian masalah inventori deterministik dinamis. Perhitungan algoritma Wagner Within terdiri dari 3 langkah: Langkah 1. Hitung matriks ongkos total ongkos pesan dan ongkos simpan untuk semua alternatif pemesanan order selama horison perencanaannya terdiri dari N periode perencanaan. Selanjutnya didefinisikan O en sebagai ongkos dari periode e sampai dengan periode n bila order dilakukan pada periode e sampai dengan periode n. rumus O en tersebut dinyatakan sebagai berikut.      n e t et en en q q h A O untuk 1 ≤ e ≤ n ≤ N Dimana: A : Biaya Pesan Rppesan h : Biaya Simpan per unit per periode Rp.unitperiode    n e t t et D q Dt : Permintaan pada periode t e : batas awal periode yang dicakup pada pemesanan q et n :batas maksimum periode yang dicakup pada pemesanan q et Langkah 2. Hitung f n dimana f n didefinisikan sebagai ongkos minimum yang mungkin dari periode e sampai periode n, dengan asumsi tingkat inventori akhir Universitas Sumatera Utara periode n adalah nol. Mulai dengan f =0 selanjutnya dihitung secara berurutan f 1 , f 2 , f 3 ,…, f N . nilai f n adalah nilai ongkos total dari pemesanan optimal yang dihitung dengan menggunakan formula berikut. f n = Min [O en + f e-1 ] untuk e = 1,2,..,n dan n = 1,2,…,n Dengan kata lain dalam setiap periode semua kombinasi dari setiap alternatif pemesanan yang mungkin dibandingkan, hasil kombinasi terbaik disimpan sebagai strategi f n terbaik untuk memenuhi permintaan selama periode e sampai dengan periode ke-n. harga f N adalah nilai optimal dari cara pemesanan sampai periode ke-N. Langkah 3. Terjemahkan f N menjadi ukuran lot dengan cara berikut : f N = O eN + f e-1 Pemesanan terakhir dilakukan pada periode e untuk memenuhi permintaan sampai eriod eke N f e-1 = O ve-1 + f v-1 Pemesanan sebelum pemesanan terakhir harus dilakukan pada periode v untuk memenuhi permintaan dari periode v sampai periode e-1 f u-1 = O 1u-1 + f Pemesanan yang pertama harus dilakukan pada periode 1 untuk memnuhi permintaan dari periode 1 sampai periode u-1 5. Silver Meal SM Menitikberatkan pada ukuran lot yang harus dapat meminimumkan ongkos total per-periode. Dimana ukuran lot didapatkan dengan cara menjumlahkan kebutuhan beberapa periode yang berturut-turut sebagai ukuran lot yang tentatif bersifat sementara, penjumlahan dilakukan terus sampai ongkos totalnya dibagi dengan Universitas Sumatera Utara banyaknya periode yang kebutuhannya termasuk dalam ukuran lot tentatif tersebut meningkat. Besarnya ukuran lot yang sebenarnya adalah ukuran lot tentative terakhir yang ongkos total periodenya masih menurun. 6. Economic Order Quantity EOQ Teknik ini sebenarnya bukan dimaksudkan untuk MRP. Sekalipun begitu mudah untuk digunakan dalam MRP. Teknik EOQ ini didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu harga per unit produk konstan, biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan, biaya pemesanan per pesanan dan lead time adalah konstan. Ukuran kuantitas pemesanannya lot size ditentukan dengan rumus: Dimana: Q = kwantitas pemesanan yang ekonomis D = Penggunaan per tahun dalam unit 7. Period Order Quantity POQ Prosedur yang dilakukan adalah : a. Hitung Economic Order Quantity EOQ b. Gunakan EOQ untuk menghitung frekuensi pemesanan per tahun N EOQ N   Dimana λ adalah kebutuhan tahunan Universitas Sumatera Utara c. Hitung POQ N tahun per periode Jumlah POQ  d. Bulatkan hasil POQ Universitas Sumatera Utara BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Model Persediaan Probabilistik dengan sistem Kuantitas Pemesanan tetap Pada PT. Central Proteina Prima Medan

18 161 161

Perancangan Kebutuhan Bahan Baku dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing Lot For Lot, Wagner Within, dan Joint Replenishment dalam Upaya Meminimisasi Biaya Persediaan (Studi Kasus di PT “X” Bandung)

2 5 7

ANALISA PERENCANAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PERSEDIAAN (Studi kasus: CV. SEKAWAN, Klaten).

0 1 6

Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing Lot For Lot, Wagner Within dan Joint Replenishment Dalam Upaya Meminimasi Biaya Persediaan Di PT."X", Bandung.

1 1 164

Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku guna Meminimalisasi Biaya pada Perusahaan The Dexter.

0 0 21

OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KARET MENTAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING DI PT. RICRY

0 1 6

Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 1 34

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 1 23

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 1 9

Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 0 20