Bahan yang Digunakan 1. Bahan Baku Uraian Proses Produksi

2.7. Bahan yang Digunakan 2.7.1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk yang sudah distandarisasikan. PT. Guna Kemas Indah mengimpor bahan baku dari luar negeri yaitu Malaysia dan Thailand. Bahan baku kemasan produk yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah yaitu sebagai berikut: 1. Polypropylene merupakan biji plastik untuk bahan baku cup plastik 2. Titanlene untuk bahan baku pada pembuatan cup plastik dan injection molding 3. Bahan baku Afal yaitu lembaran sheet yang merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam pembuatan cup plastik 4. Katalis Cesa Nukleant yaitu bahan baku untuk pembuatan cup plastik yang berguna untuk membuat kecerahan pada cup plastik 5. Cosmoplene merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan cup plastik

2.7.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu produk menjadi bernilai namun bahan tersebut tidak ikut dalam proses produksi. Bahan penolong yang di gunakan di PT. Guna Kemas Indah adalah karduskarton, dengan ukuran: 615 x 385 x 555 cm, tipe box: A 1 B, substance: K150M125K150, selotip dan plastik pembungkus. Universitas Sumatera Utara

2.7.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam suatu proses produksi sehingga dapat meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik. Bahan tambahan yang digunakan di PT. Guna Kemas Indah adalah: 1. REMF 56 sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan 2. LD Tetlin untuk menggantikan REMF 56 jika tidak tersedia dimana fungsinya sama yaitu sebagai pengalot untuk mengurangi dan menghilangkan kepecahan 3. Cat yang digunakan yaitu cat UV LC 416 terdiri dari berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, ungu, dan lain-lain untuk memberi warna pada produk cup plastik printing.

2.8. Uraian Proses Produksi

Di dalam suatu industri perakitan bahan baku menjadi bahan jadi diperlukan adanya proses yang tepat dan sempurna. Proses merupakan suatu ilmu penerapan yang merubah suatu tahap ke tahap berikutnya dengan reaksi yang berbeda-beda. Rincian bagiandepartemen yang meliputi urutan proses adalah sebagai berikut: 1. Proses Vaccum Thermoforming Proses Vaccum Thermoforming memiliki langkah-langkah sebagai berikut: a. Proses Pengilingan Yaitu pada tahap ini lembaran plastik reject dan produk gelas plastik yang reject dibawa ke ruang giling untuk digiling agar menghasilkan biji plastik. Lembaran plastik yang reject digiling sendiri-sendiri dan tidak digabung dengan afal agar produk gelas plastik yang reject pada proses mixing mudah Universitas Sumatera Utara untuk membuat komposisi perbandingan. Dari mesin giling material yang turun ditarik ke atas blower kemudian material dimasukkan ke dalam karung kemudian ditimbang, untuk afal 1 sak = 20 kg dan propylene 1 sak= 20 Kg, serta Katalis Chesa Nucleant sebanyak 2,5 Kg. b. Proses Mixing Proses Mixing merupakan proses penyampuran bahan baku utama dengan bahan baku tambahan untuk membuat lembaran plastik. Material murni PP Polypropylene, afal, lembaran plastik, produk gelas plastik yang reject serta cesa nucleant diaduk hingga rata. Setelah itu semua bahan di-mixing atau dicampur di mesin Mixing. Pada proses penyampuran menggunakan timer tertentu agar proses penyampuram keempat material tersebut dapat merata. Selanjutnya hasil mixing campuran material ini disalurkan ke hooper tempat untuk menampung material yang ada di mesin Exturuder. 2. Proses Pembuatan Lembaran Plastik Lembaran Plastik adalah material yang berbentuk lembaran yang akan digunakan untuk memproduksi gelas plastik. Langkah proses pembuatan lembaran plastik adalah sebagai berikut: a. Pertama, keempat material yang sudah di mixing tersebut dimasukkan ke dalam Hopper dan dipanasi dengan temperatur 80 o C. b. Selanjutnya material turun ke Barel Heater tempat untuk memanasi material agar mencair untuk dipanasi. Ada enam Barel Heater dengan temperatur masing-masing ± 220 o C. Pada Barel Heater, material diaduk mengikuti putaran screw yang digerakkan motor extruder. Universitas Sumatera Utara c. Dari Barel Heater material masuk ke Screen Heater tempat filter saringan plastik untuk melakukan penyaringan dengan filter agar material yang kotor tidak ikut tercampur pada saat proses. Jumlah Screen Heater ada dua buah. Adapun temperatur dari Screen Heater adalah 220 o C. d. Dari Barel Heater masuk ke Screen Heater untuk melakukan pemanasan kemudian ke gear pump dan kembali ke Screen Heater dengan temperatur ± 225 o C. jumlah Screen Heater ada dua buah. e. Selain itu dilakukan pemanasan terakhir di Die Heater yang berjumlah tujuh buah. Adapun temperatur Die heater adalah ± 224 o C. f. Setelah itu, material tersebut dimasukkan ke dalam Roll Jumbo untuk mencetak material yang cair tersebut menjadi lembaran. Selanjutnya mengatur ketebalan lembaran plastik dengan Baut Stopper penyetel ketebalan. Biasanya ketebalan lembaran plastik 0,74 mm, 0,83 mm, 0,97 mm, 1,06 mm, 1,10 mm. Pada Rooll Jumbo ada sirkulasi air chiller untuk pendingin agar sheet yang dihasilkan tidak lengket, bening, dan mengkilap. Untuk temperatur Chiller Roll Jumbo ada tiga yaitu atas, tengah, dan bawah dengan temperatur 23 o C, 25 o C, dan 21 o C . g. Lembaran sheet tersebut digulung dengan menggunakan alat yang disebut Rewinder. Semakin cepat penariknya maka lembaran plastik tidak akan kendor. Untuk proses penggulungan menggunakan ± 20-30 bar agar lembaran plastik tidak bergeser. Pada saat proses penggulungan dilakukan inspeksi secara manual oleh operator. Jika ada lembaran plastik yang cacat maka langsung dipotong atau dibuang menjadi lembaran plastik reject. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, inspeksi harus teliti agar lembaran plastik yang dihasilkan bagus dan tidak ada reject. h. Setelah proses penggulungan selesai maka lembaran plastik dapat digunakan memproduksi gelas plastik. Namun lembaran plastik yang diproduksi saat ini belum tentu dipakai langsung untuk produksi gelas plastik. Untuk hasil 1 gulungan lembaran plastik ± 600-1000 Kg dan untuk pengambilan lembaran plastik untuk proses di mesin Vaccum Thermoforming harus sesuai urutan agar lembaran plastik yang telah lama terpakai lebih dahulu. 3. Proses Pembuatan Gelas Plastik Langkah-langkah proses di mesin Thermoforming adalah sebagai berikut: a. Lembaran sheet dari mesin Extruder diletakkan di tempat menampung material di mesin Thermoforming. b. Selanjutnya dilakukan set up mesin dimulai menggunakan pemanasan heater dengan temperatur yang berbeda-beda tergantung tebal lembaran plastik. Semakin tebal lembaran plastik, maka suhu semakin tinggi. c. Setelah set up selesai dilakukan, maka lembaran lembaran plastik dimasukkan kedalam mesin Thermoforming untuk dicetak menjadi gelas plastik. d. Produk gelas plastik yang dihasilkan kemudian di inspeksi. Inspeksi dilakukan dua kali yaitu oleh QC Quality Control dan selector. Jika produk gelas plastik banyak yang reject maka QC akan melihat penyebab Universitas Sumatera Utara cacat datang dari mana kemudian dilakukan perbaikan dengan memberitahu operator untuk setting mesin ulang. e. Proses penyortiran, yaitu produk yang telah disortir kemudian dibungkus kedalam plastik sebanyak 75 pcs tiap jalur sehingga berisi 40 lajur tiap satu kardus 3000 pcs. f. Setelah itu menimbang berat kardus maksimum 30 Kg. g. Kemudian melakukan proses packing setelah kardus berisi 40 lajur tiap satu karton 3000 pcs.

2.9. Struktur Organisasi

Dokumen yang terkait

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Model Persediaan Probabilistik dengan sistem Kuantitas Pemesanan tetap Pada PT. Central Proteina Prima Medan

18 161 161

Perancangan Kebutuhan Bahan Baku dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing Lot For Lot, Wagner Within, dan Joint Replenishment dalam Upaya Meminimisasi Biaya Persediaan (Studi Kasus di PT “X” Bandung)

2 5 7

ANALISA PERENCANAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PERSEDIAAN (Studi kasus: CV. SEKAWAN, Klaten).

0 1 6

Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing Lot For Lot, Wagner Within dan Joint Replenishment Dalam Upaya Meminimasi Biaya Persediaan Di PT."X", Bandung.

1 1 164

Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku guna Meminimalisasi Biaya pada Perusahaan The Dexter.

0 0 21

OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KARET MENTAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOT SIZING DI PT. RICRY

0 1 6

Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 1 34

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 1 23

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 1 9

Analisa Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan dengan Menggunakan Teknik Lot Sizing (Studi Kasus PT. Guna Kemas Indah Tanjung Morawa)

0 0 20