4.5 Skenario Ganti Untung
Sebagian besar warga kampung Hamdan merupakan masyarakat menengah ke bawah dengan pendapatan sekitar 1,2 juta-1,5juta rupiah per orang. Harga lahan di
kampung Hamdan yaitu sekitar 2,5juta-13juta rupiah per m
2
. Dengan pendapatan tersebut, warga tidak mampu untuk membeli satu unit di
rumah susun. Bentuk Rumah Susun yang anehunik dan berlebihan akan membuat biaya pembangunan dan biaya pemeliharaan bangunan menjadi tinggi sehingga warga tidak
mampu menanganinya. Skenario ganti untung ini dimaksudkan agar seluruh penduduk awal yang ada
pada Kampung Hamdan ini mendapatkan ganti untung secara adil sebagai ganti bahwa kawasan yang mereka tempati akan direvitalisasi. Ganti Untung ini dimaksudkan agar
penduduk awal Kampung Hamdan mampu hidup di kawasan baru yang dibentuk untuk menjadi habitat baru bagi para penduduk tersebut. Kawasan yang awalnya dipadati
penduduk dengan tempat tinggal yang horizontal akan di ubah menjadi tempat tinggal secara vertical yaitu dengan rumah susun Sembilan lantai.
Ganti untung ini juga di skenariokan berdasarkan data kepemilikan tanah penghuni awal yang tinggal di area Kampung Hamdan. Pada bagian luar kawasan yang
bersebelahan langsung dengan Jl. Ir. H. Juanda, perumahan pada area tersebut sudah memiliki izin bangun dan mempunyai surat bangunan serta surat kepemilikan tanah.
Sementara itu, pada area tengah sampai area sungai surat bangunan beberapa tidak ada dan tidak mempunyai surat kepemilikan tanah. Itu berarti penduduk yang bermukim pada
Kawasan Kampung Hamdan sebagian merupakan penduduk legal dan penduduk ilegal. Maka dari itu, sistem ganti untung berdasarkan isu ini dapat diuraikan di bawah ini :
Penduduk pada Kawasan Kampung Hamdan yang merupakan penduduk legal atau mempunyai surat bangunan dan surat kepemilikan tanah mendapatkan ganti
Universitas Sumatera Utara
untuk dengan tidak membayar uang untuk tinggal dalam rumah susun, dengan kata lain unit hunian yang mereka miliki berstatus milik sendiri.
Sementara itu, untuk penduduk ilegal yang bermukim pada kawasan diberi ganti untung dengan memiliki unit hunian berstatus sewa dan membayar uang sewa
setiap tahunnya. Berikut spesifikasi unit hunian maupun area komersial yang ada pada kawasan :
Tabel 4.1. Tabel Spesifikasi Ganti Untung
Keuntungan Spesifikasi
Jumlah
Rumah Susun Tipe 36
Tipe 45 Tipe 54
55 Unit 67 Unit
121 Unit
Jumlah Total 243 Unit
Komersial I Kuliner Counter
80 Counter
Komersial II Kios
20 Unit
Sumber : Penulis 2014 Berikut skenario ganti untung dengan pertimbangan poin diatas yang teleh dijelaskan
sebelumnya.
Tabel 4.2 Tabel Sistem Penggantian Untung dengan Surat Kepemilikan Tanah
Skenario Keuntungan
Skenario I
LT. 50m
2
Tipe 36 36 m
2
1 Counter 4 m
2
Uang Ganti Tanah 2 m
2
Rp. 7.000.000,-
Skenario II
LT. 75 m
2
Tipe 45 45 m
2
1 Kios 30 m
2
-
Skenario III
LT. 120 m
2
Tipe 54 54 m
2
1 Kios 30 m
2
1 Counter 4 m
2
-
Skenario IV
LT. 120 m
2
Tipe 54 54 m
2
1 Counter 30 m
2
Uang Ganti Tanah 62 m
2
Rp. 217.000.000,- Asumsi Harga Tanah Kawasan Medan Maimun : Rp. 3.500.000,- 1 m
2
Sumber : Penulis 2014 Tabel 4.2 Tabel Sistem Penggantian Untung tidak memiliki Surat Kepemilikan Tanah
Universitas Sumatera Utara
Skenario Keuntungan
Kewajiban Skenario I
LT. 50m
2
Tipe 36 36 m
2
1 Counter 4 m
2
Membayar uang Sewa
Skenario II
LT. 75 m
2
Tipe 45 45 m
2
1 Kios 30 m
2
-
Skenario III
LT. 120 m
2
Tipe 54 54 m
2
1 Kios 30 m
2
1 Counter 4 m
2
-
Skenario IV
LT. 120 m
2
Tipe 54 54 m
2
1 Counter 30 m
2
Membayar uang Sewa Asumsi Harga Tanah Kawasan Medan Maimun : Rp. 3.500.000,- 1 m
2
Sumber : Penulis 2014 Rumah susun mempunyai tiga tipe hunian, tipe 54 dengan jumlah 121 unit
hunian, tipe 45 dengan jumlah 67 unit hunian serta tipe 36 dengan jumlah 55 unit hunian sehingga total hunian pada rumah susun yaitu berjumlah 243 unit hunian. Sedangkan
untuk kios yang berada di area depan kawasan berjumlah 20 unit, lalu area kuliner memiliki 80 unit counte.
Harga tanah di Kawasan Medan Maimun diasumsikan sebesar Rp. 3.500.00.00,- 1m2. Pembagian ganti untungnya sebagai berikut :
a. Skenario I
Penduduk yang memiliki luas tanah 50 m2 mendapatkan ganti untung yaitu : satu rumah tipe 36, satu counter untuk area kuliner dan uang ganti tanah 2m
2
sebesar Rp. 7.000.000.00,-
b. Skenario II
Penduduk dengan luas tanah awal sebesar 75m
2
mendapatkan ganti untung yaitu : satu rumah dengan tipe 45 dan satu kios.
c. Skenario III
Penduduk dengan luas tanah awal sebesar 120m
2
mendapatkan ganti untung yaitu : satu rumah dengan tipe 54, satu kios, dan satu counter.
d. Skenario IV
Universitas Sumatera Utara
Penduduk dengan luas tanah awal sebesar 120m
2
mendapatkan ganti untung yaitu : satu rumah dengan tipe 54, satu counter untuk berdagang kuliner dan uang ganti
tanah 62m
2
sebesar Rp. 207.000.000.00,-.
Universitas Sumatera Utara
58
BAB 5 KONSEP STRUKTUR PADA RUMAH SUSUN
5.1 Metoda dan Strategi Konstruksi
Konstruksi yang banyak digunakan oleh warga ialah dinding batu bata dan dinding papan atau seng bekas. Ini terjadi karena kebanyakan warga Kampung Hamdan
adalah warga yang berpenghasilan menengah dan cenderung rendah. Karena sebagian besar penghasilan warga kampung Hamdan adalah menengah ke
bawah sehingga, ketika akan menambah bagian ruang rumah, mereka sudah tidak mempunya lahan lagi dikarenakan padatnya perumahan disana. Jadi ketika mereka
menambah ruang menurut kebutuhan, mereka sudah tidak mengikuti aturan atau metoda konstruksi yang baik dan benar lagi.
Maka pemakaian sistem modular dalam hal pembentukan komponen serta menyebar informasi tentang sistem koordinasi modular untul mengurangi pemotongan
serta mudah pengelolaan sampahnya, penggunaan produk bahan bangunan lokal yang tidak merusak lingkungan disampimg juga mendorong timbulnya usaha-usaha
pengembangan bahan komponenbangunan setempat, penggunaan teknologi impor juga harus sesuai engan prioritas sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan atau teknologi
import dapat digabubungkan dengan inovasi lokal sehingga melahirkan teknologi baru sesuai dengan kondisi stempat, dan bahan bangunan yang digunakaan adalah bahan lokal
yang banyak di dapat dari alam atau bahan organik seperti bambu dan kayu, bahan tersebut kategori bahan yang dapat diperbaharui renewable, dapat di daur ulang
recycle, dan pemilihan bahan sesuai dengan sadar lingkungan terutama di dalam pemilihan bahan yang renewable maupun non renewable serta potensi lokal dari alam
atau bahan organik dan mudah pengelolaan sampahnya recycle.
Universitas Sumatera Utara