8
paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial dan
trakea, dikeluarkan melalui hidung dan mulut.
26
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna
26
: a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan darah luar. b. Arus darah melalui paru-paru.
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
d. Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler.
2.3 Patofisiologi Asma Bronkial
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkioulus terhadap benda-benda asing di udara. Pada Asma, antibody Ig E umumnya melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru, yang
berhubungan erat dengan brokiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat yang merupakan leukotrient, faktor kemotaktik eosinofilik, dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema
Universitas Sumatera Utara
9
lokal pada dinding bronkioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkioulus dan spasme otot polos bronkiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat.
27
Pada Asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa
menekan bagian luar bronkiolus. Bronkiolus yang sudah tersumbat sebagian selanjutnya akan mengalami obstruksi berat akibat dari tekanan eksternal. Penderita
Asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sulit melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan
volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan Asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Keadaan ini bisa menyebabkan
terjadinya barrel chest.
27
Gambar 2.1 Penyempitan Bronkiolus Pada Penderita Asma Sumber : Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Kementrian Kesehatan RI,
2007
6
Universitas Sumatera Utara
10
Penyempitan saluran napas yang terjadi pada Asma merupakan suatu hal yang kompleks. Hal ini terjadi karena lepasnya mediator dari sel mast yang banyak
ditemukan di permukaan mukosa bronkus, lumen jalan napas, dan di bawah membran basal. Berbagai faktor pencetus dapat mengaktivasi sal mast. Selain sel mast, sel lain
yang juga dapat melepaskan mediator adalah sel makrofag alveolar, eosinofil, sel epitel jalan napas, netrofil, platelet, limfosit, dan monosit.
6
Inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar, nervus vagus dan mungkin juga epitel saluran napas. Peregangan vagal menyebabkan
refleks bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan makrofag akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel dan memudahkan alergen
masuk ke dalam submukosa, sehingga memperbesar reaksi yang terjadi.
6
Ada 2 faktor yang berperan penting untuk terjadinya Asma, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Beberapa proses terjadi Asma
6
: 1. Sensitisasi, yaitu seseorang dengan risiko genetik dan lingkungan apabila terpajan
dengan pemicu inducersensitisizer maka akan timbul sensitisasi pada dirinya. 2. Seseorang yang telah mengalami sensitisasi belum tentu menjadi Asma. Apabila
seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan dengan pemacu enhancer maka terjadi proses inflamasi pada saluran napasnya. Proses inflamasi yang
berlangsung lama atau proses inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus.
3. Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan oleh pencetus trigger maka akan terjadi serangan Asma mengi.
Universitas Sumatera Utara
11
Secara skematis mekanisme terjadinya asma digambarkan sebagai berikut
6
:
2.4 Diagnosa Asma Bronkial