58
kabupaten  Siak,  kabupaten  Pelalawan,  kota  Bangkinang,  kabupaten  Kampar,  kota Medan, dan kota Padang.
5.1.2 Faktor Pencetus
Proporsi penderita Asma Bronkial  yang rawat inap di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru  tahun  2011-2013  berdasarkan  faktor  pencetus  dapat  dilihat  pada  gambar
5.7 di bawah ini.
Gambar 5.7 Diagram  Pie  Distribusi  Proporsi  Penderita  Asma  Bronkial
Berdasarkan  Faktor  Pencetus  yang  Rawat  Inap  di  RSUD  Arifin Achmad Tahun 2011-2013
Berdasarkan gambar 5.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita Asma Bronkial  berdasarkan  faktor  pencetus  tertinggi  adalah  non-allergen  yaitu  sebesar
86,9,  sedangkan  allergen  hanya  13,1.  Data Asthma  and  Allergy  Foundation  of America mencatat 60 kasus Asma di Amerika merupakan Asma Alergik. Sementara
Universitas Sumatera Utara
59
itu, WHO memperkirakan setidaknya 70 penderita Asma di dunia memiliki riwayat alergi.
50
Sekitar  90  pasien  Asma  usia anak  mempunyai  alergi  pada  saluran  napas, terutama terhadap alergen dalam rumah indoor allergen seperti tungau debu rumah,
alternaria, kecoak, dan bulu kucing.
48
Pada pasien Asma akibat kerja, umumnya faktor pencetusnya adalah allergen. Menghindari  paparan  terhadap  allergen  penyebab  akan  memberikan  kesembuhan
pada  50  kasus.  Meski  demikian,  banyak  penelitian  mendapatkan  bahwa  gejala Asma  serta  obstruksi  bronkus  dan    hiperreaktifitas  menetap  walaupun  sudah  tidak
terpapar  oleh  allergen  tersebut. Bila  terdapat  resiko  terpajan  lagi  pada  allergen dengan konsentrasi tinggi, penderita akan dianjurkan untuk pindah tempat kerja.
45
Sebagian  besar  allergen  yang  mencetuskan  Asma  bersifat airborne dan  agar dapat menginduksi keadaan sensitivitas, allergen tersebut harus tersedia dalam jumlah
banyak  untuk  periode  waktu  tertentu.  Akan  tetapi,  apabila  sensitasi  telah  terjadi, penderita  akan  memperlihatkan  respons  yang  sangat  baik,  sehingga  sejumlah  kecil
allergen  yang  mengganggu  sudah  dapat  menghasilkan  eksaserbasi  penyakit  yang jelas.
23
5.1.3 Riwayat Keluarga
Proporsi penderita Asma Bronkial  yang rawat inap di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2011-2013 berdasarkan riwayat keluarga dapat dilihat pada gambar
5.8 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
60
Gambar 5.8 Diagram  Pie  Distribusi  Proporsi  Penderita  Asma  Bronkial
Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Rawat Inap di RSUD Arifin Achmad Tahun 2011-2013
Berdasarkan gambar 5.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita Asma Bronkial  berdasarkan  riwayat  keluarga,  yang  tertinggi  adalah  ada  riwayat  keluarga
yaitu  sebesar  56,1    dan  sisanya  43,9  tidak  memiliki  riwayat  keluarga.  Faktor genetik berperan pada penyakit Asma anak terutama bila ibu juga menderita Asma.
35
Sebagian  besar  pasien  Asma  berasal  dari  keluarga  atopi.  Kandungan  IgE  spesifik pada seorang bayi dapat menjadi prediktor untuk terjadinya Asma kelak di kemudian
hari. Riwayat atopi dalam keluarga, riwayat penyakit atopi sebelumnya pada pasien,
petanda atopi fisis pada anak, petanda laboratorium untuk alergi, dan bila diperlukan uji eliminasi dan provokasi, dapat menunjang diagnosis Asma pada anak.
48
Universitas Sumatera Utara
61
Pada  ibu  seorang  penderita  Asma,  ditemukan  kadar  sitokin  Th-2  yang meningkat pada plasenta. Sitokin Th-2 berperan dalam proses alergi dan Asma. Kadar
sitokin  Th-2  yang  tinggi  akan  menekan  kadar  sitokin  Th-1,  sehingga  terjadi ketimpangan  sitokin.  Hal  ini  dapat  menjelaskan  mengapa  ibu  yang  menderita  alergi
dan  Asma  lebih  berisiko  untuk  mewariskan  penyakit  tersebut  kepada    janin, dibandingkan  bila  ayah  yang  menderita  alergi  dan  Asma.
35
Gen  yang  pertama  kali diidentifikasi berpengaruh terhadap Asma adalah adisintegrin and metalloprotease 33
ADAM33  yang  berperan  dalam  hiperesponsivitas  bronkus  dan  proses remodeling jalan  napas.  Polimorfisme  pada  gen  ADAM33  juga  dihubungkan  dengan  proses
terjadinya penurunan fungsi paru yang cepat pada penderita Asma.
36
5.1.4 Lama Rawatan Rata-Rata