25
2.7.2 Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah penderita yang sudah tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi Asma. Mengurangi pajanan penderita
yang telah tersensitasi dengan beberapa faktor seperti menghentikan merokok, menghindari asap rokok, lingkungan kerja yang berisiko, makanan, zat aditif, dan
obat-obatan dapat mencegah terjadinya Asma.
14
Pengamatan pada Asma kerja menunjukkan bahwa menghentikan pajanan alergen sedini mungkin pada penderita
yang sudah terlanjur tersensitisasi dan sudah memiliki gejala Asma, menghasilkan penguranganresolusi yang lebih menyeluruh dari gejala daripada jika pajanan
dibiarkan terus berlangsung.
7
Tetapi biasanya penderita bereaksi terhadap banyak faktor lingkungan sehingga usaha menghindari alergen sulit untuk dilakukan. Hal-hal
lain yang harus pula dihindari adalah polutan indoor dan outdoor, obesitas, emosi- stres dan berbagai faktor lainnya.
14
Diagnosis dini Asma tidak selalu mudah untuk ditegakkan. Beberapa kriteria diagnosis untuk Asma selalu mempunyai berbagai kelemahan, tetapi umumnya
disepakati bahwa hiperreaktivitas bronkus tetap merupakan bukti objektif yang diperlukan untuk diagnosis Asma, termasuk untuk asma pada anak. Gejala klinis
utama Asma anak pada umumnya adalah mengi berulang dan sesak napas, tetapi pada anak tidak jarang batuk kronik dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang
ditemukan. Biasanya batuk kronik itu berhubungan dengan infeksi saluran napas atas. Selain itu harus dipikirkan pula kemungkinan Asma pada anak bila terdapat
penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk malam hari.
48
Universitas Sumatera Utara
26
Beta antagonis β-adregenic agents merupakan pengobatan awal yang digunakan dalam penatalaksanaan penyakit Asma, dikarenakan obat ini bekerja
dengan cara mendilatasikan otot polos vasodilator. Adregenic agent juga meningkatkan pergerakan siliari, menurunkan mediator kimia anafilaksis, dan dapat
meningkatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid. Adregenik yang sering digunakan antara lain epinefrin, albuterol, metaproterenol, isoproterenol, isoetarin,
dan terbutalin. Biasanya obat ini diberikan secara parenteral atau inhalasi. Jalan inhalasi merupakan salah satu pilihan dikarenakan dapat memengaruhi secara
langsung dan mempunyai efek samping yang lebih kecil.
23
2.7.3 Pencegahan Tersier