4
pasien rawat inap 3,8‰ pada tahun 2012, dan 54 pasien dari 33.199 pasien rawat inap 1,6‰ pada tahun 2013.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Karakteristik Penderita Asma Bronkial yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2011-2013.
1.2 Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita Asma Bronkial yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2011-2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita Asma Bronkial yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2011-2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan data sosiodemografi yaitu : Umur, Jenis Kelamin, Agama, Pekerjaan, Pendidikan,
Status Perkawinan, Daerah Asal. b. Mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan faktor
pencetus. c. Mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan riwayat
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
5
d. Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita Asma Bronkial.
e. Mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan sumber biaya.
f. Mengetahui distribusi proporsi penderita Asma Bronkial berdasarkan keadaan
sewaktu pulang. g. Mengetahui distribusi proporsi sumber biaya berdasarkan keadaan sewaktu
pulang. h. Mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.
i. Mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
j. Mengetahui distribusi proporsi daerah asal berdasarkan keadaan sewaktu
pulang. k. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan faktor pencetus.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan informasi bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru tentang karakteristik penderita Asma Bronkial Rawat Inap
tahun 2011-2013 dan masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita Asma Bronkial.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang penyakit Asma Bronkial.
c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Asma Bronkial
Kata Asma Asthma merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “terengah-engah” atau “sulit bernapas”. Lebih dari 2000 tahun lalu,
Hippocrates menggunakan kata Asma untuk menggambarkan sesak napas yang episodikberulang. Penyakit Asma menyebabkan pembengkakan dan penyempitan
saluran pernapasan yang membuat pasien susah bernapas.
22
Dalam Keputusan
Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
nomor 1023MENKESSKXI2008 tentang pedoman pengendalian penyakit Asma, Asma
didefenisikan sebagai suatu kelainan berupa inflamasi peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat
reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bersifat fluktuatif hilang timbul artinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi dapat
eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
4
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri bronkopasme periodik kontraksi spasme pada saluran napas terutama pada
percabangan trakeobronkial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus seperti faktor biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi.
23
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran nafas yang sangat peka terhadap
berbagai rangsangan, baik dari dalam maupun luar tubuh. Akibat dari kepekaan yang
Universitas Sumatera Utara
7
berlebihan ini terjadilah penyempitan saluran nafas secara menyeluruh. Asma merupakan penyakit obstruksi kronik saluran napas yang bersifat reversibel baik
secara spontan maupun dengan pengobatan. Berbagai penyebab dapat mengubah suatu keadaan Asma kronik menjadi akut bahkan memburuk.
24
2.2 Anatomi dan Fisiologi Paru