Keteraturan Makan Kebiasaan Makan Alasan Makan Jenis Makanan yang Dimakan

melakukanberbagai cara. Misalnya memuntahkan makanan yang telah ditelannya dengan memasukkan jari tangan, sedotan, sikat gigi, dan sebagainya. Cara lain adalah berpuasa selama 24 jam tanpa makan dan minum, mengonsumsi pil pelangsing, dan obat pencahar Andriani, 2012.

2.3.2 Aspek-Aspek Pola Makan

Menurut Levidalam purwaningrum,2008, tindakan manusia terhadap maknanan dipengaruhi oleh aspek-aspek yaitu pengetahuan, perasaan, dan persepsi terhadap makanan tersebut. Aspek-aspek pola makan adalah sebagai berikut:

2.3.2.1 Keteraturan Makan

Keteraturan makan yaitu dimana seperti saat memperlihatkan waktu makan pagi, siang, dan malam. Keteraturan makan ini dilihat dari waktu yang digunakan untuk makan dan apakah di setiap waktu-waktu itu di penuhi dengan melakukan kegiatan makan.

2.3.2.2 Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan dalam hal ini dapat dilihat dalam beberapa hal, diantaranya cara makan, tempat makan, dan beberapa aktivitas yang dilakukan saat makan. Dilihat dari cara makan, seperti duduk, berdiri, ataupun berbaring ketika makan, dan aktivitas apa saja yang dilakukan saat makan yang dapat menghabiskan makanannya.

2.3.2.3 Alasan Makan

Makan yang dilakukan karena kebutuhan fisiologis rasa lapar, kebutuhan psikologis mood, perasaan, atau perasaan hati, kebutuhan sosial gengsi atau konformitas antara teman sebaya. Bermacam-macam alasan inilah yang membuat seseorang memenuhi kebutuhan makannya tercapai. Universitas Sumatera Utara

2.3.2.4 Jenis Makanan yang Dimakan

Makan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Seseorang akan senang dan meningkat selera makannya apabila disajikan dengan jenis makanan yang disukainya. Hal ini akan berbanding terbalik di saat disajikan dengan makanan yang tidak disukai. Jenis makanan itu akan dihindari bahkan tidak akan di sentuh sama sekali.

2.4 Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diet Beck, 2001. Berdasarkan penelitian Khudhin 2012, pada perilaku makan terhadap status gizi yaitu terdapat 4,8 remaja underweight mengalami gangguan makan, pada remaja yang berstatus gizi normal tidak ditemukan adanya gangguan perilaku makan, responden dengan status gizi overweightmemiliki gangguan perilaku makan sebanyak 40, Sedangkan pada responden yang obesitas sebanyak 30 mengalami gangguan perilaku makan. Konsumsi makan yang kurang memenuhi syarat merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi. Keadaan pertumbuhan sangat erat kaitannya dengan masalah konsumsi energi dan protein, maka ukuran tubuh sederhana sebagai refleksi keadaan misalnya berat badan dan tinggi badan dapat Universitas Sumatera Utara digunakan untuk menilai gangguan pertumbuhan dan keadaan kurang gizi yang diakibatkan oleh kekurangan energi dan protein Almatsier, 2002. Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena remaja masih mengalami masa pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Remaja memiliki, kebutuhan gizi yang unik apabila ditinjau dari sudut pandang sosial. Secara biologis kebutuhan gizi mereka selaras dengan aktivitas mereka. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan mineral per unit dari setiap energi yang mereka konsumsi dibanding dengan anak yang belum mengalami pubertas Andriani, 2012. Pada masa remaja kebutuhan gizi perlu mendapat perhatian karena: a. Kebutuhan akan gizi yang meningkat karena adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan. b. Berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan asupan zat gizi. c. Kebutuhan khusus gizi perlu diperhatikan pada kelompok remaja yang memiliki aktivitas olahraga, gangguan perilaku makan, konsumsi alkohol, obat-obatan maupun hal-hal yang biasa terjadi pada remaja. Pada saat remaja putri mulai mendapat menstruasi, kebutuhan akan zat besi meningkat secara drastis. Peningkatan kebutuhan zat besi tersebut lebih besar dibandingkan remaja putra. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja banyak mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam konsumsi makan sehari-harinya. Remaja putri umumnya kekurangan zat besi, kalsium dan vitamin A. Disamping itu juga Universitas Sumatera Utara kekurangan vitamin B6, seng, asam folat, iodium, vitamin D, dan magnesium dalam diet sehari-harinya Sumanto, 2009. Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi Usia Remaja Zat Gizi Laki – laki Perempuan 10 – 12 13 – 15 16 - 18 10 – 12 13 – 15 16 – 18 Energi kkal Protein g Vitamin A RE Vitamin D μg Vitamin E mg Vitamin K μg Tiamin mg Riboflavin mg Niasin mg Asam folat μg Piridoksinmg Vitamin B ₁₂ μg Vitamin C mg Kalsium mg Fosfor mg Magnesium mg Besi mg Yodium μg Seng mg Selenium μg Mangan mg Fluor mg 2050 50 600 5 11 35 1,0 1,0 12 300 1,3 1,8 50 1000 1000 170 13 120 14,0 20 1,9 1,7 2400 60 600 5 15 55 1,2 1,2 14 400 1,3 2,4 75 1000 1000 220 19 150 17,4 30 2,2 2,3 2600 65 600 5 15 55 1,3 1,3 16 400 1,3 2,4 90 1000 1000 270 15 150 17,0 30 2,3 2,7 2050 50 600 5 11 35 1,0 1,0 12 300 1,2 1,8 50 1000 1000 180 20 120 12,6 20 1,6 1,8 2350 57 600 5 15 55 1,1 1,0 13 400 1,2 2,4 65 1000 1000 230 26 150 15,4 30 1,6 2,4 2200 55 600 5 15 55 1,1 1,0 14 400 1,2 2,4 75 1000 1000 240 26 150 14,0 30 1,6 2,5 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004 Untuk menilai status gizi dapat digunakan Indeks Massa Tubuh IMT dengan rumus sebagai berikut : Berat Badan kg IMT = Tinggi Badan ² meter Universitas Sumatera Utara Sesuai anjuran WHO status gizi baik mempunyai IMT 18,5-25. Nilai antara 25-30 termasuk status gizi lebih atau kelebihan berat badan dan nilai 30-40 disebut kegemukan atau obesitas Tirtawinata, 2012. Tabel 2.3. Status gizi, berat badan dan indeks masa tubuh Status Gizi Berat Badan Indeks Massa Tubuh Gizi lebih Gizi baik Gizi kurang Kegemukan Obesitas Gemuk Kelebihan BB BB Ideal – BB Normal Kurus Kurus sekali 30 - 40 25 – 29,9 ≥ 18,5 - 25 17 -18,4 16-16,9 Sumber : James WPT et al, modern nutrition in health and disease, 1994 2.4.1 Metode Penilaian Konsumsi Pangan Menurut Supriasa dalam Vivi, 2001, Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi seseorang. Untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah pangan dan kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, dari informasi tersebut dapat dihitung konsumsi gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan DKBM. DKBM adalah memuat susunan kandungan zat -zat gizi berbagai jenis bahan makanan atau makanan. Untuk mendapatkan informasi terhadap kejadian yang telah lalu yang harus diketahui dari subjek penelitian, metode konsumsi makanan yang dipakai adalah metode ingatan 24 jam 24 hours food recall dan metode frekuensi konsumsi pangan food frequency. Universitas Sumatera Utara

2.4.1.1 Metode Ingatan 24 Jam 24 hours recall method

Metode ingatan 24 jam digunakan untuk mengetahui kuantitas makanan yang dikonsumsi selama satu hari dengan menggunakan formulir food recall 24 jam. Pada metode ini responden diminta menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu, dimulai dari sejak bangun tidur pagi sampai tidur malam harinya. Metode ingatan 24 jam, jika dilakukan satu hari tidak dapat menggambarkan informasi rata-rata konsumsi. Sebaiknya dilakukan minimal 2x24 jam dengan selang waktu 2 hari selama per sepuluh hari. Minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu.

2.4.1.2 Metode Frekuensi Konsumsi Pangan food drequency method

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun Supariasa, 2001.

2.5 Kerangka Teori

Studi yang dilakukan oleh Adiningsih 2003 dan Apriadji 1986 menyebutkan bahwa status gizi remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu psikologi harga diri, citra diri, konflik psikis, konsep kesehatan, persepsi, biologis umur, jenis kelamin, status pertumbuhan, status kesehatan, keturunan, individu pengetahuan gizi, sikap makan, praktek makan, sosial ekonomi tren makanan modern, nilai makanan, makanan yang tersedia, tren mode, uang saku, pendidikan, kebiasaan makan, perilaku makan frekuensi makan, diet, meninggalkan, Universitas Sumatera Utara makanan,perilaku makan juga dapat dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya. Aktivitas tubuh menonton TV, rekreasi, tidur, olahraga, kegiatan sekolah, dan kelainan metabolik akan membuat penggunaan zat gizi tidak efisien yang akan mempengaruhi status gizi. Universitas Sumatera Utara 2.6.Kerangka Konsep Dari tinjauan pustaka tersebut maka kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : : Variabel independen : Variabel dependen Gambar 2.1. Kerangka konsep Variable dependen pada penelitian ini adalah status gizi dan variable independen yang diteliti terbagi tuga yaitu pengetahuan tentang diet pada remaja putrid, pola makan dalam penelitian ini adalah jenis, jumlah, dan frekuensi, dan metode diet yang terdiri dari diet sehat dan tidak sehat. Pengetahuan tentang diet pada remaja putri Pola makan: - Jenis - Jumlah - frekuensi Status Gizi Metode diet: - Sehat - Tidak sehat Universitas Sumatera Utara 33 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenisdan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik deskriftip dengan rancangan cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dan status gizi remaja putri yang melakukan diet untuk menurunkan berat badan dalam waktu yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1.Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 7 Medan. Lokasi penelitian ini dipilih karena berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah, SMAN 7 Medan mewakili dari hal yang terkait dalam penelitian ini yaitu beberapa siswi melakukan diet dengan pola makan yang salah dan mereka merasa lemas dengan diet menurunkan berat badan yang mereka lakukan.

3.2.2 WaktuPenelitian