menjalankan pola makan yang baik selama diet yaitu makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh tidak sesuai dengan aktifitas seharian.
4.6.2 Kecukupan Protein
Berdasarkan hasil pengelolahan data food recall 2 x 24 jam, maka didapatkan konsumsi protein makanan harian remaja putri yang melakukan diet menurunkan
berat badan di SMA Negeri 7 Medan, dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Remaja Putridi SMA
Negeri 7 Medan Tahun 2014
No Tingkat Kecukupan Gizi
Jumlah N
1 Baik
12 21,4
2 Sedang
17 30,3
3 Defisit
27 48,3
Jumlah 56
100
Berdasarkan Tabel 4.13 tingkat kecukupan protein pada siswi SMA Negeri 7 Medan paling banyak pada kategori defisit hal ini dikarenakan siswi masih banyak
yang jarang mengkonsumsi daging ayam, daging sapi, tahu, tempe, dan susu.
4.7 Tabulasi Silang Antara Cara Berdiet Menurunkan Berat Badan dan
Status Gizi
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat dilihat bahwa lebih banyak siswi yang melakukan diet tidak sehat memiliki status gizi tidak lebih 71,4 dibandingkan
responden yang melakukan diet sehat 19,7.
Tabel 4.14 Tabulasi Silang Antara Cara Berdiet Menurunkan Berat Badan
dan Status Gizi Cara Berdiet
Status Gizi Total
Gizi lebih Tidak Gizi Lebih
Diet Sehat
N 0,0
N
11 19,7
N
11 Diet tidak Sehat
5 8,9
40 71,4
45
Jumlah 5
8,9 51
91,1 56
100
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
- Gizi lebih Obesitas dan gemuk - Gizi tidak lebih Normal dan kurus
4.8 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Tentang Diet dan Status Gizi
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat dilihat bahwa lebih banyak remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang diet kategori kurang dengan status gizi tidak lebih
64,3 dibandingkan remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang diet kategori baik 26,7.
Tabel 4.15 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Tentang Diet dan Status Gizi
Pengetahuan Tentang Diet
Status Gizi Total
Gizi lebih Tidak Gizi Lebih
Baik
N 0,0
N
15 26,7
N
15 26,7
Kurang 5
9,0 36
64,3 41
73,3
Jumlah 5
9,0 51
91,0 56
100 Keterangan :
- Gizi lebih Obesitas dan gemuk - Gizi tidak lebih Normal dan kurus
Universitas Sumatera Utara
48
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Diet Menurunkan Berat Badan
Perilaku diet ketat sudah dianggap wajar oleh remaja putri untuk dilakukan, hal ini dapat dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian yang umumnya menunjukkan
prevalensi perilaku diet yang tinggi pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan Neumark Sztainer 2000 di Amerika Serikat dalam Brown 2005, menunjukkan
bahwa sebesar 44 remaja putri dengan umur 12-17 tahun melakukan diet untuk menurunkan berat badannya. Pada penelitian Sedangkan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa sebesar 18 dari 310 remaja putri di SMA Negeri 7 Medan melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
French 1995 bahwa perkiraan prevalensi perilaku diet untuk menurunkan berat badan sekitar 14 sampai dengan 77 dan kejadian yang paling banyak terjadi pada
remaja putri. Dari hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa remaja putri banyak
melakukan diet yang tidak sehat, di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa remaja putrid dengan status gizi normal lebih banyak yang berdiet, bahkan terdapat 4
responden berstatus gizi kurus melakukan diet. Hal tersebut dikarenakan remaja putri yang sedang menginjak masa remaja menengah 15-17tahun mulai memperhatikan
perubahan fisik yang terjadi Brown, 2005.
5.2 Pengetahuan Tentang Diet