Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
82
TABEL 3.3 Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Tari SMP YAS
NO NAMA SISWA
KELAS KETERANGAN
1 Dini
7 2
Anggi 7
3 Desta
7 4
Febri 7
5 Nusa
7 6
Karina 7
7 Widi
7 8
Arya 7
9 Ferina
7 10
Ela 7
11 Adelia
7 12
Nur Maemunah 8
13 Marisa
8 14
Nila 8
15 Dian Arya
8
B. Desain Penelitian
Penelitian ini
didesain dengan
menggunakan penelitian
dan pengembangan Research and Development yang dikembangkan Borg dan Gall
1989 dengan teknik analisis data secara kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif. Pendekatan dalam penelitian pengembangan Borg Gall ini meliputi
sepuluh langkah yaitu: 1 studi pendahuluan;
2 perencanaan; 3 mengembangkan produk awal;
4 uji coba awal; 5 revisi untuk menyusun produk utama;
6 uji lapangan utama; 7 revisi untuk menyusun produk operasional;
8 uji coba untuk produk operasional; 9 revisi produk final;
10 diseminasi dan implementasi produk hasil pengembangan .
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
83
Agar prosedur penelitian lebih efektif dan efisien dari kesepuluh langkah tersebut dalam penelitian ini pelaksanaannya dimodifikasi dan dikelompokkan ke
dalam lima tahapan berikut. 1 Pendahuluan, merupakan kegiatan research and information collecting, di
dalamnya meliputi dua kegiatan utama, yaitu studi literatur kajian pustaka dari hasil penelitian terdahulu dan studi lapangan. Studi literatur dilakukan
untuk pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan. Studi literatur ini dimaksudkan untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi
lain yang bersangkutan dengan kebutuhan pengembangan produk yang direncanakan yaitu model pembelajaran nilai-nilai sosial untuk menumbuhkan
kesantunan peserta didik melalui media tari. Studi literatur juga diperlukan
untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
2 Perencanaan, dalam kegiatan perencanaan ini diperoleh draft desain model mengenai pembelajaran kesantunan yang akan dikembangkan, dalam hal ini
pemahaman dan kecenderungan perilaku yang siap diujicobakan. Rancangan model ini meliputi tujuan, materi pembelajaran, metode dan teknik
pembelajaran, teknik evaluasi serta pola interaksi antara gurupelatih dengan peserta ekstrakurikuler tari sebagai peserta didik.
3 Uji coba, pada tahap ini terdiri atas dua kegiatan yakni uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Kegiatan uji coba ini dilakukan secara siklus desain,
implementasi, evaluasi dan penyempurnaan sampai ditemukan model yang siap divalidasi. Pada uji coba terbatas ini diharapkan diperoleh deskripsi latar
setting penerapan atau kelayakan suatu produk yaitu kecenderungan perilaku anak, serta didapatnya umpan balik dari produk yang sudah didesain sehingga
desain produk menjadi lebih baik dari sebelumnya. 4 Tahap validasi, terdiri dari tahap operational field testing dan final product
revision yang bertujuan untuk menguji model melalui eksperimentasi model kepada sejumlah responden. Hasil eksperimentasi ini menjadi bahan
pertimbangan dalam membuat rekomendasi tentang efektivitas pembelajaran nilai-nilai sosial pada ekstrakurikuler tari latihan seni tari dalam membangun
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
84
kesantunan sosial. ditinjau dari kecenderungan perilaku, persepsiperseptual, dan emosional. Langkah ini merupakan uji produk secara lebih luas, biasanya
disebut uji coba utama, dengan tujuan untuk melihat apakah model pendidikan yang hendak dikembangkan ini benar-benar telah menunjukkan suatu
performansi sebagaimana yang diharapkan.
5
Tahap pelaporan,
dimaksudkan sebagai
tahap dissemination
and implementation
meliputi kegiatan
pelaporan dan
distribusi model
pembelajaran kesantunan sosial anak yakni peningkatan persepsi dan kecenderungan perilaku anak
.
Kelima tahap ini dapat digambarkan pada bagan alur pengembangan model berikut:
Tahap Studi Pendahuluan Tahap Pengembangan Tahap Implementasi
Gbr.3.1 Desain Penelitian Pembelajaran Kesantunan Sosial
Perumusan draft model
pembelajaran nilai- nilai sosial melalui
ekstrakurikuler tari
Verifikasi dan Validasi model
melalui operational field
tes dan revisi model bila
diperlukan Uji coba model
dan revisi secara terbatas dan luas
1. Tahap Implementasi,
2. Evaluasi,
3. Rekomendasi dan
4. diseminasi model
Literatur
Studi Pendahuluan
Fakta
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
85
Merujuk pada tahapan di atas, maka dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah operasional sebagai berikut.
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan kegiatan awal yang dilakukan untuk pengembangan. Pada tahap ini meliputi studi literatur dan survey lapangan. Studi
literatur, dilakukan guna memperoleh landasan teoretis bagi pengembangan model dengan mengkaji dan menetapkan konsep serta teori-teori pokok sebagai landasan
pengembangan pendidikan nonformal yang akan dijadikan dasar dalam pengembangan
model pembelajaran
nilai-nilai sosial
pada kegiatan
ekstrakurikuler tari latihan seni tari, menyangkut persepsi dan kecenderungan perilaku meliputi metode dan teknik pembelajaran, evaluasi serta inovasi
pembelajaran. Survey lapangan dilakukan guna mengumpulkan data mengenai
pelaksanaan pembelajaran nilai-nilai sosial pada kegiatan ekstrakurikuler tari latihan seni tari, meliputi perencanaan, pelaksanaan evaluasi serta sarana
prasarana. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Untuk mengatasi kesenjangan yang ada peneliti menganalisis kebutuhan
model pembelajaran dengan menelusuri langsung ke lokasi kegiatan sehingga didapat data mengenai kondisi empirik kegiatan pembelajaran nilai-nilai sosial
dalam menumbuhkan kesantunan sosial lewat pemaknaan gerak tari. Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk menemukan kebutuhan belajar dalam
meningkatkan keterampilan menari dan menumbuhkan kesantunan sosial peserta didik. Analisa kebutuhan ini dirangkum berdasarkan hasil wawancara dengan
gurupelatih tari dilakukan sebelum masuk pada penentuan model pembelajaran meliputi:
a kegiatan ekstrakurikuler latihan tari yang sedang berlangsung, b potensi peserta didik,
c sarana dan prasarana pendukung.
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
86
2. Penyusunan model konseptual
Penyusunan model konseptual dilakukan berdasarkan hasil studi pendahuluan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan model awal
pembelajaran kesantunan sosial remaja. Kegiatan ini meliputi: a Analisis terhadap kerangka teoretis berdasarkan temuan model di lapangan.
b Menetapkan fokus kajian pengembangan model, yang meliputi proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, metode dan evaluasi pembelajaran
dalam model pembelajaran nilai-nilai sosial untuk menumbuhkan kesantunan sosial remaja lewat pemaknaan gerak tari.
c Menyusun kerangka acuan model konseptual pembelajaran kesantunan sosial remaja ditinjau dari kecenderungan perilaku, persepsiperseptual, dan
emosional. d Menetapkan instrumen penelitian dan pengembangan model.
e Menyusun dan menerapkan kerangka model analisis.
3. Verifikasi model
Verifikasi yaitu kegiatan untuk menguji rancangan model yang telah disusun, meliputi:
a Melakukan validasi teoretis kepada para ahli b Melakukan validasi kelayakan model konseptual kepada para ahli dan praktisi.
c Melakukan uji
coba terbatas
mengenai kelayakan
model untuk
diimplementasikan. d Melakukan analisis dan revisi terhadap hasil uji coba terbatas, sehingga dapat
diuji kelayakan model yang akan diterapkan. e Melakukan uji coba secara lebih luas berdasarkan pendapat dan masukan pada
uji coba terbatas f Melakukan revisi kedua terhadap model setelah dilakukan uji lapangan lebih
luas dari uji lapangan yang pertama. g Dari hasil verifikasi oleh para ahli dan praktisi serta uji coba terbatas dan uji
coba lebih luas, maka dilakukan validasi model. Kegiatan ini merupakan
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
87
kegiatan pengujian terhadap pembelajaran kesantunan berdasarkan cara yang
sesungguhnya.
4. Implementasi model
Implementasi model
pembelajaran nilai-nilai
sosial dilakukan
menggunakan pre-experimental design bentuk one-group pretest-posttest design. Desain ini digunakan untuk menguji keefektifan model dan validasi model
konseptual yang telah dihasilkan secara empirik. Keefektifan model konseptual yang dikembangkan dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest Sugiyono,
2008:74. Desain model yang digunakan secara visual dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.
O1 X O2
Observasites Sebelum Perlakuan
Perlakuan Observasites
Setelah Perlakuan
Gambar 3.2 One Group Pre-test and Post-test Design
Metode kuasi eksperimen ini digunakan untuk mengungkap pengaruh pembelajaran nilai-nilai sosial melalui pemaknaan gerak tari pada kegiatan
ekstrakurikuler terhadap kesantunan sosial meliputi kejujuran, keberanian, toleransi, disiplin, tanggung jawab dan sikap hormat. Kegiatan eksperimen yang
dilakukan meliputi tiga tahap yaitu: 1
perencanaan dan persiapan, dengan mengorganisasikan
kelompok ekstrakurikuler tari di SMP yang akan mengikuti pembelajaran nilai-nilai
sosial dan mengukur kondisi awal karakteristik siswa; 2 pelaksanaan dan observasi, yaitu penerapan model pembelajaran nilai-nilai
sosial pada ekstrakurikuler tari latihan seni tari untuk membangun kesantunan sosial serta mengukur karakteristik siswa setelah mengikuti
pembelajaran nilai-nilai sosial pada ekstrakurikuler tari latihan seni tari; dan
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
88
3 evaluasi, yaitu kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sebagai bahan dalam memperbaiki model pembelajaran nilai-nilai sosial pada
ekstrakurikuler tari latihan seni tari untuk membangun kesantunan sosial.
5. Tahap pelaporan
Pelaporan dimaksudkan sebagai tahap dissemination and implementation meliputi pembuatan laporan akhir memuat model pembelajaran kesantunan sosial
lewat pemaknaan simbol gerak tari yang disesuaikan pula dengan konsep pembelajaran PLS. Selanjutnya setelah melalui quality control masuk pada tahap
distribusi model ke lembaga-lembaga terkait baik melalui forum-forum ilmiah, media masa maupun melalui pengabdian masyarakat.
C. Metode Penelitian