Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
93
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu pengamatan, wawancara, angket, catatan lapangan dan analisis dokumen,
sedangkan instrumen penelitian menyesuaikan dengan tahap penelitian. Selanjutnya dilakukan pengkajian terhadap pembelajaran nilai-nilai sosial
meliputi penjaringan informasi mengenai pemahaman peserta didik terhadap nilai- nilai kesantunan yang telah diperolehnya selama ini.
Keempat alat pengumpul data tersebut digunakan untuk menjaring dan merekam kondisi empirik kegiatan pembelajaran pembentukan nilai kesantunan
remaja dalam kelekatan dengan keseharian peserta didik, identitas peserta didik, serta angket untuk melihat hasil model pelatihan dan pembelajaran yang
diterapkan. Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, seperti observasi, wawancara, angket dan
studi dokumentasi Fraenkel dan Wallen, 1993; Bogdan dan Biklen, 1992. Pada penelitian ini, proses pengumpulan data penelitian dilakukan melalui
studi literatur, dilengkapi dengan wawancara sekaligus observasi yang bersifat partisipatif. Pembelajaran nilai-nilai sosial pada kegiatan ekstrakurikuler ini
didasari adanya fenomena melemahnya kesantunan di kalangan sebagian remaja, yang disebabkan oleh beberapa faktor pencetus seperti telah dipaparkan pada bab
satu. Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini ditempuh beberapa cara,
antara lain melalui studi literatur, pengamatan langsung terhadap objek, dalam hal ini proses pembelajaran kesantunan pada remaja peserta ekstrakurikuler tari, dan
wawancara dengan pelatihpembina, peserta belajar. Responden yang dipilih untuk wawancara mendalam adalah sebagai
berikut. 1 Gurupelatih kegiatan ekstrakurikuler tari, untuk memperoleh informasi
mengenai kecenderungan perilaku anak melalui proses pendidikan tari yang berhubungan dengan pembentukan kesantunan sosial.
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
94
2 Remaja peserta ekstrakurikuler tari, untuk memperoleh data yang akurat mengenai kecenderungan perilaku anak terhadap pemahaman nilai-nilai tata
krama dan nilai-nilai sosial selama ini melalui media seni tari. Fenomena mengenai perilaku yang terjadi di kalangan sebagian remaja
pelajar dalam penelitian ini dapat dikaji melalui berbagai sumber literatur, dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai adat-istiadat,
nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dalam kaitannya dengan proses membangun kesantunan sosial remaja melalui media seni. Selain hal tersebut
studi literatur juga dimaksudkan untuk mempertajam orientasi dan dasar teoretis tentang masalah penelitian.
Di samping teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara, pada penelitian ini dilakukan observasi terhadap proses
pengembangan nilai-nilai sosial dalam ekstrakurikuler tari. Observasi dilakukan untuk memusatkan perhatian terhadap kegiatan, kejadian dalam konteks
keterkaitan antara subjek dengan fokus masalah penelitian yakni pemahaman remaja terhadap nilai-nilai sosial, pembelajaran, serta pendekatan yang digunakan
gurupelatih. Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung untuk mencermati
beragam fenomena yang menyangkut kegiatan pembelajaran. Pada tahap pendahuluan observasi dilakukan untuk pengenalan dan pengumpulan informasi
mengenai aktivitas pembelajaran nilai-nilai sosial untuk menumbuhkan kesantunan sosial lewat pemaknaan simbol gerak tari.
Tahap pendahuluan ini dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung, yakni dengan mengkaji perilaku siswa di luar kelas dan di dalam kelas. Dari
proses pengamatan tersebut diperoleh hasil bahwa peserta belajar masih belum menempatkan nilai-nilai yang diperolehnya di keluarga pada proporsi yang tepat.
Observasi ini dilakukan sebagai landasan untuk melihat seberapa besar perubahan yang terjadi setelah siswa mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler tari.
Pada tahap pengembangan model observasi dilakukan pengamatan terhadap sikap, perilaku, ekspresi diri, cara berkomunikasi, body language, dan
interpretasi terhadap interaksi sosial lainnya.
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
95
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari subjek penelitian mengenai proses membangun kesantunan sosial remaja. Proses
wawancara terhadap subjek pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk wawancara percakapan informal, yang berlangsung secara spontan di dalam alur
interaksi yang wajar selama pertemuan berlangsung. Wawancara dilakukan dengan pendekatan terarah, untuk menjaring
informasi mengenai pokok bahasan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pertanyaan wawancara yang diajukan peneliti senantiasa disesuaikan dengan
situasi dan kondisi, namun tidak terlepas dari pedoman wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, wawancara dengan subjek
penelitian juga dilakukan secara terbuka, yaitu dimaksudkan untuk menjaring informasi mengenai permasalahan penelitian secara mendalam sampai diperoleh
keterangan yang sesuai dengan yang diharapkan. Sugiono 2008: 140
mengungkapkan bahwa “Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Dalam wawancara pedoman yang
digunakan hanya memuat garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, sehingga dalam pelaksanaannya pertanyaan yang dikemukakan peneliti dapat
berkembang sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
tertulis berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler tari. Selain itu juga merupakan studi terhadap penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah penelitian serta
digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan atau peristiwa-peristiwa yang menunjang data penelitian. Dokumen-dokumen yang ada dianalisis dan
dipelajari guna memperoleh jawaban yang akurat menyangkut perubahan perilaku peserta didik.
Angket diberikan untuk menggali informasi yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dalam
hal ini siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler tari. Angket yang diberikan bersifat
Frahma Sekarningsih, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Nilai-nilai Sosial Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Untuk
Membangun Kesantunan Sosial Studi Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
96
tertutup, hal ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data sehingga hasil pengukuran yang dimaksud valid.
H. Analisis Data