perekonomian rakyat yang dapat dilihat dari penambahan pendapatan yang diperoleh. Sehingga akan dibandingkan antara pendapatan sebelum menerima
KUR dan pendapatan setelah menerima KUR apakah meningkat atau tidak. Oleh karena itu, alat ukur yang dipakai untuk mengukur efektivitas KUR dalam
penelitian ini adalah penambahan pendapatan Usaha Mikro Kecil UMK. Dengan kata lain, efektivitas KUR dalam penelitian ini dapat diukur dengan penggunaan
KUR dalam meningkatkan pendapatan Usaha Mikro Kecil UMK
2.3 Usaha Mikro dan Kecil
2.3.1 Pengertian Usaha Mikro dan Kecil
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40KMK.062003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif
milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah per tahun. Usaha
mikro dapat mengajukan kredit kepada bank maksimal Rp 50.000.000,00. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp.1 milyar pertahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas Rp. 50 juta sampai Rp. 500 juta.
2.3.2 Ciri – Ciri Usaha Mikro dan Kecil
Menurut UU No. 20 Thn 2008 tentang UMKM pasal 6 menyatakan bahwa ciri – ciri usaha mikro dan kecil adalah sebagai berikut:
a. Usaha Mikro
Universitas Sumatera Utara
Ciri – ciri usaha mikro sebagai berikut: • Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti; • Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat; • Tidak melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; • Sumber daya manusianya pengusahanya tidak memiliki jiwa
wirausaha yang memadai; • Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
• Umumnya tidak akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
• Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh usaha mikro adalah sebagai berikut:
•
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
•
Industri makanan dan minuman, industri pengolahan kayu dan rotan, industri besi;
•
Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
•
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
•
Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit konveksi.
Universitas Sumatera Utara
b. Usaha Kecil Ciri – ciri usaha kecil sebagai berikut:
• Jenis barangkomoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak gampang berubah;
• Lokasitempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah- pindah;
• Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; • Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP; • Sumberdaya manusia pengusaha memiliki pengalaman dalam
berwira usaha; • Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
• Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
Adapun contoh usaha kecil adalah sebagai berikut:
•
Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
•
Pedagang dipasar grosir agen dan pedagang pengumpul lainnya;
•
Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan;
Universitas Sumatera Utara
•
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
•
Koperasi berskala kecil.
2.4 Penelitian Terdahulu