14
seperti minat, sikap, tingkat pendidikan dan motif berprestasi serta pengalaman kerja. Faktor yang berkaitan dengan lingkungan kerja atau organisasi seperti
kondisi fisik lingkungan kerja, konflik peran yang dialami oleh karyawan dan rasa aman dalam bekerja, dalam hal ini terkait dengan munculnya kondisi job
insecurity yang dirasakan karyawan.
3. Jenis Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen Martini dan Rostiana, 2003 mengemukakan terdapat tiga komponen yang mempengaruhi komitmen organisasi, sehingga karyawan memilih
untuk tetap berada di organisasi atau meninggalkan organisasi berdasar norma yang dimilikinya. Adapun tiga komponen tersebut akan membentuk tiga jenis
komitmen organisasi. Tiga jenis komitmen organisasi tersebut yaitu : a. Komitmen afektif affective commitment
Komitmen afektif terbentuk dari komponen afektif. Komitmen afektif merupakan keterikatan emosional karyawan terhadap organisasi yang tercermin
melalui keterlibatan dan perasaan senang serta menikmati aktivitasnya di dalam organisasi tersebut. Komitmen afektif menunjukkan bahwa keberadaan seseorang
dalam organisasi oleh karena hal tersebut memang diinginkan. b. Komitmen berkesinambungan continuance commitment
Komitmen berkesinambungan terbentuk dari komponen continuance. Komitmen berkesinambungan mencerminkan keputusan karyawan untuk tetap
mempertahankan keberadaannya di dalam organisasi oleh karena karyawan merasa dirugikan apabila meninggalkan organisasi tersebut. Komitmen
15
berkesinambungan menunjukkan bahwa keberadaan karyawan dalam organisasi karena kebutuhan.
c. Komitmen normatif normative commitment Komitmen normatif terbentuk dari komponen normatif. Komitmen normatif
menunjukkan bahwa keputusan karyawan untuk tetap berada di dalam organisasi oleh karena hal tersebut dipandang sebagai suatu keharusan.
Mowday, Porter dan Steers Kuntjoro, 2002 mengemukakan komitmen organisasi memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah
laku. Komponen sikap akan membentuk komitmen sikap yang mencakup: a. Identifikasi dengan organisasi, yaitu penerimaan tujuan organisasi yang
merupakan dasar komitmen organisasi. Identifikasi pegawai tampak melalui sikap menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dengan
nilai-nilai organisasi dan rasa bangga menjadi bagian dari organisasi. b. Keterlibatan sesuai peran dan tanggung jawab pekerjaan di organisasi tersebut.
Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya.
c. Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara
organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.
Sedangkan yang termasuk dalam komponen kehendak untuk bertingkah laku yang membentuk komitmen kehendak untuk bertingkah laku adalah:
16
a. Kesediaan untuk menampilkan usaha. Hal ini tampak melalui kesediaan bekerja melebihi apa yang diharapkan agar organisasi dapat maju. Pegawai
dengan komitmen tinggi akan ikut memperhatikan nasib organisasi. b. Keinginan tetap berada dalam organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen
yang tinggi maka hanya sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan berkeinginan untuk bergabung dengan organisasi yang telah dipilihnya dalam
waktu lama. Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi
dapat dibedakan menjadi komitmen afektif, komitmen berkesinambungan dan komitmen normatif. Komitmen afektif menunjukkan keberadaan seseorang dalam
organisasi oleh karena hal tersebut memang diinginkan. Komitmen berkesinambungan menunjukkan keberadaan seseorang dalam organisasi oleh
karena kebutuhan. Komitmen normatif menunjukkan keputusan seseorang untuk tetap berada di dalam organisasi oleh karena hal tersebut dipandang sebagai suatu
keharusan.
4. Aspek-aspek Komitmen Organisasi