31
etiknya maka individu yang bersangkutan akan merasa tidak berperan sebagai karyawan perusahaan dengan baik. Sebaliknya, apabila seorang profesional
bertindak sesuai dengan prosedur yang ditentukan perusahaan maka individu yang bersangkutan akan merasa telah bertindak secara tidak profesional.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik peran muncul oleh karena adanya dua perintah yang berbeda yang diterima oleh seorang
karyawan secara bersamaan dimana dalam pelaksanaan salah satu perintah akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain sehingga dapat menimbulkan
suatu ketidak pastian pada diri karyawan.
4. Aspek-aspek Konflik Peran
Munandar 2001 mengemukakan aspek-aspek dari konflik peran antara lain sebagai berikut :
a. Adanya pertentangan antara tugas-tugas yang harus dilakukan dan antara tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang karyawan.
b. Tugas-tugas yang harus seorang karyawan lakukan yang menurut pandangan karyawan bersangkutan bukan merupakan bagian dari pekerjaannya.
c. Adanya tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahannya, atau orang lain yang dinilai penting bagi seorang karyawan.
d. Adanya pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi karyawan sewaktu melakukan tugas pekerjaannya.
Wexley dan Yukl 1992 menyebutkan bahwa aspek-aspek konflik peran antara lain :
32
a. Adanya dua pengirim peran atau lebih yang menyampaikan harapan-harapan peran yang tidak selaras. Misalnya seorang pimpinan mengarapkan seorang
supervisor mewakili kepentingan perusahaan sedangkan para bawahan mengharapkan supervisor tersebut berada di pihak bawahan dan melindungi
kepentingan-kepentingan bawahan. b. Adanya seorang pengirim peran menyampaikan harapan-harapan peran yang
bertentangan. Misalnya seorang karyawan diharapkan dapat meningkatkan produksi dan menurunkan kesalahan dimana karyawan yang bersangkutan
merasa untuk dapat meningkatkan produksi maka karyawan yang bersangkutan harus meningkatkan kecepatan kerja yang mungkin akan mempengaruhi
tingkat kesalahan yang dilakukan. c. Seseorang yang menjadi anggota lebih dari satu kelompok atau seseorang
tersebut menduduki lebih dari satu posisi dalam organisasi. Perilaku yang dituntut untuk peran yang satu dapat bertentangan dengan perilaku yang
dituntut untuk peran yang lain. Misalnya apabila seorang karyawan bertanggung jawab untuk melaksanakan suatu fungsi dan untuk mengawasi
pelaksanaan kerja dirinya maka karyawan tersebut akan mengalami konflik peran.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan aspek-aspek dari konflik peran antara lain pertentangan dalam melaksanakan tugas-tugas, tugas-
tugas yang harus dilakukan yang menurut pandangan karyawan bukan merupakan bagian dari pekerjaannya, adanya tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan,
rekan, bawahannya, atau orang lain yang dinilai penting bagi seorang karyawan
33
dan pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi karyawan sewaktu melakukan tugas pekerjaannya.
5. Pengaruh Konflik Peran