Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Penelitian

64

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah materi Garis dan Sudut. Materi ini diajarkan di kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education RME. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen VII A menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education RME. Sebelum dilaksanakan pembelajaran siswa terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengukur kemampuan prestasi belajar awal dan angket awal motivasi belajar siswa. Pembelajaran dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan yang dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Setelah dilakukan pembelajaran, siswa diberikan tes akhir untuk mengukur kemampuan prestasi belajar akhir dan angket akhir motivasi belajar siswa. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Namun, RPP yang dibuat untuk enam kali pertemuan bisa terlaksana dalam lima kali pertemuan saja. Hal tersebut dikarenakan di kelas VIIA SMP Negeri 1 Ngemplak untuk mata pelajaran matematika dilaksanakan dua kali pertemuan dengan pertemuan pertama hari Senin tiga jam pembelajaran dan hari Sabtu dua kali pembelajaran, dengan demikian alokasi waktu yang sudah dibuat dalam RPP tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lembar obesrvasi keterlaksanaan pembelajaran pada lampiran 6.2 sampai 6.6 di halaman 289 sampai 301. Persentase keterlaksaan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education RME termasuk dalam katergori sangat tinggi yaitu 90. Rekap penelilaian keterlaksaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 6.1 di 65 halaman 288. Adapun deskripsi langkah pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education RME sebagai berikut. Pembelajaran diawali dengan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya peneliti memberikan motivasi kepada siswa berupa manfaat mempelajari materi Garis dan Sudut melalui beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian peneliti menyampaikan materi prasyarat sebagai pengetahuan awal yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari materi Garis dan Sudut dengan cara tanya jawab. Hasil pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education adalah sebagai berikut. a. Orientasi pada Konteks Pada langkah ini, siswa diberikan konteks masalah diberikan menggunakan ilustrasi gambar agar menarik perhatian siswa. Menurut de Lange Wijaya, 2012: 39 bahwa konteks yang menarik perhatian siswa dan mampu membangkitkan motivasi belajar siswa untuk belajar matematika. Dengan kata lain, motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menggunakan konteks menarik dalam penyajian materi. Berawal dari motivasi belajar, maka prestasi belajar dalam matematika juga akan terpengaruh. Sehingga, motivasi belajar yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu tujuan dari pemberian konteks ini adalah sebagai langkah awal eksplorasi diri dalam pembentukan pengetahuan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Van den Heuvel-Panhuzen 2005: 5 bahwa “context problem offer the students more opportunity for demonstrating their abilities ”, yang artinya adalah masalah 66 Rumah Paman Sawah Rumah Kakek Pasar Kebun Buah Kolam Ikan konteks dapat memberikan kesempatan lebih banyak kepada untuk menunjukkan kemampuan mereka. Sebagai contoh context problem yang disajikan dalam LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut. a b Gambar 4.1. Use Of Contextual Problem Gambar 4.1 di atas disajikan pada bagian awal LKS. Gambar 4.1.a memuat konteks masalah berupa pagar rumah untuk materi garis sejajar. Pemilihan konteks menggunakan pagar rumah karena pagar rumah merupakan konteks yang dekat dengan keseharian siswa SMP. Sedangkan Gambar 4.1.b tersebut memuat masalah mengenai denah rumah Aulia dengan beberapa tempat umum yang ada di sekitar rumahnya. Tempat-tempat tersebut dipilih sehingga siswa mengetahui atau bahkan pernah berkunjung. Hal ini dimaksudkan untuk membuat siswa merasa dekat dengan masalah kontekstual tersebut. Selanjutnya, penggunaan konteks dapat membantu guru untuk mengitkan antarmateri yang diajarkan dengan situasi 67 dunia nyata. Pada langkah ini maka sesuai dengan karakteristik RME yaitu menggunakan masalah kontekstual use of contextual problem. b. Diskusi Kelompok LKS dikerjakan dengan cara diskusi kelompok yang beranggotakan masing- masing 4 siswa. Anggota kelompok dipilih dengan cara menggabungkan dua meja depan dan belakang. Kelompok untuk setiap pertemuan berbeda-beda, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kebosanan siswa. Diskusi kelompok dibuat untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengemukakan ide. Dari saling mengemukakan ide, maka akan timbul interaksi antar anggota kelompok dalam memahami suatu konteks yang disajikan. Ide-ide siswa merupakan langkah dalam mematisasi suatu permaslahan. Setelah mereka saling bertukar ide, kemudian mereka akan menemukan sendiri hasil kesepakatan yang paling benar menurut mereka. Sebagai contoh matematisasi dalam materi pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1.a siswa melakukan proses matematisasi horizontal melalui konteks yang disajikan. Setelah disajikan konteks tersebut, siswa melakukan skematisasi melalui pertanyaan pada LKS nomor 1 yang disajikan pada Gambar 4.2 berikut ini. a 68 b Gambar 4.2. Proses Skematisasi Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa proses skematisasi dalam hal ini menyederhanakan pengetahuan siswa mengenai garis sejajar dapat dilakukan melalui pertanyaan seperti nomor 1 pada Gambar 4.2. Siswa akan mengkonstruksi pengetahuan melalui benda-benda sebagai model garis sejajar yang tampak mata di sekitar lingkungan kelas mereka, seperti penggaris, jendela, keramik, buku, dan lain sebagainya. Kemudian, melalui proses skematisasi siswa akan mulai memiliki pengetahuan berupa sifat yang dimiliki oleh garis sejajar yang akan dicapai melalui proses formulasi dan pencarian keteraturan yang dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut. a 69 b Gambar 4.3. Proses Formulasi dan Pencarian Keteraturan Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa melalui proses formulasi siswa mulai mengkonstruksi pengetahuan mereka mengenai garis sejajar. Selanjutnya, dari jawaban siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa sudah berpikir mengenai simbol sebagai tanda pasangan garis sejajar. Setelah itu, siswa mulai pada proses pencarian keteraturan dan hubungan dengan ditandai penggunaan tanda tersebut. Proses yang terkahir dalam matematisasi horizontal yaitu mentransfer masalah ke dalam matematika formal yang disajikan melalui pertanyaan nomor 2 dan 3 di LKS yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut. 70 Gambar 4.4. Proses Transfer ke dalam Matematika Melalui kegiatan matematisasi tersebut, siswa merasa senang dikarenakan bisa terlibat langsung menemukan konsep sudut menggunakan model yang ada di dunia nyata real world. Dengan demikian, proses matematisasi melibatkan siswa aktif di dalamnya. Hal ini memenuhi karakteristik RME yaitu menggunakan kontribusi siswa dan menggunakan model use of models. c. Diskusi Klasikal dan Perumusan konsep Umum Pada langkah ini, siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil pekerjaan LKS melalui kegiatan diskusi kelompok. Siswa yang menyampaikannya merupakan perwakilan dari satu kelompok yang ditunjuk secara acak oleh peneliti. Selanjutnya, siswa yang lain memandingkan dengan jawabannya sendiri. Apabila terdapat hal yang tidak sama, maka siswa diberikan waktu untuk memberikan tanggapan. Hal tersebut akan membuat diskusi klasikal semakin menarik dengan adanya tukar pendapat yang melibatkan seluruh siswa. Selanjutnya, peneliti berperan sebagai fasilitator dan menjembatani antara 71 beberapa pendapat yang sudah disampaikan siswa untuk mendapatkan kesimpulan atas jawaban yang benar. Peneliti kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban-jawaban tersebut dan didapatkan jawaban yang paling tepat. Selanjutnya peneliti bersama siswa menyimpulkan rumus atau konsep umum pada setiap topik bahasan mengenai garis dan sudut. Dengan demikian, pada langkah ini memenuhi karakteristik RME yaitu interaktivitas. Kegiatan diskusi klasikal dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut. Gambar 4.5. Diskusi Klasikal d. Aplikasi Masalah yang Lain Pada langkah ini, siswa mengerjakan diarahkan untuk mengerjakan latihan soal. Latihan soal bertujuan untuk mengaplikasikan rumusan atau konsep umum yang telah didapatkan sebelumnya dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Uji pemahaman disajikan di setiap akhir LKS pada bagian paling akhir. Dengan demikian, langkah ini memenuhi memenuhi karakteristik RME yaitu terintegerasi dengan topik pembelajaran lainnya, yang artinya pembelajaran matematika tidak bisa berdiri dengan sendirinya namun didalamnya memuat topik-topik yang saling berkaitan dan menerapkan perumusan konsep umu yang sudah didapatkan. Sebagai contoh pada Gambar 4.6 berikut. 72 Gambar 4.6. Contoh Intertwin Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa konteks yang disajikan memuat topik pembelajaran yang lainnya, seperti mata pelajaran matematika dan mata pelajaran keolahragaan, serta mata pelajaran matematika dan bidang kearsitekan.

2. Deskripsi Data

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 2 2

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS REALISTIC Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2014/

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 8

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS REALISTIC Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2014/

0 3 15

EFEKTIVITAS PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS Efektivitas Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Dalam Peningkatan Kemandirian Dan Pemahaman Konsep Belajar Matematika (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII G di SMP Negeri 1 Gatak).

0 0 12

PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALI JAMBE SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 18

PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALIJAMBE PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALI JAMBE SRAGEN TAHUN AJARAN

0 1 17

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI REACT DITINJAU DARI PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 1 SRAGEN.

2 15 387

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIon rme

1 0 12

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN SELF-EFFICACY SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP

2 3 8