Faktor Jam Berhenti Giling Faktor Overall Recovery Faktor Hablur

3.1.4 Faktor Jam Berhenti Giling

Jam berhenti giling merupakan faktor penentu profit tidaknya suatu usaha di bidang pergulaan. Jam berhenti yang disebabkan oleh faktor dalam pabrik lebih mudah diatasi dibanding faktor yang disebabkan oleh faktor di luar pabrik gula. Kerja pabrik gula merupakan kerja berdasarkan pada sistem. Bila salah satu sub sistem terhenti maka sub sistem yang lain juga berhenti. Karenanya kerugian pabrik gula sangat signifikan apabila pabrik gula tersebut sering terjadi gangguan jam berhenti giling.

3.1.5 Faktor Overall Recovery

Efisiensi di stasiun gilingan dinyatakan dengan ME Mill Extraction yaitu pol terpecah dalam nira mentah dibagi dengan pol dalam tebu. Untuk mengoptimalkan ME dilakukan pemecahan tebu giling optimasi imbibisi secara ajeg dan merata pada ampas, optimasi pemerahan mekanis di gilingan. Efisiensi di stasiun pembangkit uap dinyatakan dengan Boiler Efficiency BE yaitu total panas yang dikandung oleh uap yang diproduksi dibagi total panas dari ampas yang dibakar. Efisiensi pengolahan dinyatakan dengan BHR Boiling House Recovery yaitu pol dalam gula produk dibagi dengan pol dalam nira mentah. Perbedaan pencapaian BHR yang jauh lebih rendah Standar Pengolahan Terunggul SPT menunjukkan telah terjadi kehilangan gula signifikan saat proses pengolahan. Tingkat efisiensi di masing-masing stasiun sub sistem baik, maka baik pula kinerja pabrik gula tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1.6 Faktor Hablur

Besarnya hablur kristal gula yang diperoleh banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, di samping faktor lain di luar pabrik gula, misalnya pada proses tebang angkut, dan kurang atau kelewat masak tabu, serta faktor bahan lain non tebu yang terikut oleh tebu. Dengan berfungsinya secara optimal faktor-faktor: kapasitas giling, tebu digiling, faktor jumlah hari giling, jam berhenti giling, faktor overall recovery, dan hablur akan terjadi korelasi positif terhadap tingkat kinerja pabrik gula.

3.2 Hipotesis