BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perwujudan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, serta terselenggaranya good governance adalah dengan
mewajibkan pemerintah pusat yaitu presiden untuk penyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR selambat-
lambatnya enam bulan setelah tahun anggaran berakhir, seperti yang diatur dalam pasal 30 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara mewajibkan menteri atau pimpinan lembaga untuk menyusun laporan keuangan dan menyampaikan kepada Menteri Keuangan paling
lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir, kemudian Menteri Keuangan akan menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP
yang terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, kemudian menyampaikan kepada
Presiden dalam waktu tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Standar akuntansi merupakan aturan utama yang harus diacu
dalam penyajian laporan keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi berlaku umum. Standar tersebut penting agar laporan keuangan lebih
berguna, dapat dimengerti, dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sistem akuntansi keuangan diperlukan untuk menghasilkan informasi kepada pihak luar sesuai dengan standar akuntansi. Sistem
tersebut disusun untuk dapat mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan transaksi kejadian ekonomis. Standar dan sistem akuntansi dibangun
sebagai upaya menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pasal 32
ayat 1 menyebutkan dengan jelas bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBNAPBD disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara menyebutkan arti penting Standar Akuntansi Pemerintahan, dalam menyusun standar akuntansi pemerintahan Presiden telah menetapkan
Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan KSAP, sebagaimana diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 2 Tahun 2005. KSAP telah berhasil menyusun draf kerangka konseptual dan 11 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
PSAP yang kemudian ditetapkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP yaitu PP Nomor 24 Tahun 2005.
UU Nomor 1 Tahun 2004 pasal 7 memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk :
Ayat 2 m : mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang
standar akuntansi pemerintahan; Ayat 2 o
: menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
negara.
Untuk melaksanakan ketentuan tersebut telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59PMK.062005 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, yaitu suatu sistem yang terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam
pengumpulan data, pembukuan, serta pelaporan semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas seluruh entitas pemerintah pusat.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPP terdiri dari dua sistem utama, yaitu Sistem Akuntansi Pusat SiAP yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan, dan Sistem Akuntansi Instansi SAI yang diselenggarakan oleh departemen atau
lembaga non departemen. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat LKPP tahun 2006 yaitu laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN masih mendapat predikat disclaimer opinion, hal
tersebut diantaranya karena pelaksanaan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN di kementerian negaralembaga secara umum belum
sepenuhnya berjalan dengan baik, sehingga penyajian persediaan dan aset tetap dalam LKPP belum menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Menurut laporan hasil audit BPK atas persediaan dan aset tetap LKPP audited tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Hasil audit BPK atas persediaan menunjukkan bahwa terdapat sebelas kementerian negaralembaga yang belum atau kurang melaporkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
persediaan karena satuan kerja terkait tidak melakukan inventarisasi fisik, sehubungan dengan ketiadaan data tersebut BPK tidak dapat memastikan
kewajaran nilai persediaan. Terdapat lima masalah krusial terhadap pelaksanaan SABMN atas aset
tetap yaitu : 1. Belum dilakukan inventarisasi ulang atas seluruh aset kementerian
negaralembaga maupun unit-unit lain yang belum terdaftar; 2. Belum dilakukan revaluasi atas aset tetap secara keseluruhan yang
dapat menggambarkan nilai yang wajar; 3. Belum adanya penataan organisasi yang bertanggungjawab atas
pengelolaan dan pelaporan aset tetap; 4. Belum adanya perbaikan sistem dan prosedur penatausahaan barang
milik negara; dan 5. Tidak dicatatnya aset tetap yang diperoleh dari dana dekonsentrasi
keuangan.
SABMN yang berjalan secara efektif serta inventarisasi dan revaluasi yang dilakukan secara menyeluruh akan berpengaruh secara material pada
nilai aset tetap. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya adalah Unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Anggaran dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang yang berada pada tingkat satuan kerja yang selanjutnya disebut UAKPA
dan UAKPB, yang merupakan bagian dari unit akuntansi kementerian negaralembaga.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masalah yang dihadapi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya adalah belum sepenuhnya menerapkan SAP PP 24 Tahun 2005 dan
SAI, yaitu : 1. Belum pernah melakukan inventarisasi fisik persediaan. Persediaan
yang disajikan di Neraca per 31 Desember 2007 tidak berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan.
2. Belum dilakukan penyusutan aset tetap per 31 Desember 2007. 3. Sistem Akuntansi Instansi belum dilaksanakan sebagaimana mestinya,
yaitu : •
Persediaan belum dibukukan ke dalam Buku Persediaan dalam bentuk kartu barang.
• Adanya selisih nilai aset tetap menurut Laporan BMN dengan
Neraca per 31 Desember 2007.
Penelitian masalah penerapan SAP pada persediaan dan aset tetap di satuan kerja pemerintah pusat secara khusus belum pernah dilakukan
sebelumnya, sedangkan penelitian penerapan SAP pada satuan kerja pemerintah daerah dan penelitian yang berhubungan dengan praktek
akuntansi aset tetap umumnya sudah pernah dilakukan yaitu mengenai inventarisasi aset daerah atau pengelolaan aset daerah.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang relevan untuk dijadikan bahan referensi bagi penelitian ini, yaitu
membahas masalah penatausahaan dan akuntansi barang milik negara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berupa persediaan dan aset tetap, serta penerapan standar akuntansi pemerintahan.
Sedangkan perbedaannya adalah : 1. Obyek dalam penelitian sebelumnya seluruhnya dilakukan pada
instansi pemerintah daerah, sedangkan obyek penelitian ini adalah pada Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang merupakan unit
satuan kerja pemerintah pusat. 2. Sistem akuntansi barang untuk pemerintah daerah ditetapkan oleh
masing-masing pemerintah daerah yang bersangkutan, sedangkan sistem akuntansi barang yang diterapkan di pemerintah pusat
menggunakan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
3. Penelitian penerapan SAP oleh Sri Jayani 2007 menguji dengan menggunakan tujuh variabel berdasarkan karakteristik pelaksanaan
good governance dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan penelitian ini menguji bagaimana pengakuan, pengukuran,
pengungkapan, dan penyajian persediaan dan aset tetap dalam laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif.
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan SAP dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 59PMK.06 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, maka laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
APBN dapat disusun dan disajikan, walaupun demikian penerapan SAP dan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dalam menghasilkan laporan
keuangan pemerintah belum sepenuhnya berjalan dengan baik
1.2. Rumusan Masalah