77
perusahaan Setiawan, 2006:318. Dalam kenyataannya dalam memutuskan struktur modalnya manajer kurang memperhatikan masalah resiko bisnis
yang dihadapi
4.4.3. Pengaruh Variabel Growth Opportunity X
3
Variabel Growth Opportunity tidak signifikan terhadap Struktur Modal, dengan nilai yang 1,856 dengan taraf signifikan sebesar 0,073,
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan grow opportunity lambat karena semakin lambat growth
opportunity lebih sedikit menggunakan hutang sehingga mamperkecil
struktur modal tettapi sebaliknya jika semakin cepat growth opportunity dalam menggunakan hutang maka semakin besar struktur modal. Menurut
Lukas 2003:274 sebagaimana dikutip oleh Asegaf 2007 pada umumnya pada perusahaan dengan growth opportunity yang tinggi pada umumnya
lebih tergantung oleh modal dari luar perusahaan. Pada perusahaan dengan growth opportunity
yang rendah, kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi oleh laba.
Terhadap Struktur Modal
4.4.4. Pengaruh Variabel Profitabilitas X4 Terhadap Struktur Modal
Pada variabel Profitabilitas tidak signifikan terhadap Struktur Modal, dengan nilai yang diperoleh adalah -0,908 dengan taraf signifikan
sebesar 0,371. hal ini tidak sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Setiawan. Menurut Setiawan 2006:319 profitabilitas mempunyai
hubungan negatif terhadap struktur modal karena semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin rendah tingkat penggunaan hutang dalam
struktur modal, sebaliknya semakin rendah profitabilitas perusahaan
78
semakin tinggi tingkat penggunaan hutang dalam struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil.
4.4.5. Pengaruh Variabel Likuiditas X5 Terhadap Struktur Modal
Pada variabel Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal, dengan nilai yang diperoleh adalah 3,103 dengan taraf signifikan
sebesar 0,004, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hasil ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh Setiawan 2006:319 yang
berpendapat bahwa likuiditas mempunyai hubungan negatif terhadap struktur modal terhadap perusahaan. Semakin tinggi likiuditas semakin
rendah tingkat penggunaan hutang dalam struktur modal, sebaliknya semakin rendah likuiditas semakin tinggi tingkat penggunaan hutang dalam
struktur modal, sehingga berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti dapat memberikan implikasi kepada investor dengan cara menunggu
perkembangan ekonomi, politik dan keamanan yang membaik sebelum penanaman modal. Tindakan ini dilakukan oleh investor karena investor
cenderung menghindari risiko terlalu tinggi karena ketidakstabilan keadaan negara. Keadaan ini yang seharusnya menjadi tantangan bagi perusahaan
untuk selalu mengeluarkan informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya sehingga para investor dan pemakai informasi lain tidak ragu lagi
dalam meginvestasikan kelebihan dananya terhadap penjual saham, yaitu dengan cara meningkatkan keuntungan atau laba yang tinggi sehingga
investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Ukuran Perusahaan X
1
, Resiko Bisnis X
2
, Growth Opportunity X
3
, Profitabilitas X
4
, dan Likuiditas
X
5
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
berpengaruh terhadap Struktur Modal Y pada perusahaan Food and Beverage
yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.
1. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Struktur Modal pada
perusahaan Food and Beverage yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.
2. Resiko Bisnis tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal pada perusahaan
Food and Beverage yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.
3. Growth Opportunity tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal pada
perusahaan Food and Beverage yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.
4. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal pada perusahaan
Food and Beverage yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia
5. Likuiditas berpengaruh terhadap Struktur Modal pada perusahaan Food
and Beverage yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.