52
Utara, Jambi, Pekanbaru, Bangka, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Surabaya, Tarjun dan Medan, Indonesia. 4.1.8.
Gambaran Umum PT. Ultra Jaya Milk Industri Tbk.
Kantor pusat di Jalan Cimareme No. 131 Padalarang 40552 Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki pabrik di Jalan
Cimareme No. 131 Padalarang 40552 Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dan memiliki bisnis Milk And Juice serta berstatus perusahaan PMDN.
4.1.9. Gambaran Umum PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. “Perusahaan” didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT.
Panganjaya Intikusuma, berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., no. 228.
Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari antara lain, produksi mie, penggilingan
tepung, kemasan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan
penggilingan tepung terigu. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Ariobimo Sentral,
lantai 12, Jl. H.R. Rasuna Said X-2, Kav 5, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Sulawesi. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1990
53
4.1.10. Gambaran Umum PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
Kantor pusat di Jalan Daan Mogot Km. 19 PO Bag 3264 Jakarta 10032. Perusahaan ini memiliki pabrik di Jalan Ratna No. 14 PO Box.
3268 Surabaya 60000, di Jalan Daan Mogot Km. 19 PO Bag 3264 Jakarta
10032. Dan memiliki bisnis Beverages serta berstatus perusahaan PMA 4.2.
Penyajian Data 4.2.1.
Variabel Ukuran Perusahaan X
1
Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh data mengenai ukuran perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Food and Beverage Tahun 2005 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun Ukuran Perusahaan X1
1 PT Aqua Golden Mississippi
2005 11,86
2006 11,90
2007 11,95
2008 12,00
2 PT Delta Jakarta
2005 11,73
2006 11,76
2007 11,77
2008 11,84
3 PT Fast Food Indnesia
2005 11,58
2006 11,68
2007 11,80
2008 11,89
4 PT Siantar Top
2005 11,68
2006 11,67
2007 11,71
2008 11,80
5 PT Mayora Indah
2005 12,16
2006 12,19
2007 12,28
2008 12,47
6 PT Sinar Mas Argo
2005 12,66
2006 12,73
2007 12,91
2008 13,00
54
7 PT Ultra Jaya Milk Industri
2005 12,10
2006 12,10
2007 12,13
2008 12,24
8 PT Indofood Sukses Makmur
2005 13,17
2006 13,21
2007 13,47
2008 13,60
9 PT Multi Bintang Indonesia
2005 11,76
2006 11,79
2007 11,79
2008 11,97
Sumber : Bursa Efek Indonesia pada lampiran 1 Dari ukuran perusahaan perusahaan food and beverage dapat
diketahui bahwa peningkatan nilai ukuran perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT.Sinar Mas Argo Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006
yaitu sebesar 12,73 menjadi sebesar 12,91 pada tahun 2007. Peningkatan ukuran perusahaan tersebut menunjukkan bahwa persentase pendapatan
bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan mengalami peningkatan. Sedangkan penurunan nilai Ukuran perusahaan terbesar terjadi
pada PT.Siantar Top Tbk dari sebelumnya tahun 2005 sebesar 11,68 menjadi 11,67 pada tahun 2006. Penurunan nilai ukuran perusahaan
tersebut menunjukkan bahwa persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari total aktiva yang diperoleh perusahaan juga ikut menurun.
Peningkatan dan penurunan pada nilai ukuran perusahaan dimungkinkan karena tingkat biaya, termasuk bunga dan pajak semakin besar. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam kepemilikan asset yang dimiliki oleh perusahan.
55
4.2.2. Variabel Resiko Bisnis X
2
Resiko Bisnis merupakan
ketidakpastian pada perkiraan pendapatan operasi dimasa mendatang. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh data mengenai resiko bisnis sebagai berikut:
Tabel 4.2. Data Resiko Bisnis pada Perusahaan Food and Beverage Tahun 2005 sd 2008
No Nama Perusahaan
Tahun Resiko Bisnis X2
1 PT Aqua Golden Mississippi 2005
825131953,29 2006
13487730099,07 2007
16196678129,62 2008
19945728827,57 2 PT Delta Jakarta
2005 334032428,98
2006 10269708696,89
2007 11261125008,88
2008 19901369372,39
3 PT Fast Food Indnesia 2005
9905986590,55 2006
16221311834,59 2007
24367624049,26 2008
28380892103,53 4 PT Siantar Top
2005 116344669,10
2006 3551185740,43
2007 3931164572,26
2008 621634742,06
5 PT Mayora Indah 2005
17870771870,55 2006
23959084063,90 2007
35467393903,04 2008
46326203527,36 6 PT Sinar Mas Argo
2005 122925527561,72
2006 106617609213,43
2007 255629318632,29
2008 249984530677,70
7 PT Ultra Jaya Milk Industri 2005
13491820371,66 2006
4363297025,97 2007
6609632807,30 2008
45432473366,71 8 PT Indofood Sukses Makmur
2005 194947294878,39
2006 206421489360,00
2007 349087415267,74
2008 439450293998,21
9 PT Multi Bintang Indonesia 2005
7201601662,25 2006
18772735336,88 2007
22168565132,38 2008
53071630456,53
Sumber: Bursa Efek Indonesia pada lampiran 2
56
Dari data resiko bisnis perusahaan Food and Beverage dapat diketahui bahwa peningkatan nilai resiko bisnis terbesar terjadi pada
perusahaan PT.Sinar Mas Argo Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 106617609213,43 menjadi sebesar 255629318632,29 pada
tahun 2007. Peningkatan resiko bisnis menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan operasi dimasa mendatang cukup tinggi.
Sedangkan penurunan resiko bisnis terbesar terjadi pada PT.Siantar
Top Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 3931164572,26 menjadi
621634742,06 pada tahun 2008. Penurunan resiko bisnis menunjukkan
pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan berdasarkan pada total asset
perusahaan juga mengalami penurunan. Semakin tinggi nilai resiko bisnis
akan semakin baik karena posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau rentabilitas modal sendiri yang semakin baik, sehingga para
investor percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar, akibatnya harga saham dapat
naik di pasar modal, demikian juga keadaan sebaliknya.
4.2.3. Variabel Growth Opportunity X