situasi bisa di hotel, stasiun, dan toko, butir nosi dapat berupa: ketersediaan, lokasi, harga.
Pada umumnya, penyusunan materi pembelajaran bahasa bahasa Arab berpegang pada prinsip dari yang mudah ke yang sulit, dari yang
konkret ke yang abstrak, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam MK ini, penyusunan materi pembelajaran disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan need analysis pembelajar. Artinya, materi yang disusun harulah bermakna dalam arti sesuai dengan kenyataan, jelas konteksnya,
dan bukan ”omong kosong”. Materi dapat disajikan dalam bentuk dialog yang bukan sekedar dihafalkan, melainkan dipelajari isinya, kosa kata dan
ungkapan komunikatifnya, fungsi-fungsi bahasa yang dikandungnya, dan tentu saja sesuai dengan situasi dan konteksnya Effeny, 2005.
Terkait dengan perihal di atas, Effendy 2005 memberikan contoh dialog yang komunikatif. Setelah pembelajar mempelajari dialog tentang
”arah mata angin” dan dzarf makan, siswa diminta untuk melakukan kegiatan komunikatif berdialog dengan teman atau bercerita dengan
panduan sebagai berikut;
ﺐﻳرﺪﺗ ﻚﺘﻳﺮﻗ ﰲ ءﺎﻴﺷﻷا ﺔﻬﺟ ﻦﻋ ﻚﻘﻳﺪﺻ ﻢﻬﻔﺘﺳا
ﺬﻴﻤﻠﺘﻟا 1
ﺬﻴﻤﻠﺘﻟا 2
1 -
إ ؟ﻚﺘﻴﺑ ﻪﺠﺘﻳ ﻦﻳأ ﱃ
إ لﺎﻤﺸﻟا ﱃ
2 -
؟عرﺎﺷ ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣا ﻞﻫ ﺖﻴﺒﻟا بﺮﻏ عرﺎﺸﻟا ,ﻻ
3 -
؟ﺔﺣﺎﺴﻟا ﻊﻘﺗ ﺔﻬﺟ يا ﰲ قﺮﺷ
ﺖﻴﺒﻟا بﺮﻏو ,ﺔﻌﺳاو ﺔﺣﺎﺳ ﺖﻴﺒﻟا .ﺔﻘﻴﺿ ﺔﺣﺎﺳ
Apabila contoh materi hiwar di atas dilihat dari silabus
komunikatif, maka fungsi dialog tersebut adalah untuk meminta informasi tentang posisi hadapletak rumah, situasinya kemungkinan
terjadi di rumah siswa 2, yakni pada saat siswa 1 bertamu ke rumah siswa
2. Sementara itu, nosinya terkait dengan arah mata angin.
e. Peran Siswa, Guru, dan Materi
ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟا داﻮﻤﻟاو ﻢﻠﻌﻤﻟاو ﻢﻠﻌﺘﻤﻟا ﻒﺋﺎﻇو
Peran siswa pembelajar dalam MK berbeda dengan MAL. Apabila dalam MAL peran siswa lebih besifat pasif atau secara ekstrim disebut
”membeo”, karena mereka berfungsi sebagai penerima stimulus. Maka peran siswa dalam MK bersifat aktif. Merekalah yang berperan sebagai
negotiator antara dirinya sendiri, proses belajar, dan objek yang dipelajari Huda, 1987. Dengan ungkapan lain, peran siswa dalam MK ini sebagai
pembangun komunikasi komunikator dan sekaligus juga sebagai komunikan, sehingga aktivitas komunikasi di kelas tampak hidup dan
kondusif. Guru dalam MK ini mempunyai peran yang penting, sekalipun
pembelajaran bersifat siswa-sentris. Dalam konteks pembelajaran bahasa dengan MK, Al-’Ashily 2002 memberikaan gambaran tentang tugas
guru. Secara kronologis tugas guru adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa akan tindak komunikasi dengan bahasa sasaran
فﺪﳍا ﺔﻐﻠﻟا
, kemudian menganalisisnya dan menyusunnya ke dalam situasi
komunikatif atau dalam bahasa Arabnya disebut dengan
ﺔﻴﻟﺎﺼﺗا ﻒﻗاﻮﻣ
sesuai dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya, guru menciptakan atmosfir
pembelajaran yang kondusif untuk aktivitas berkomunikasi di kelas. Pada saat pembelajaran dimulai, guru bersama siswa membuat kelompok, dan
masing-masing kelompok diberi tugas. Dalam hal ini, posisi guru hanya sebagai pengarah dan pendamping
او 2
ا . Dia harus dapat
menjawab pertanyaan mereka dan memberikan mereka saran, serta dia juga harus aktif berpartisipasi dalam aktivitas mereka.
Sementara itu, materibahan ajar dalam MK biasanya terdiri dari materibahan ajar yang otentik authentic materials—
ﺔﻴﻘﻴﻘﺣ ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺗ داﻮﻣ
, tidak dibua-buat
ﺔﻋﻮﻨﺼﻣﲑﻏ
. Pembeljaran bahasa bahasa Arab dengan menggunakan MK ini dapat memanfaatkan media gambar-gambar cerita
ﺔﻴﺼﺼﻘﻟا رﻮﺼﻟا
, permainan bahasa
ﻷا ﺔﻳﻮﻐﻠﻟا بﺎﻌﻟ
, serta bermain peran secara bergantian
ﻞﻴﺜﻤﺘﻟاو راودﻷا لدﺎﺒﺗ
. Al-’Ashily, 2002. Untuk itu dapat dikatakan, bahwa jenis materi dalam MK ini bervariasi. Ada materi yang berbentuk
buku teks, ada materi yang berorientasi pada tugas, petunjuk-petunjuk tentang permainan, drama pendek, simulasi, dan tugas-tugas komunikatif
lainnya misalnya menemukan informasi, menyelesaikan masalah, dsb. Jenis materi lainnya misalnya menggunakan barang sungguhan sebagai
alat peraga, misalnya majalah, surat kabar, dsb. Huda, 1987.
f. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran bahasa dengan menggunakan MK ini cukup variatif.
Masing-masing pembelajaran
keterampilan berbahasa
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis memliki teknik tersendiri sesuai dengan karakternya. Dalam aktivitas lisan misanya, Finocchiaro
dan Brumfit dalam Huda, 1987 mengemukakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1 Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang
fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu, serta situasi dimana dialog itu mungkin terjadi.
2 Latihan pengucapan kalimat-kalimat yang terdapat dalam dialog
itu. Latihan bisa diberikan perorangan, secara kelompok, atau klasikal.