PENGERTIAN PENDEKATAN, METODE, TEKNIK
bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau badahy Al-‘Ashily, 2002. Artinya, kebenaran teori-teori linguistik dan
teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi Syafi’ie, 1994 dan Al-‘Ashily, 2002.
Terkait dengan pengertian ini, ada dua pertanyaan yang patut dikemukakan, yaitu; apa hakikat bahasa itu? dan apa hakikat
pembelajaran bahasa. Kedua pertanyaan ini saling terkait. Artinya, jawaban tentang hakikat bahasa akan menentukan hakikat pembelajaran
bahasa. Dengan ungkapan lain, pandangan tentang hakikat pembelajaran bahasa akan sangat diwarnai oleh pandangan tentang hakikat bahasa.
Istilah metode mengacu pada perencanaan secara menyeluruh yang terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara sistematis. Bagian-
bagian dalam perencanaan tersebut tidak ada yang kontradiktif Richards dan Rodgers, 1986. Perencanaan secara menyeluruh tersebut khuththah
syamilah digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam perencanaan tersebut tercermin langkah-langkah,
prosedur, dan aktivitas pembelajaran baik aktivitas di kelas maupun di luar kelas. Al-‘Ashily, 2002. Langkah-langkah tersebut dimulai dari
penyusunan perencanaan pembelajaran, penyajian materi, proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar Syafi’ie, 1994. Apabila
pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Menurut Syafi’ie 1994, istilah metode dapat dimaknai dalam pengertian
yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian luas, metode berarti perencanaan secara menyeluruh dengan langkah-langkah
sebagaimana tersebut di atas. Sedangkan pengertian metode dalam arti sempit sama dengan teknik mengajar.
Sementara itu, istilah teknik al-uslub dalam pembelajaran bahasa mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam kelas
Richards dan Rodgers, 1986. Teknik pembelajaran berupa berbagai macam cara dan kiat trick untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka
mencapai tujuan khusus pembelajaran. Mengingat teknik bersifat implementatif, maka keberadaannya harus konsisten dengan metode dan
pendekatan Anthony, 1963 dalam Richards dan Rodgers, 1986. Artinya, teknik pembelajaran di kelas yang dibangun oleh guru harus sinergi
dengan metode, dan metode yang digunakan juga harus mengacu pada pendekatan pembelajaran bahasa. Hubungan hirarkhis antara ketiga
istilah tersebut dalam pembelajaran bahasa dapat diilustrasikan ke dalam bagan 1 berikut ini.
Bagan 1: Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik Apabila Edaward Anthony menggunakan istilah approach al-
madkhal, method ath-thariqah, dan technique al-uslub, Richards dan Rodgers 1986 menggunakan istilah method, approach, design, dan
procedure. Posisi metode oleh Richards dan Rodgers diletakkan sebagai induk dari pendekatan, perencanaan design, dan prosedur al-ijra’at
Secara lebih spesifik, Richards dan Rodgers 1986 memberikan gambaran keempat istilah tersebut sebagaimana pada bagan 2 berikut ini:
PENDEKATAN ﻞﺧﺪﳌا
-
teori hakikat bahasa - teori hakikat belajar bahasa
- bersifat aksiomatis
METODE ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا
-
perencanaan menyeluruh - prosedural
TEKNIK
بﻮﻠﺳﻻا
-
implementasi perencanaan - trik di kelas berbagai cara dan
kiat pembelajaran - insidental operasional
Bagan 2: Posisi Metode, Pendekatan, desian, dan Teknik Approach
Design Procedure
Method
a. Teori tentang hakikat bahasa. - pandangan tentang hakikat
kemampuan berbahasa. - padangan tentang hakikat
pembelajaran bahasa. b. Teori tentang hakikat
belajar bahasa. - pandangan tentang proses
psikolinguistik dan kognitif yang terlibat dalam belajar
bahasa. - perhatian terhadap kondisi
yang mendukung proses pembelajaran
a. Tujuan umum dan khusus. b. Model silabus
- kreteria pemilihan dan pengorganisasian bahan ajar.
c. Tipe kegiatan pembelajaran. - jenis-jenis tugas, kegiatan latihan
di kelas, dan bahan ajar d. Peran Pembelajar
- jenis tugas yang disusun untuk pembelajar
- tingkat penguasaan pembembelajar terhadap materi.
- pola pengelompokan pembelajar yang disarankan.
- tingkatan pengaruh pembelajar terhadap pembelajaran yang lain.
- padangan pembelajar sebagai pemroses, penampil, inisiator, dan
sebagai problem solver. e. Peran Guru
- jenis tugas guru - tingkatan pengaruh guru terhadap
pembelajaran. - tingkatan peran guru dalam
menentukan bahan ajar. - jenis interaksi antara guru dan
pembelajar f. Peran bahan Ajar
- fungsi utama bahan ajar - bentuk bahan ajar misalnya buku
teks, audio visual. - hubungan bahan ajar dengan
input yang lain. - asumsi-asumsi yang dibuat
tentang guru dan pembelajar yang lain
a. Teknik dalam kelas, latihan, dan
pengamatan perilaku pada saat metode digunakan.
- waktu, tempat, dan peralatan yang digunakan
guru. - pola-pola interaksi yang
teramati dalam kelas. - taktik dan strategi yang
digunakan oleh guru dan pembelajar manakala
metode digunakan.