Tujuan Pembelajaran SEKILAS TENTANG METODE KOMUNIKATIF

yang dinyatakan secara eksplisit maupun yang terpendam dalam kegiatan-kegiatan psikis Huda, 1987. Terkait dengan tujuan di atas, maka komponen yang harus dikembangkan dalam kompetensi komunikatif, meliputi kompetensi gramatikal ﺔﻳﻮﺤﻨﻟا ﺔﻳﺎﻔﻜﻟا , kompetensi sosiolinguistik ﺔﻴﻋﺎﻤﺘﺟﻻا ﺔﻳﻮﻐﻠﻟا ﺔﻳﺎﻔﻜﻟا kompetensi wacana ﺔﻳﺎﻔﻛ بﺎﻄﺨﻟا , dan kompetensi strategis ﺔﻳﺎﻔﻜﻟا ﺔﻴﺠﻴﺗاﺮﺘﺳﻻا . Kompetensi gramatikal mengacu pada penguasaan kosa kata, bentukan kata, pembentukan kalimat, ucapan, ejaan, dan makna semantik. Kompetensi sosiolinguistik berkenaan dengan kompetensi penggunaan bahasa sesuaai dengan konteks sosial status pembicara dan pendengar, tujuan interaksi, norma, serta aturan interaksi. Kompetensi wacana mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan ujaran yang kohesif dan koherensi. Kohesif adalah hubungan antara ujaran-ujaran dengan alat struktur bahasa untuk memudahkan menafsirkan makna wacana, sedangkan koherensi adalah hubungan antara beberapa makna dalam ujaran teks. Sementara itu, kompetensi strategis adalah kemampuan penggunaan strategi komunikasi baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal Huda, 1995.

d. Rancang Bangun Silabus dan Materi Pembelajaran

Terkait dengan silabus komunikatif ini, Huda 1989 mengemukakan bahwa terdapat tiga rancang bangun silabus pengajaran kompetensi komunikatif, yaitu silabus fungsional, situasional, dan nosional. Bahkan ditambah satu versi lagi, yaitu silabus struktural berbeda dengan silabus struktural yang konvensional. Dalam satu unit pelajaran, butir-butir fungsi, situasi, dan nosi makna bahasa dapat sama- sama disajikan. Misalnya, butir fungsi dapat berupa: meminta informasi, memberi informasi, dan meminta informasi tentang suatu kepastian. Butir situasi bisa di hotel, stasiun, dan toko, butir nosi dapat berupa: ketersediaan, lokasi, harga. Pada umumnya, penyusunan materi pembelajaran bahasa bahasa Arab berpegang pada prinsip dari yang mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam MK ini, penyusunan materi pembelajaran disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan need analysis pembelajar. Artinya, materi yang disusun harulah bermakna dalam arti sesuai dengan kenyataan, jelas konteksnya, dan bukan ”omong kosong”. Materi dapat disajikan dalam bentuk dialog yang bukan sekedar dihafalkan, melainkan dipelajari isinya, kosa kata dan ungkapan komunikatifnya, fungsi-fungsi bahasa yang dikandungnya, dan tentu saja sesuai dengan situasi dan konteksnya Effeny, 2005. Terkait dengan perihal di atas, Effendy 2005 memberikan contoh dialog yang komunikatif. Setelah pembelajar mempelajari dialog tentang ”arah mata angin” dan dzarf makan, siswa diminta untuk melakukan kegiatan komunikatif berdialog dengan teman atau bercerita dengan panduan sebagai berikut; ﺐﻳرﺪﺗ ﻚﺘﻳﺮﻗ ﰲ ءﺎﻴﺷﻷا ﺔﻬﺟ ﻦﻋ ﻚﻘﻳﺪﺻ ﻢﻬﻔﺘﺳا ﺬﻴﻤﻠﺘﻟا 1 ﺬﻴﻤﻠﺘﻟا 2 1 - إ ؟ﻚﺘﻴﺑ ﻪﺠﺘﻳ ﻦﻳأ ﱃ إ لﺎﻤﺸﻟا ﱃ 2 - ؟عرﺎﺷ ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣا ﻞﻫ ﺖﻴﺒﻟا بﺮﻏ عرﺎﺸﻟا ,ﻻ 3 - ؟ﺔﺣﺎﺴﻟا ﻊﻘﺗ ﺔﻬﺟ يا ﰲ قﺮﺷ ﺖﻴﺒﻟا بﺮﻏو ,ﺔﻌﺳاو ﺔﺣﺎﺳ ﺖﻴﺒﻟا .ﺔﻘﻴﺿ ﺔﺣﺎﺳ