1. Kemahiran Membentuk Huruf
Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada aspek kedua. Dalam kenyataan kita lihat, banyak orang yang dapat
menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan fikirannya sendiri dengan
bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang tulisannya seperti ‘cakar ayam’.
Mengemukakan kenyataan ini, tidak berarti menafikan pentingnya kemahiran menulis dalam aspek pertama, karena kemahiran dalam aspek
pertama mendasari kemahiran dalam aspek kedua. Oleh karena itu, walaupun kemampuan menulis alfabet Arab telah dilatihkan sejak tingkat
permulaan, tetapi dalam tingkat-tingkat selanjutnya pembinaan harus tetapi dilakukan, paling tidak sebagai variasi kegiatan.
Latihan tersebut ditekankan kepada kemampuan menulis huruf Arab dalam berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut
penulisan hamzah dan alif layyinah. Segi artistiknya khat barangkali tidak teramat penting, meskipun
tidak boleh diabaikan, kecuali bagi calon guru bahasa Arab dan Agama yang memang dituntut oleh profesinya untuk dapat menulis Arab tidak
saja benar tetapi juga baik.
2. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan
Aspek ini seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari kemahiran menulis. Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah
latihan menyimak, berbicara dan membaca. Ini tidak berarti bahwa latihan menulis ini hanya diberikan setelah siswa memiliki ketiga kemahiran
tersebut di atas. Latihan menulis dapat diberikan pada jam yang sama dengan latihan kemahiran yang lain; sudah tentu dengan memperhatikan
tahap-tahap latihan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Secara umum pengajaran menulis bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab.
C. TEKNIK DAN TAHAPAN PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENULIS
Karena menulis merupakan kemahiran produktif, maka latihan harus diperbanyak dan harus mengikuti tahapan-tahapan, dari yang
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam setiap tahapan itu terdapat teknik-teknik yang bisa digunakan dan
dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi siswa. Adapun tahapan dan teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencontoh
ﺦﺴﻧ
Kegiatan mencontoh sepintas lalu nampaknya tidak ada gunanya dan membuang-buang waktu saja. Tetapi sebenarnya aktivitas semacam
ini tidaklah semudah yang kita bayangkan. Tentu saja, mencontoh ini diberikan pada tahap-tahap permulaan dan juga untuk variasi pada
tahap-tahap berikutnya. Sungguhpun mencontoh ini memang aktivitas yang mekanis, tidak
berarti siswa tidak akan belajar apa-apa. Pertama, siswa belajar dan melatih diri menulis dengan tepat sesuai dengan contoh. Keterampilan ini
pada suatu saat tentu ada gunanya. Kedua, siswa belajar mengeja dengan benar. Ketiga, murid berlatih menggunakan bahasa Arab yang benar.
Sebagian besar para ahli dalam pengajaran bahasa setuju bahwa membaca dapat memperbaiki keterampilan mengarang. Lebih banyak
murid membaca, lebih banyak dapat diharapkan karangannya menjadi lebih baik. Mencontoh pasti melalui proses membaca. Karena itu dengan
mencontoh, murid kita latih membaca juga, dan apabila hal ini dikerjakan dengan sistematis perbaikan dalam karang-mengarang dapat diharapkan.