25 membangun kultur yang unggul. Kultur yang kondusif akan mendorong siapapun
warga sekolah untuk disiplin dan tumbuh rasa tanggung jawab bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut begitu juga sebaliknya dengan
kultur yang tidak kondusif, untuk itu kepala sekolah harus mengetahui karakteristik kelemahan dan kelibihan yang ada dalam seokolah terebut kemudian
dilakukan perbaikan menemuka solusi yang terkandung dalam visi-misi sekolah. Dengan tumbuhnya karakteristik kultur sekolah yang kondusif maka akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
5. Kultur sekolah yang unggul
Berikut beberapa kriteria menurut Farida Hanum 2011: 129-132, dalam membangun kultur sekolah yang unggul.
a. Penerapan visi misi yang jelas
Visi adalah pernyataan singkat, mudah diingat, pemberi semangat, dan obor penerang jalan untuk maju. Misi adalah dua atau tiga kalimat sebagai
operasional visi. Terdapat sejumlah langkah untuk mengimplementasikan visi dan misi sekolah, meliputi:
1 Pahami kultur sekolah,
2 Hargai profesi guru,
3 Nyatakan apa yang anda hargai,
4 Perbanyak unsur yang anda hargai,
5 Lakukan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait,
6 Buat menu kegaiatan bukan mandat,
7 Gunakan birokrasi untuk memudahkan bukan mempersulit, dan
8 Buat jejaring networking seluas mungkin.
b. Komitmen tinggi
Komitmen ini adalah energi untuk mengubah budaya konvensional biasa- biasa saja menjadi budaya unggul. Dengan begitu semua komponen yaitu semua
26 warga sekolah dalam dunia pendidikan disuatu sekolah harus berkomitmen utnuk
mewujudkan visi dan misi melaluui kultur sekolah. Hasil penelitian Farida Hanum 2008, menemukan bahwa sekolah-sekolah yang ikut program perintisan
sekolah Berstandart Internasional, sejak lama memiliki komitmen yang tinggi untuk terus meningkatkan mutu dari tahun ke tahun. Kultur sekolah yang tercipta
sangat kondusif untuk mengajak warga sekolah untuk maju, terlihat jelas budaya unggul telah membudaya pada tiap warga sekolah.
c. Kepemimpinan yang mumpuni
Kepala sekolah adalah pemimpin dari pemimpin bukan pemimpin dari pengikut. Artinya, selain kepala sekolah ada pemimpin dalam lingkup
kewenangannya sehingga tercipta proses pengambilan keputusan bersama shared decision making. Komunikasi terus menerus dilakukan antara kepala sekolah dan
para guru untuk memahami budaya dan etos sekolah yang diimpikan lewat visi sekolah itu.
Bahwa kepemimpinan tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah semata tetapi guru atau pendidik juga merupakan pemimpin dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat memberikan sebuah interaksi dalam mewujudkan kultur sekolah.
d. Kesempatan untuk belajar dan pengaturan waktu yang jelas
Semua guru mengetahui apa yang mesti diajarkan. Alokasi waktu yang memadai dan penjadwalan yang tepat sangat berpengaruh bagi kualitas
pengajaran. Guru memanfaatkan waktu yang semaksimal mungkin demi penguasaaan keterampilan azasi. Dalam hal ini perlu dijaga keseimbangan antara
27 tuntutan kurikulum dengan ketersediaan waktu. Kunci keberhasilan dalam hal
ini adalah mengajar dengan niat akademik yang jelas dan siswa pun mengetahui niat itu. Dengan tujuan pembelajaran dan pengaturan waktu yang jelas maka
kegiatan senggang siswa dapat dioptimalkan secara baik untuk belajar mandiri misalnya di perpustakaan, di laboratorium, dan sebagainya menjadikan kegiatan
itu lebih bermanfaat dan dapat menjadikan siswa lebih berprestasi sehingga menjadi budaya disuatu sekolah.
e. Lingkungan yang aman dan teratur
Sekolah unggul bersuasana tertib, bertujuan, serius, dan terbebas dari ancaman fisik atau psikis, tidak opresif tetapi kondusif untuk belajar dan
mengajar. Dengan adanya lingkungan yang aman dan teratur menjadikan siswa nyaman untuk belajar, berinteraksi dengan baik, dan sebagainya. Untuk itu
Siswa diajari agar berprilaku aman dan tertib melalui belajar bersama cooperative learning, dan merasa sekolah milik bersama untuk dijaga dengan
baik. Banyak penelitian menunjukkan bahwa suasana sekolah yang sehat berpengaruh positif terhadap prokduktivitas, semangat kerja, dan kepuasaan
guru dan siswa. f.
Hubungan yang baik antara rumah dan sekolah Para orang tua biasanya memahami misi dan visi sekolah dengan baik,
sehingga apa yang menjadi target oleh sekolah orang tua bisa mengerti. Dengan demikian sekolah tidak hanya mendidik siswa, tetapi juga orang tua sebagai
anggota keluarga sekolah yang dihargai dan dilibatkan.
28 Dengan melibatkan mereka pada kegiatan yang dilakukan oleh komite
sekolah sehingga terjalin hubungan yang baik antara sekolah, siswa, dan orang tua. Dengan adanya kehadiran orang tua sesungguhnya merupakan kesempatan
untuk membangun citra sekolah dan untuk merayakan visi dan misi. Singkatnya, sekolahunggul membangun kepercayaan dan silaturahmi sehingga
masing-masing memiliki niat tinggi untuk mencapai prestasi.
g. Monitoring kemajuan siswa secara berkala
Kemajuan siswa dimonitor terus-menerus dan hasil monitoring itu dipergunakan untuk memperbaiki perilaku dan performansi siswa dan untuk
memperbaiki pembelajaran secara keseluruhan baik saat jam pelajaran ataupun tidak. Sekolah dalam memonitoring semua yang ada dalam lingkungan sekolah
mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemajuan dari masing-masing komponen
agar visi-misi sekolah dapat tercapai. Dalam memonitoring ini sekolah juga menyiapkan evaluasi guna memberikan hal yang terbaik untuk warga sekolah
tersebut khususnya untuk para siswa agar menjadi pribadi yang unggul dalam hal yang positif.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2003: 11, dalam membangun kultur sekolah yang unggul meliputi 1 pemilihan urgensi secara
berkesinambungan, 2 pengenbangan kerja tim dan kepeminpinan kepala sekolah, 3 pembiasaan kesederhanaan internal sekolah, jangan bermewah,
gengsi, dan boros 4 pengembangan jenang sependek mungkin, 5 pengurangan sebanyak mungkin birokrasi, kaena birokrasi yang begitu banyak akan
29 menghambat berkembangan kepemimpinan yang dilakukan dalam pencapainan
visi dam misi sekolah. Membangun kultur sekolah yang unggul sekolah harus menerapkan tujuan,
visi, dan misi yang jelas, mempunyai komitmen yang tinggi, kepemimpinan yang mumpuni, pengaturan jadwal pembelajaran yang jelas, lingkungan yang aman,
menjalin hubungan yang efektif antara sekolah dengan wali murid, dan memonitoring semua kemajuan kegiatan siswa. Apabila semua ciri-ciri diatas
dapat diwujudkan maka akan terbentuk suatu sistem organisasi sekolah yang unggul dapat menciptakan kultur yang positif dan memajukan prestasi sekolah.
Membangun kultur sekolah dilakukan dalam proses yang panjang dan banyak variabel yang mempengaruhinya misalnya pengaruh dari luar yaitu adanya
kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah adanya tunjangan sertifikasi guru tentu ini akan memberikan pengaruh terahadap guru yang tersertifikasi
dengan yang belum tersertifikasi, tantangan dari dalam misalnya kondisi yang berada di sekolah seperti gedung dan fasilitas lainnya kurang memadai, letak
sekolah yang berada di pusat keramaian tentu ini memberikan dampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah tersebut harus memahami bagaimana membagun sekolah yang unggul dalam mengatasi berbagai masalah
yang ada di dalam maupun di luar sekolah seperti memenuhi kriteria membangun sekolah yang unggul seperti di atas.
30
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah