23 mendukung standar yang tinggi dalam peningkatan kualitas pendidikan yang
berasal dari pembuat kebijakan di sekolahnya. Kultur sekolah diharapkan akan memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala
sekolah, guru, siswa, dan karyawan maupun pengguna sekolah lainnya, akan terjadi manakala kualifikasi kultur tersebut bersifat sehat, solit, kuat, positif,
professional. Ini berarti kultur sekolah menjadi komitmen luas sekolah, kepribadian sekolah yang didukung oleh stakeholdernya.
4. Karakteristik Kultur Sekolah
Kultur sekolah dibedakan menjadi kultur positif dan kultur negatif. Kultur sekolah yang positif dapat menunjang perbaikan mutu sekolah.
Peterson 1992: 2 mengungkapkan bahwa dibeberapa sekolah budaya sekolah yang positif memberikan inspirasi kepada warga sekolah untuk belajar dan
berkembang, mengambil resiko, dan bekerja secara kolektif. Di sisi lain, kultur sekolah juga memiliki sikap dan keyakinan negatif. Hal ini bisa berkembang
karena didukung oleh berbagai faktor yang salah satunya menganggap kultur sekolah tidaklah penting dalam meningkatkan mutu sekolah. Kultur sekolah yang
diabaikan dan tidak dijadikan rumusan dalam visi dan misi sekolah. Terkait dengan kultur negatif Peterson 1992: 2 mengemukakan sebagai
berikut: “Negative attitudes and beliefs can spring from many sources: perhaps staff
developments activities were poorly conceived in the past and didnt address teacher needs. Or the school has struggled academically for a long time and staff
members have given up, telling each other that, “ nobody could teah these kids.”
24 Kultur sekolah itu milik seluruh warga sekolah dan menjadi hasil dari perjalanan
panjang sejarah sekolah, produk dari intervensi dan interaksi dari pihak sekolah. Sekolah perlu menyadari secara serius keberadaan anek kultur sekolah yang
berkembang dilingkungannya. Hasil penelitian Farida Hanum 2008 menunjukkan ada perbedaan yang
sangat jelas antara kultur sekolah bermutu baik yang sekarang menjadi sekolah Berstandar Internasional dengan kultur sekolah yang dikenal lama bermutu
kurang. Dapat dikatakan bahwa kultur sekolah memang harus melalui pembiasaan yang cukup panjang dan lama kelamaan membudaya di sekolah.
Menurut Farida Hanum 2011: 120, mengemukakan bahwa kultur secara singkat langkah-langkah membentuk kultur sekolah yang positif adalah 1
mengamati dan membaca kultur sekolah yang kini ada, melacak historinya dan masalah apa saja yang timbul oleh keberadaan kultur sekolah tersebut; 2
mengembangkan sistem asesmen kultur sekolah sejalan dengan tujuan perbaikan sekolah yang diinginkan; 3 melakukan kegiatan assesmen sekolah guna
mendiagnosisi permasalahan yang ada dan tindakan kultural yang dapat dilakukan; 4 mengembangkan visi strategis dan misi perbaikan sekolah; 5
melakukan redefinisi aneka peranan kepemimpinan kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan aneka stekeholders; 6 mewaspadai perilaku yang lama negatif,
nilai-nilai yang bersifat racun, dan koalisi mereka; 7 merancang pola pengembangan kultur sekolah dan membangun praktik-praktik baru dan artifak
baru dikaitkan secara sadar dengan nilai-nilai lama yang relevan dan nilai-nilai baru yang diharapkan tumbuh; dan 8 melakukan pemantauan dan evaluasi
secara dinamika terhadap perkembangan kultur sekolah dan dampaknya.
Untuk itu dalam membangun kultur harus dapat melihat dari sisi luar dan
dalam yang terdapat dalam setiap komponen pendidikan di sekolah agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan yang terjadi dalam lingkungan sekolah
tersebut. Kultur tersebut dapat mengetahui perilaku atau hubungan secara internal dilingkungan sekolahan dan secara eksternal diluar lingkungan sekolahan. Selain
itu dapat mengatasi permasalahan yang timbul didalam lingkungan sekolah untuk
25 membangun kultur yang unggul. Kultur yang kondusif akan mendorong siapapun
warga sekolah untuk disiplin dan tumbuh rasa tanggung jawab bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut begitu juga sebaliknya dengan
kultur yang tidak kondusif, untuk itu kepala sekolah harus mengetahui karakteristik kelemahan dan kelibihan yang ada dalam seokolah terebut kemudian
dilakukan perbaikan menemuka solusi yang terkandung dalam visi-misi sekolah. Dengan tumbuhnya karakteristik kultur sekolah yang kondusif maka akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
5. Kultur sekolah yang unggul