Pengertian kultur sekolah Kultur sekolah

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kultur sekolah

1. Pengertian kultur sekolah

Dalam mewujudkan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bermutu dan proses pembelajaran yang aktif untuk mengembangkan potensi siswa dan prestasi sekolah lebih unggul seperti dalam sistem pendidikan nasional menjadi perlu adanya sebuah kultur sekolah. Berikut beberapa pendapat pengertian kultur sekolah. Menurut Wirawan 2007: 10-11, budaya organisasi didefinisikan sebagai norma, nilai-nilai, asumsi-asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri organisasi, pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehinggia mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku organisasi dalam memproduksi produk, melayani konsumen, dan mencapai tujuan organisasi. Antropolog Geertz 1973: 12, mendefinisikan kultur sebagai suatu pola pemahaman terhadap fenomena sosial, yang terekspresikan secara eksplisit maupun implisit. Berdasarkan hal tersebut, kultur sekolah dapat dideskripsikan sebagai pola nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan sekolah. Ditambahkan oleh Farida Hanum 2011: 113, menurutnya kultur sekolah memiliki unsur-unsur yang terdiri dari asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, sikap dan norma yang dipegang oleh warga sekolah dan kemudian mengarahkan pada 15 upaya mereka berperilaku serta menjadikan karakteristik sekolah terhadap budaya yang dimilikinya. Kultur sekolah dapat mencerminkan kepribadian sekolah dalam melakukan kegiatan-kegiatan. Pandangan lain tentang budaya sekolah dikemukakan oleh Zamroni 2007: 7, bahwa budaya sekolah merupakan suatu pola asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang dipegang dan berkembang bersama oleh seluruh warga sekolah, yang diyakini dan telah terbukti dapat dipergunakan untuk menghadapi berbagai problem dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan melakukan integrasi internal, sehingga pola nilai dan asumsi tersebut dapat diajarkan kepada anggota dan generasi baru agar mereka memiliki pandangan yang tepat bagaimana seharusnya mereka memahami, berpikir, merasakan dan bertindak menghadapi berbagai situasi dan lingkungan yang ada di sekolah tersebut. Kultur sekolah sendiri dipengaruhi dua variabel yaitu pengaruh dari luar dan realitas sekolah itu sendiri. Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan kultur sekolah merupakan suatu keyakinan, nilai-nilai, norma-norma, dan asumsi-asumsi dasar yang melekat di sekolah sehingga dapat mempengaruhi perilaku komponen yang berada di sekolah tersebut menjadikan karakteristik suatu lembaga sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan. Kultur sekolah dibentuk melalui praktik-praktik budaya, nilai-nilai, dan pemahaman atas norma-norma dari kehidupan sosial yang dapat dikembangkan oleh lembaga sekolah sejak lama bahkan saat sekolah itu berdiri. Kultur ini juga bermanfaat untuk memecahkan 16 masalah-masalah dan juga menghadapi perubahan-perubahan yang akan terjadi, seperti dengan adanya slogan-slogan, upacara-upacara yang bersifat membangun karakter individu menjadi lebih baik di era globalisasi dimana banyak tantangan yang dihadapi sekolah dari dalam maupun dari luar. Slogan-slogan tersebut bisa memberikan himbauan atau ajakan untuk menuju peningkatan mutu pendidikan. Dengan hal seperti ini kultur sekolah dapat mendorong kedispilinan dan menjadikan budaya yang positif di sekolah. Pada intinya kultur sekolah dapat memberikan identitas tersendiri bagi sekolah dalam membangun peningkatan mutu pendidikan, karena setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan yang tentu saja ini menjadikan realitas masing-masing sekolah berbeda. Untuk itu kultur sekolah ini mempunyai nilai, aturan-aturan, dan filosofi yang berkaitan dengan sekolah tersebut dalam pencapaian mutu pendidikan.

2. Unsur-unsur Kultur Sekolah