Ideologisasi Masjid sebagai Sarana Rekrutmen Masyarakat Umum

organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun kemudian tidak dapat dihentikan dengan adanya gelombang penangkapan oleh rezim Nasser yang tidak hanya menimpa Organisasi 1965 tetapi juga lingkar yang lebih luas dari organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun.

5.3. Ideologisasi Masjid sebagai Sarana Rekrutmen Masyarakat Umum

Pada era Anwar Sadat 1970-1981 hubungan antara Ikhwan dengan pemerintahan mulai diperbaiki dengan adanya kebijakan yang memperbolehkan Ikhwan untuk membangun organisasinya secara publik. Ikhwan dinyatakan kembali sebagai organisasi legal walaupun tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas politik seperti mengikuti kampanye dan pemilu sebagai partai politik. 62 Pada masa ini gerakan Ikhwan mulai menata ulang kekuatan organisasinya dengan menjadikan sarana masjid dan universitas sebagai sarana strategis penyebaran pemikiran dan pengkaderan.Ikhwan mulai melakukan rekrutmen terhadap berbagai aktivis mahasiswa di berbagai universitas besar seperti Universitas Al-Azhar dan Universitas Kairo.Tindak lanjut dari rekrutmen ini adalah penguasaan serikat-serikat mahasiswa dan mendominasi perpolitikan kampus. 63 Ikhwan kembali menjadikan masjid-masjid di seluruh Mesir sebagai basis dalam rekrutmen dan pengkaderan. Carrie Wickham menyebutkan hanya 30,000 dari 170,000 masjid di Mesir yang dikelola di bawah administrasi pemerintahan resmi, lainnya menjadi sarana gerakan Islam seperti Al-Ikhwan Al-Muslimun dan gerakan lain untuk melakukan rekrutmen dan pengkaderan terhadap anggota baru. Wickham kemudian juga menjelaskan bagaimana masjid yang dikelola oleh Ikhwan tidak hanya menyediakan pelayanan untuk ibadah shalat saja tetapi juga mengadakan pelajaran agama untuk kaum pria dan wanita, program-program setelah sekolah untuk pelajar 62 Carrie Rosefsky Wickham, op.cit., Hal 125 63 Barbara He Zollner, The Muslim Brotherhood : Hasan Al Hudaybi And Ideology, Routledge Studies In Political Islam, London, 2009, Hal 48 Universitas Sumatera Utara dan perayaan-perayaan hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid juga digunakan sebagai basis organisasi untuk mengadakan pelayanan kesehatan, taman kanak-kanak dan pusat distribusi bantuan sosial serta penyediaan sarana perpustakaan untuk buku-buku Islam. 64 Permasalahan sosial seperti kemiskinan adalah sesuatu yang nyata dihadapi oleh masyarakat Mesir.Al-Ikhwan Al-Muslimun melihat hal ini sebagai akar masalah yang harus dibenahi terlebih dahulu, sebelum organisasi ini menyampaikan pesan- pesan religius yang normatif kepada masyarakat.gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang berusaha menawarkan slogan “solusi Islam” atas berbagai permasalahan kehidupan yang mereka hadapi. Al-Ikhwan mencoba membangun aktivitas-aktivitas yang dapat langsung menyentuh masyarakat. Ikhwan mencoba membangun aktivitas dan lembaga berupa masjid-masjid, asosiasi relawan Islami, lembaga sosial, klinik- klinik kesehatan, sekolah-sekolah, kelompok budaya ; kemudian juga asosiasi- asosiasi bisnis dan professional seperti bank syariah, pasar saham dan lembaga- lembaga penerbitan. Faktor utama yang menjadikan Al-Ikhwan Al-Muslimun menjadi sangat berpengaruh adalah organisasi ini mencoba untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial yang riil ada di tengah masyarakat.Pesan ini tersampaikan melalui berbagai aktivitas sosial organisasi, yang diperkuat dengan pesan-pesan dakwah Islam, dan bahasa dakwah yang ramah dalam penyampaian pesan-pesan tersebut ke masyarakat. Keluhan-keluhan masyarakat Mesir tentang pemberantasan kemiskinan, dipekuat dengan keengganan yang tampak dari pemerintah dan elit penguasa untuk mengatasai masalah sosial ini, serta inefektivitas dan kasus korupsi yang terlihat di seluruh institusi pemerintahan di seantero Mesir, membuat apa yang dilakukan oleh Al- Ikhwan Al-Muslimun mendapatkan respon positif dari masyarakat. 64 Carrie Rosefsky Wickham, op.cit., Hal 124 Universitas Sumatera Utara Al-Ikhwan Al-Muslimun menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk secara efektif mengatasi berbagai permasalahan sosial dengan menyediakan sekolah dan pelayanan kesehatan berbiaya rendah, menyebarkan bahan pangan dan berbagai varian pelayanan sosial lainnya. Kemudian juga menyebarkan dakwah agar masyarakat mengadopsi nilai-nilai Islam, gerakan Ikhwan juga menawarkan solusi atas permasalahan korupsi yang muncul dalam tubuh pemerintahan dan birokrasi.8 Alasan lain mengenai kesuksesan penyebaran pengaruh dari Al-Ikhwan Al- Muslimun adalah mengenai status keanggotaan mereka. Di samping berbagai keistimewaan, para anggota Ikhwan menggunakan konsep “dakwah” atau misi penyebaran Islam, untuk memberikan legitimasi dalam proses penggalangan dukungan akan pandangan hidup mereka dalam kelompok masyarakat yang lebih luas. Dengan menggunakan prinsip dan nilai Islam sebagai landasan aktivitas mereka, organisasi Islam menggunakan simbol dan membentuk identitas yang selaras dengan budaya masyarakat. 65 Setelah pembentukannya di Isma’iliyah, organisasi Al-Ikhwan Al- Muslimun memulai pembangunan masjid, menggunakan dana dari iuran anggota dan hibah dari pengusaha-pengusaha lokal. Perekrutan pelajar putera, pelajar puteri, klub- klub sosial sesudah itu juga dapat dilihat sebagai bagian dari upaya pertumbuhan organisasi. Setiap cabang baru dari Al-Ikhwan Al-Muslimun mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan yang sama. Organisasi ini akan membangun kantor cabang dan kemudian akan memulai proyek-proyek pelayanan sosial, pembangunan masjid, sekolah-sekolah, klinik-klinik kesehatan, mengembangkan kerajinan industri lokal atau program-program olahraga di masyarakat. Infrastruktur pelayanan sosial 65 Miriam Abouzahr, op.cit., Hal 21 Universitas Sumatera Utara Al-Ikhwan Al-Muslimun berkembang dengan sangat cepat dan kemudian menjadi bagian penting dari tatanan sosial, politik dan ekonomi Mesir. 66 Sementara Al-Ikhwan Al-Muslimun terus berkembang dalam aspek fisik dengan terus memperluas infrastruktur pelayanan sosialnya.Masjid menjadi sarana utama dalam melakukan rekrutmen organisasi.Selain kegiatan-kegiatan olahraga, masjid menjadi satu-satunya tempat yang diperbolehkan oleh pemerintah untuk berkumpulnya orang banyak pada masa-masa itu.Masjid juga relatif lebih aman dari penggebrekan polisi atau atau intervensi lainnya dari pemerintah.Walaupun pemerintah telah mengeluarkan peraturan mengenai masjid, seperti peraturan yang dikeluarkan oleh departemen dalam negeri yang menggambarkan secara jelas usaha pemerintah untuk membendung pengaruh organisasi Ikhwan. Masjid juga memberikan banyak keuntungan lainnya, masjid memberikan penceramah Ikhwan sebuah aura akan kehormatan dan kesalehan yang mungkin tidak akan mereka dapatkan jika kegiatan yang mereka laksanakan bertempat di jalanan atau kantor organisasi. Masjid mengikatkan organisasi Ikhwan dengan Islam, yang memberikan legitimasi atas pesan-pesan oposisi yang dilancarkan oleh organisasi Billings dan Scott 1994.Terlebih lagi, masjid melindungi para pembicara dari kritik tajam dan serangan fisik yang mungkin bisa dilakukan oleh audiens. 67 Masjid juga menjadi tempat untuk melakukan mekanisme seleksi secara pribadi untuk calon rekrutmen potensial, dimana keberadaan masjid membawa kecendrungan kepada pesan-pesan religius yang disampaikan oleh Al-Ikhwan Al- Muslimun.Masjid yang menjadi faktor penting dalam kebangkitan Al-Ikhwan Al- Muslimun, dimana masjid menciptakan dan menyediakan sebuah ruang publik untuk Ikhwan tidak hanya dalam aspek material menjadi tempat perlindungan dari polisi 66 Ibid, hal 23 67 Ziad Munson, Islamic Mobilization : Social Movement Theory and the Egyptian Moslem Broterhood, The Sociological Quarterly, Vol. 42 No.4, Department of Sociology, Harvard University, 2001, hal 25 Universitas Sumatera Utara dan tempat berkumpulnya audiens dalam jumlah besar tetapi juga dalam aspek ideologis memberikan legitimasi religiusitas dan menjadi sarana diskusi dalam masalah-masalah keagamaan. 68 Sementara para pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimun menggunakan demonstrasi jalanan dan parade sebagai ajang kekuatan, masjid tetap menjadi sarana utama dalam rekrutmen anggota-anggota baru selama fase 1932-1954. Hanya dengan pesan-pesan keislaman yang spesifik, organisasi Ikhwan dapat menggunakan masjid sebagai sarana penyebaran ideologinya yang melancarkan kritik keras terhadap rezim berkuasa dan permasalahan sosial yang ada di Mesir.Pada titik ini pula interaksi antara aktivitas organisasi dengan ideologinya menjadi penting untuk diperhatikan.Penggunaan masjid, bersamaan dengan pesan-pesan keislaman memberikan keuntungan khusus kepada mobilisasi gerakan tersebut.

5.4. Mobilitas Politik dan Ideologisasi Universitas