Latar Belakang Perjuangan Politik Pada Era Husni Mubarak 1980-2011

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Konflik yang terjadi di Timur Tengah kerap kali menyita perhatian dunia, tidak terkecuali revolusi yang terjadi baru-baru ini termasuk di Mesir. Rakyat Mesir telah muak dengan tingkah pola pemimpin negaranya yang membuat hidup mereka tidak sejahtera. Selain itu, rakyat juga mengalami akumulasi kekecewaan yang selama puluhan tahun dikekang oleh pemimpin negaranya. Akibatnya mereka bersatu dan meminta pemimpin negara mereka untuk mundur dan meletakkan jabatannya. Mesir memang diakui secara luas sebagai pusat budaya, memiliki pengaruh politik yang berpengaruh penting di kalangan negara-negara Arab dan Timur Tengah. Mesir juga memiliki pengaruh agama yang kuat. Pengaruh tersebut tidak hanya menyebar di Mesir saja, tetapi mulai menjalar negara-negara lain di dunia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan didirikannya Universitas Al-Azhar serta lahir dan berkembangnya Al-Ikhwan Al-Muslimun. Gelombang protes yang terjadi di Mesir sejak 25 Januari 2011 merupakan momentum politik bagi Al-Ikhwan Al-Muslimun berikutnya disebut dengan Ikhwan dalam menumbangkan rezim otoriter Husni Mubarok. Ikhwan telah menjadi oposisi politik bagi rezim militer Mesir sejak masa pemerintahan Gamal Abdul Nasser, Anwar Sadat sampai dengan Husni Mubarak. Aksi protes yang berhasil mengumpulkan seluruh kekuatan oposisi ini menjadi titik balik bagi perlawanan Al- Ikhwan Al-Muslimun selama 50 tahun belakangan ini. Al-Ikhwan Al-Muslimun melakukan strategi perjuangan politik dalam tiga fase pemerintahan otoriter di Mesir yaitu rezim Gamal Abdul Nasser, Anwar Sadat dan yang terakhir adalah era Husni Mubarak. Hal menarik yang dapat dicermati adalah gerakan Ikhwan mencoba melakukan berbagai penyesuaian dalam strategi dan pilihan-pilihan politik yang diambil sesuai dengan kondisi politik yang mereka hadapi. Universitas Sumatera Utara Perjuangan politik Ikhwan menarik untuk dibahas karena gerakan Ikhwan dianggap sebagai salah satu gerakan politik Islam yang paling berpengaruh dalam kebangkitan gerakan Islam di Timur Tengah dan dunia pada abad ke 20. Gerakan Ikhwan berhasil menjadi pionir bagi lahirnya ide penyatuan gerakan agama dengan politik yang menjadi inspirasi bagi model gerakan serupa di Yordania, Palestina, Turki, Aljazair dan berbagai negara Islam lainnya. Gerakan Ikhwan menyebarkan ide akan Transnasionalisme Islam dan adanya kebangkitan Islam pasca runtuhnya kekhalifahan di Turki. Selain itu gerakan Ikhwan memiliki fikroh konsep gerakan yang berbeda dengan gerakan Islam yang juga muncul seperti Jama’ah Anshar As-Sunah Al- Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, ataupun Jama’ah Tabligh. Dibandingkan jama’ah Islam yang lain walaupun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama untuk mengembalikan kejayaan Islam dan khilafah Islamiyah. Ikhwan memiliki konsep Ishlah reformasi yang jelas dan terperinci sesuai yang telah dibuat oleh pendirinya Hasan Al-Banna. Hasan Al-Banna menggambarkan “Sesungguhnya terapi bagi keterpurukan, perpecahan kata, kehancuran dan kemunduran peradaban umat Islam tidak bisa dilakukan dengan terapi tunggal, ia harus dengan terapi komprehensif. Begitu juga manhaj reformasi untuk membebaskan umat Islam dari keterpurukannya haruslah komprehensif tanpa memprioritaskan manhaj salah satu reformis, tetapi harus mencakup seluruh unsur ishlahi. Dengan itulah semua kondisi umat Islam akan membaik,” 1 Ikhwan memiliki pemahaman secara umum dan utuh tentang reformasi bahwa gagasan pemikiran mereka mencakup seluruh aspek perbaikan masyarakat. Termasuk dalam bagiannya adalah semua unsur lain yang merupakan gagasan perbaikan pula. Karena itu, semua reformis yang tulus dan penuh perhatian akan 1 Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 1, Era Intermedia: Solo, 2009, hal. 161 Universitas Sumatera Utara mendapati apa yang dicita-citakan. Reformasi yang komprehensif menuntut perbaikan tatanan politik, hukum di dalam negeri dan menuntut kaji ulang terhadap hubungan umat dengan bangsa lain di luar negeri, juga pendidikan masyarakat agar agar mencapai kehormatan dan kemuliaan. Perjuangan politik Ikhwan muncul karena mendapatkan tekanan dan larangan dari penguasa Mesir, diawali oleh rezim Gamal Abdul Nasser yang berlanjut sampai rezim Husni Mubarak. Kondisi dalam tekanan dengan adanya pembubaran dan pelarangan aktivitas politik resmi dari Ikhwan inilah yang menjadikan gerakan Ikhwan melakukan perjuangan politik melawan rezim pemerintahan otoriter yang ada. Perlu dipahami bahwa lahirnya gerakan Ikhwan adalah sebagai bagian dari upaya kebangkitan gerakan Islam pasca runtuhnya kekhalifahan Turki Ustmani. Gerakan Ikhwan memiliki tujuan untuk menjadikan kembali diterapkan nilai-nilai syariah Islam dalam kehidupan bernegara. Ikhwan menilai bahwa salah satu penyebab mengapa terjadi kemunduran bangsa Mesir pada khususnya dan umat Islam pada umumnya terjadi karena umat Islam mulai meninggalkan prinsip-prinsip keagamaannya. Pada tahun 1952, Ikhwan melakukan kerjasama dengan gerakan militer yang dipimpin Gamal Abdul Nasser untuk melakukan revolusi menggulingkan dinasti Raja Farouk.Kerjasama itu dibangun atas dasar kepentingan politik untuk membangun sistem pemerintahan Mesir baru yang berdasarkan sistem demokrasi presidensial dan menghapuskan kekuasaan monarki absolut yang dianggap melindungi kepentingan kolonialisme Inggris, terutama pendudukantentara Inggris di wilayah Zona Terusan.Peristiwa yang dikenal sebagai Revolusi 1952 ini akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan lama yang kemudian memunculkan tokoh militer Gamal Abdul Nasser ke puncak kekuasaan sebagai presiden Mesir. Gerakan Ikhwan ditawari oleh Presiden Nasser untuk masuk dalam Universitas Sumatera Utara koalisi pemerintahan dengan tawaran tiga jabatan pos menteri di formasi kabinet yang akan disusun. 2 Pada titik inilah terjadi perbedaan pendapat antara Ikhwan dengan Nasser. Ikhwan menganggap Nasser telah berbelok dari kesepakatan awal dengan menjadikan pemerintahan baru ini berkarakter militeristik dengan banyaknya perwira militer yang mengisi berbagai jabatan struktural penting di pemerintahan.Ikhwan juga mengkritik kebijakan politik Nasser yang otoriter dengan menerapkan kontrol perwira terhadap berbagai lembaga negara dan institusi publik seperti pers, kehakiman, kepolisian dan partai politik. Mendapatkan kritik dan oposisi yang keras dari Ikhwan di awal masa kekuasannya, Nasser kemudian mengambil langkah-langkah politik untuk menekan kekuatan politik yang melawan dirinya. Pada 30 Oktober 1954, Nasser kemudian menangkap Mursyid Am Pemimpin Umum Ikhwan, Hasan Al Hudaybi, dengan tuduhan tindakan subversive yang membahayakan keamanan negara. 3 Begitu juga dengan ratusan aktivis Ikhwan yang lain kemudian ditangkap. Kantor pusat Ikhwan kemudian dihancurkan dan dibakar, menyita aset-aset strategis organisasi dan menyatakan Ikhwan sebagai organisasi terlarang dan kontra-revolusioner yang berbahaya bagi pemerintahan baru. 4 Organisasi Ikhwan berada pada titik nadir ketika itu, bisa dikatakan organisasi itu hampir mati karena tekanan politik dari rezim Nasser. Tindakan keras dari rezim Nasser memicu perlawanan yang lebih keras dari aktivis Ikhwan, organisasi Ikhwan tetap hidup dan menjalankan aktivitas politik bawah tanah untuk mempertahankan eksistensi organisasinya. Penjara yang diharapkan dapat 2 Richard Paul Mithcell, Masyarakat Al-Ikhwan Al-Muslimun : Gerakan Dakwah Al-Ikhwan Di Mata Cendekiawan Barat, Era Intermedia : Solo, 2005, Hal 146 3 Ibid, Hal 207 4 Ibid, Hal 204-205 Universitas Sumatera Utara mematikan aktivitas politik gerakan Ikhwan menjadi tempat konsolidasi dan pengkaderan gerakan Ikhwan. Sementara itu aktivis Ikhwan yang berada di luar penjara selalu berhubungan satu dengan lainnya dan melakukan kerja-kerja sosial untuk memenuhi kebutuhan mendasar anggota keluarga Ikhwan yang dipenjara. Pada tanggal 6 Oktober 1981, Anwar Sadat ditembak saat melakukan parade militer dalam memperingati hari kemenangan Mesir atas Israel yang diperingati setiap tahunnya yang menyebabkan Anwar Sadat meninggal. Majelis Al-Sya’ab dan Majelis As-Syuura Mesir mengangkat Husni Mubarok yang sebelumnya menjabat WakilPresiden untuk menjadi Presiden Mesir menggantikan jabatan Anwar Sadat. Sejak saat itu maka dimulailah kekuasaan rezim Husni Mubarok. Pada awal masa pemerintahannya, Mubarok tidak banyak mengubah kebijakan Anwar Sadat dengan tujuan membuat sistem demokrasi yang sempurna dan rezim militer tetap mendapat dukungan dari rakyat Mesir dan juga internasional.Mubarok mencurahkan perhatiannya untuk memperbaiki keadaan ekonomi Mesir yang belum membaik. Mubarok terus menjalin hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. Dia juga memperbaiki hubungan Mesir dengan Uni Soviet dengan cara meningkatkan pertukaran kunjungan pejabat tinggi antar kedua negara. 5 Namun menariknya pemerintahan Husni Mubarok yang seolah demokratis justru sebagai upaya untuk melanggengkan kekuasaannya di Mesir. Mubarok Selain itu Mubarok melakukan modernisasi sesuai budaya barat. Hal ini pula yang memicu munculnya beragam kelompok Islami dan semakin kuatnya kelompok Islam yang sudah ada. Mubarok berjanji untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan masalah sosial, berusaha menindak korupsi, dan membebaskan ketua agama dan politik yang dipenjara saat pemerintahan Anwar Sadat. Dengan kata lain kehadiran Mubarok bagi Mesir ibarat angin segar yang membawa perubahan. 5 Riza Sihbudi dkk, Op cit,1995, hal. 161-162 Universitas Sumatera Utara melakukan perpanjangan Undang-undang Darurat N0.162 tahun 1958 yaitu kekuasaan polisi diperpanjang, hak konstitusional ditangguhkan, sensor disahkan, dan pemerintah dapat memenjarakan individu tanpa batas waktu dan tanpa alasan . 6 Husni Mubarok merupakan presiden dengan jabatan paling lama yang pernah menjabat dalam sejarah Mesir. Rezim ini berkuasa selama tiga puluh tahun dengan berbagai kebijakan yang dibuat untuk melanggengkan kekuasaanya. Dia memenangkan pemilu yang beberapa kali telah diselenggarakan, hal ini dikarenakan Mesir memiliki aturan bahwa tidak ada batasan kepada presiden untuk menduduki terus jabatannya. Hal tersebut menjadi salah satu cara yang digunakan Mubarok dalam mempertahankan kekuasaannya. Legitimasi Husni Mubarok terhadap Mesir cukup berbeda dengan presiden sebelumnya. Dia mengatakan bahwa Mesir sedang dalam proses untuk menuju demokrasi yang sesungguhnya, sempurna, dan proporsional. Tetapi semua cara dilakukan untuk melanggengkan kekuasaannya dengan bersembunyi dibalik dalih demokrasi untuk menarik simpati dan dukungan rakyat dan luar negeri bahwa Mesir bukanlah negara otoriter tetapi negara yang bebas dan berdemokrasi. Dengan latar belakang seperti inilah Al-Ikhwan Al-Muslimun mengawali proses perjuangan politik melawan rezim otoriter di Mesir. Tekanan politik dari Gamal Abdul Nasser menyebabkan status organisasi ini tidak benar-benar pulih sebagai organisasi sosial-politik bahkan hingga era Husni Mubarak.Ikhwan dinyatakan sebagai organisasi terlarang, ribuan kader dan anggotanya dipenjara, dan berbagai aset strategisnya diambil alih oleh pemerintah.Menariknya kondisi ini tidak menyebabkan gerakan Ikhwan hilang dari percaturan politik Mesir, gerakan Ikhwan tetap bertahan dengan perjuangan bawah tanah dan bisa kembali lagi tampil di panggung politik pada tahun pemilu 1984.Bahkan menjadi kekuatan 6 Tamburaka, Apriyadi, Op cit, hal. 105 Universitas Sumatera Utara oposisi yang memperoleh suara terbesar pada pemilu 2005 dan menjadi salah satu kekuatan dominan pada momentum revolusi rakyat Mesir 2011.

2. Perumusan Masalah