b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Nitisemito 1992 merinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan pegawai
menjadi 7 faktor yakni: 1 Warna; merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja para
pegawai. Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka. Pemakaian warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat lainnya,
kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. 2 Kebersihan lingkungan kerja; apabila lingkungan kerja bersih maka pegawai
akan merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Kebersihan lingkungan bukan hanya berarti kebersihan tempat mereka bekerja, tetapi jauh lebih luas
dari pada itu misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak akan menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan bagi para pegawai yang menggunakannya,
untuk menjaga kebersihan ini pada umumnya diperlukan petugas khusus, dimana masalah biaya juga harus dipertimbangkan disini.
3 Penerangan; dalam melaksanakan tugas pegawai membutuhkan penerangan yang cukup, apabila pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut ketelitian.
4 Sirkulasi udara yang baik; akan meningkatkan kesegaran fisik para pegawai, karena apabila ventilasinya cukup maka kesehatan para pegawai akan terjamin.
5 Jaminan terhadap keamanan; menimbulkan ketenangan. Keamanan akan keselamatan diri sendiri sering ditafsirkan terbatas pada keselamatan kerja,
padahal lebih luas dari itu termasuk disini keamanan milik pribadi pegawai dan
juga konstruksi gedung tempat mereka bekerja. Sehingga akan menimbulkan ketenangan yang akan mendorong pegawai dalam bekerja.
6 Kebisingan; faktor yang dimaksud merupakan suatu gangguan terhadap seseorang karena adanya kebisingan, maka konsentrasi dalam bekerja akan
terganggu. Kebisingan yang terus menerus mungkin akan menimbulkan kebosanan.
7 Tata ruang; merupakan penataan yang ada di dalam ruang kerja yang biasa mempengaruhi kenyamanan pegawai dalam bekerja.
Tidak berbeda jauh dari Nitisemo, Ahyari 2005 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja antara lain adalah sebagai berikut:
1 Penerangan. Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk ke dalam ruang kerja masing-masing pegawai perusahaan baik dari lampu maupun dari sinar
matahari. Penerangan yang ada harus sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Sistem penerangan yang baik diharapkan
pegawai akan menjalankan tugasnya dengan lebih teliti, sehingga kesalahan pegawai dalam bekerja dapat diperkecil.
2 Suhu udara. Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi pegawai akan dapat menjadi penyebab menurunnya kepuasan kerja dan kenyamanan para
pegawai, sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
3 Suara bising. Pegawai memerlukan suasana yang dapat mendukung konsentrasi dalam bekerja, suasana bising yang bersumber dari mesin-mesin pabrik maupun
dari kendaraan umum akan menganggu konsentrasi pegawai dalam bekerja. 4 Ruang gerak. Sempitnya ruang gerak yang tersedia akan mengakibatkan
pegawai tidak dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu, manajemen perusahaan tentunya harus dapat menyusun perencanaan yang tepat untuk
ruang gerak dari masing-masing pegawai. 5 Keamanan kerja. Kondisi kerja yang aman akan membuat pegawai tenang
dalam bekerja, sehingga meningkatkan produktivitas pegawai.
c. Indikator Lingkungan Kerja
Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Nitisemito 2002 terdiri dari: 1 suasana kerja, 2 hubungan dengan rekan kerja, 3 hubungan antar bawahan dengan
pimpinan, dan 4 tersedianya fasilitas untuk pegawai.
3. Komitmen
a. Pengertian Komitmen
Meyer dan Allen 1997 merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik
hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Buchanan
1974 memandang komitmen sebagai partisan, keterikatan afektif dengan tujuan dan
nilai-nilai organisasi, peran seseorang dalam kaitannya dengan tujuan dan nilai-nilai, dan untuk organisasi demi kepentingannya sendiri, terlepas dari instrumen nilainya.
Definisi dari ahli lain tentang komitmen organisasi yaitu kekuatan relatif dari sebuah identifikasi individu dengan keterlibatan dalam sebuah organisasi. Komitmen
menghadirkan sesuatu diluar loyalitas belaka terhadap suatu organisasi. Disamping itu, hal ini meliputi suatu hubungan yang aktif dengan organisasi dimana individu bersedia
untuk memberikan sesuatu dari diri mereka untuk membantu keberhasilan dan kemakmuran organisasi Steers, 1988.
Komitmen terhadap perusahaan adalah tingkat kemauan pegawai untuk mengidentifikasikan dirinya pada perusahaan, dan untuk keinginannya melanjutkan
partisipasi secara aktif dalam perusahaan tersebut Davis dan Newstorm, 1985. Selanjutnya Luthans 2006 mengatakan sebagai sikap, komitmen organisasi paling
sering didefinisikan sebagai berikut: 1 Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu.
2 Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi. 3 Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Porter dan Mowday 1982 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan
dirinya kedalam bagian organisasi. Hal ini dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu :a penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, b kesiapan dan kesedian untuk
berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi, c keinginan untuk mempertahankankeanggotaan di dalam organisasi menjadi bagian dari organisasi.
Mengacu pada definisi-definisi yang diberikan oleh para ahli, komitmen dapat disimpulkan sebagai kekuatan psikologis individu untuk mengidentifikasikan dirinya
dengan organisasinya, menerima visi misi dan tujuan organisasi serta selalu menginginkan dirinya bertahan untuk menjadi bagian dari organisaisi.
b. Karakteristik Komitmen
Menurut Michaels 1997, ciri-ciri komitmen organisasi dijelaskan sebagai berikut:
1 Ciri-ciri komitmen pada pekerjaan diantaranya menyenangi pekerjaannya, mampu berkonsentrasi pada pekerjaannya, tetap memikirkan pekerjaan
walaupun tidak bekerja. 2 Ciri-ciri komitmen dalam kelompok seperti selalu siap menolong teman
kerjanya, selalu berupaya untuk berinteraksi dengan teman kerjanya, memperlakukan teman kerjanya sebagai keluarga, selalu terbuka pada kehadiran
teman kerja baru. 3 Ciri-ciri komitmen pada organisasi antara lain : selalu berupaya untuk
mensukseskan organisasi, selalu mencari informasi tentang kondisi organisasi, selalu berupaya untuk memaksimalkan kontribusi kerjanya sebagai bagian dari
usaha organisasi keseluruhan.
c. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen
Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers dalam Sopiah, 2008 menyatakan tiga
faktor yang mempengaruhi komitmen seorang pegawai antara lain :