Bahasa Indonesia SMP KK C
9
Melakukan Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Peserta secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama dengan fasilitator dan peserta lainnya, baik dalam diskusi tentang materi, praktik, mengerjakan
latihan ataupun pemecahan suatu kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh berupa pertanyaan atau tugas untuk mengukur pemahaman dan penguasaan materi-materi yang ada pada
uraian materi.
Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali, mengumpulkan, dan mengolah informasi sehingga peserta dapat membuat kesimpulan tentang apa
yang dipelajari.
Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.
Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan bahwa tes akhir akan dilakukan diikuti oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak. tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning
1 In-1, on the job learning On, dan In Service Learning 2 In-2. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur
berikut ini.
Pendahuluan
10
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In adalah dapat dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari hal-hal sebagai berikut: latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul
Bahasa Indonesia SMP KK C
11
b. In Service Learning 1 In-1
1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi Profesional C “Kajian Materi Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
serta Keterampilan Berbahsa Indonesia”, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari materi yang terdapat
pada modul. Modul diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi
baik secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.
2 Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan pembelajaran ini peserta dapat melakukannya dengan
mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan dapat menggunakan metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi
kasus. Hal itu dapat dilakukan melalui Lembar Kerja LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali, mengumpulkan, dan mengolah informasi, serta mempersiapkan rencana
pembelajaran pada on the job learning.
c. On the Job Learning On
1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pada kegiatan mengkaji materi
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi Profesional C “Kajian Materi Ragam
bahasa dan Keterampilan Berbahsa Indonesia”,guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1
In1. Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
Pendahuluan
12
materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan. kepada peserta.
2 Melakukan Aktivitas Pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatanmetode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan pada On. Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada On the job
learning
.
d. In Service Learning 2 In-2
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On yang akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.
e.
Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Lembar Kerja LK Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bahasa Indonesia jenjang SMP
kelompok komptetans C Profesional teridiri atas beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman
dan penguatan pemahaman materi yang telah dipelajari. Modul ini mempersiapkan LK yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, LK
tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Bahasa Indonesia SMP KK C
13
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK
Nama LK Keterangan
1. LK – 1. 1 Kedudukan Bahasa Indonesia
TM, IN-1 2. LK – 1. 2
Fungsi Bahasa Indnesia TM, IN-1
3. LK – 2. 1 Konsep Berbicara
TM, IN-1 4. LK – 2. 2
Hubungan berbicara dengan keterampilan berbahasa yang lain
TM, IN-1
5. LK – 2. 3 Langkah-langkah mendongeng
On 6. LK – 2. 4 Praktik mendongeng
TM, IN-1 7. LK – 3. 1
Konsep membaca On
8. LK – 3. 2 Membaca ekstensif
On 9. LK – 3. 3
Praktik membaca On
10. LK – 4. 1 Konsep menulis
On 11. LK – 4. 2
Surat pribadi On
12 LK – 4. 3 Surat resmi
On 13 LK – 4. 4
Teks prosedur TM, IN-2
14 LK – 5. 1 Diskusi kelompok tentang konsep
pengembangan kurikulum TM, IN-2
15 LK – 5. 2 Diskusi kelompok tentang menyusun
RPP TM, IN-2
Keterangan. TM
: Digunakan pada Tatap Muka Penuh In-
1 : Digunakan pada In service learning 1 On
: Digunakan pada on the job learning In-2
: Digunakan pada In service learning 2
Kegiatan Pembelajaran 1
14
Kegiatan Pembelajaran 1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
A. Tujuan
Setelah BapakIbu mengikuti kegiatan pembelajaran 1, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia serta
mampu menjaga kekayaan budaya bangsa.
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
20.3 Memahami kedudukan dan
fungsi, bahasa Indonesia.
20.3.1 Menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia
20.3.2 Menjelaskan fungsi Bahasa Indonesia
C. Uraian Materi
1. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa menunjukkan bangsa, ungkapan tersebut sering kita dengar. Melalui bahasa suatu bangsa dapat diukur tingkat peradabannya. Penggunaan bahasa
yang sopan dan santun dapat mencerminkan pribadi penuturnya yang beradab. Sedemikian pentingnya bahasa, dinyatakan pula bahasa merupakan tanah air
kedua bagi negara tersebut. Bila suatu negara sudah kehilangan tanah airnya karena penjajahan, bencana, atau lainnya, namun negara tersebut masih memiliki
bahasa negaranya, maka sebenarnya negara tersebut masih memiliki tanah air keduanya.
Bahasa Indonesia SMP KK C
15
Demikian pula dengan bahasa Indonesia yang memiliki kontribusi besar berdasarkan fakta historisnya dalam pergerakan perjuangan bangsa,
perkembangan kedudukan bahasa Indonesia sangat strategis. Terlebih lagi akhir- akhir ini perkembangannya menjadi demikian pesat sehingga menjelma menjadi
bahasa modern.
Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa tersebut sejak lama digunakan sebagai bahasa perantara lingua franca atau
bahasa pergaulan, tidak hanya digunakan di Kepulauan Nusantara, tetapi digunakan hampir di seluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu.
Secara resmi, bahasa Indonesia dikumandangkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut
bermakna politis sebab bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus bertindak sebagai perencana bahasa untuk
mencapai Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Peresmian nama itu juga menunjukan bahwa sebelum peristiwa Sumpah Pemuda itu nama bahasa
Indonesia sudah ada. Fakta sejarah menunjukkan bahwa sebelum tahun 1928 telah ada gerakan kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan
sendirinya maka pada mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa di kepulauan Nusantara sudah sejak lama digunakan sebagai bahasa perhubungan. Sejak abad ke-7 Masehi, bahasa
Melayu atau lebih tepatnya disebut bahasa Melayu kuno yang menjadi cikal bakalnya telah digunakan sebagai bahasa perhubungan pada zaman kerajaan
Sriwijaya. Selain sebagai bahasa perhubungan, pada zaman itu bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan, dan sebagai
bahasa resmi kerajaan.
Bukti-bukti sejarah seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertahun 684, prasasti Kota Kapur di Bangka Barat bertahun 686 , prasasti Karang Brahi antara
Jambi dan Sungai Musi bertahun 688 yang bertuliskan Prae-Nagari dan berbahasa Melayu kuno memperkuat dugaan di atas. Selain itu, prasasti Gandasuli di Jawa
Tengah bertahun 632 dan prasasti Bogor bertahun 942 yang berbahasa Melayu
Kegiatan Pembelajaran 1
16
Kuno menunjukan bahwa bahasa tersebut tidak saja dipakai di Sumatra, tetapi juga dipakai di Jawa.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai
bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang
digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Faktor yang mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yaitu pada tahun 1928 jumlah penduduk Indonesia sekitar 60 juta orang. Dari jumlah tersebut,
penutur bahasa Melayu 4,9, penutur bahasa Jawa 47, penutur bahasa Sunda 14,5, dan sisanya penutur bahasa-bahasa daerah lain. Beberapa alasan lain
yang mendorong dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia sudah merupakan lingua franca, yakni bahasa perhubungan antaretnis di Indonesia.
b. Walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa Madura, bahasa Melayu memiliki daerah penyebaran
yang sangat luas dan yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain.
c. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lain sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing lagi.
d. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif mudah dipelajari.
e. Faktor psikologis, yaitu adanya kerelaan dan keinsafan dari penutur bahasa Jawa dan Sunda, serta penutur bahasa-bahasa lain, untuk
menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
f. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dapat dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Berikut digambarkan hubungan bahasa–bahasa lain yang memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia SMP KK C
17
Gambar 4.Hubungan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Lain 1. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu:
a. Sebagai Bahasa Nasional
Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 berbunyi: 1 Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu,
tanah air Indonesia. 2 Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia. 3 Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti memuliakan,
menghargai, dan menaati nasihat, perintah, dan sebaginya.. Ikrar ketiga dalam Supah Pemuda tersebut menegaskan bahwa para pemuda
bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Pernyataan tidak merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi
merupakan pernyatakan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia Halim dalam Arifin dan Tasai, 1995: 5. Ini berarti pula bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya
berada di atas bahasa-bahasa daerah.
Bahasa Indonesia
Bahasa asing
Bahasa daerah
Bahasa Melayu
Kegiatan Pembelajaran 1
18
b. Sebagai Bahasa Negara
Sebagai bahasa Negara, kedudukan tersebut dikukuhkan sehari setelah kemerdekaan RI dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya
konstituasi Undang-Undang Dasar 1945. Bab XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
2. Fungsi Bahasa Indonesia Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
a. Lambang kebanggaan kebangsaan Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita
kembangkan serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina.
b. Lambang identitas nasional Pada fungsi ini, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan
lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi
dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina
dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur- unsur bahasa lain.
c. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan
yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu
dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia
sebagai satu-satunya alat komunikasi.
d. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu
kesatuan kebangsaan yang bulat.