Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Bahasa Indonesia SMP KK C 33 Berbicara adalah ekspresi pembicara. Melalui berbicara, pembicara sebenarnya menyatakan gambaran dirinya. Berbicara merupakan simbolisasi kepribadian si pembicara. Berbicara juga merupakan dinamika dalam pengertian melibatkan tujuan pembicara kepada kejadian di sekelilingnya kepada pendengarnya, atau kepada objek tertentu. Dalam Bahasa Indonesia, kita juga menemui peribahasa, “Bahasa menunjukkan bangsa”. Makna peribahasa tersebut ialah cara kita berbahasa, berbicara, bertingkah laku menggambarkan kepribadian kita. Dalam kepribadian itu sudah terselip tingkah laku kita. Karena itu, tepatlah dikatakan bahwa berbicara adalah tingkah laku kita. e. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari Berbicara sebagai tingkah laku, sudah dipelajari di lingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya di sekitar tempatnya hidup sebelum masuk ke sekolah. Walaupun seseorang sudah dapat mengekspresikan dirinya secara lisan, sebelum mereka diajar secara formal mereka tetap memerlukan bimbingan untuk mengembangkan keterampilan berbicara mereka. Hal ini lebih-lebih diperlukan oleh seseorang yang belum memiliki kemampuan berbicara yang normal atau kemampuan berbicaranya kurang. Seseorang memerlukan kesempatan berlatih dan belajar berbicara. Keterampilan berbicara seseorang harus dibina melalui latihan: pengucapan pelafalan,pengontrolan suara pengendalian, pengontrolan gerak-gerik tubuh, pemilihan kata, kalimat, dan pelafalannya pemakaian bahasa yang baik, pengorganisasian ide. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak berlatih berbicara, semakin dikuasai keterampilan berbicara itu. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa proses latihan. Berbicara adalah tingkah laku yang harus dipelajari, baru bisa dikuasai. f. Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman Berbicara adalah ekspresi diri. Bila diri si pembicara terisi oleh pengetahuan dan pengalaman yang kaya, maka dengan mudah yang bersangkutan menguraikan pengetahuan atau pengalamannya itu. Bila pembicara miskin pengetahuan dan Kegiatan Pembelajaran 2 34 pengalaman, tentu yang bersangkutan akan mengalami kesukaran dalam berbicara. g. Berbicara sarana memperluas cakrawala Paling sedikit berbicara dapat digunakan untuk dua hal, yang pertama untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan imajinasi. Kedua, berbicara dapat juga digunakan untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala pengalaman. h. Kemampuan linguistik dan lingkungan Jika dalam lingkungan hidupnya seseorang sering diajak berbicara dan segala pertanyaannya diperhatikan dan dijawab, serta lingkungan itu sendiri menyediakan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbicara maka dapat diharapkan seseorang tersebut terampil berbicara. i. Berbicara adalah pancaran pribadi Gambaran pribadi seseorang dapat diidentifikasikan dengan berbagai cara. Kita dapat menduga melalui gerak-geriknya, tingkah lakunya, kecenderungannya, kesukaannya, dan cara bicaranya. Berbicara pada hakikatnya melukiskan apa yang ada di hati, misalnya pikiran, perasaan, keinginan, idenya dan lain-lain. Karena itu, sering dikatakan bahwa berbicara adalah indeks kepribadian. 3. Prinsip dan Prosedur Berbicara Secara Terintegratif Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki kaitan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca. a. Hubungan Berbicara dengan Menyimak Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun ber-kaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh ke-giatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya. b. Hubungan Berbicara dengan Membaca Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Ber-bicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai Bahasa Indonesia SMP KK C 35 penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui berbicara. c. Hubungan Berbicara dengan Menulis Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis. Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara. 4. Prinsip dan Prosedur Berbicara Sesuai Konteks Keterampilan Berbicara Sesuai Konteks Akademis, Formal, Vokasional. Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan 1983:15 tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk 1997:37 tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu 1 menghibur, 2 menginformasikan, 3 menstimulasi, 4 meyakinkan, dan 5 menggerakkan. Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu: a satu lawan satu, b satu lawan banyak, c banyak lawan satu,dan d banyak lawan banyak. Keterampilan berbicara berdasarkan maksud atau tujuan berbicara, dapat dikelompokkan menjadi sembilan bentuk, yaitu: a memberi perintah atau Kegiatan Pembelajaran 2 36 instruksi, b memberi nasehat, c memberi saran, d berpidato, e mengajar atau member ceramah, f berapat, g berunding, h pertemuan, i menginterview. Berdasarkan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: a berbicara formal, b berbicara semi formal dan c berbicara informal. Berdasarkan ragam bahasa terdiri atas : 1 Akademisi: penggunaan bahasa oleh praktisi akademis, misalnya: dosen, ilmuwan 2 Formal : penggunaan bahasa oleh situasi formal, misalnya : sekolah, acara resmi 3 Vokasional: penggunaan bahasa pada jurusan atau bidang tertentu, misalnya: apoteker, notaris 5. Jenis-Jenis Keterampilan Berbicara Ada lima landasan yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan berbicara, yaitu: a. situasi Jenis berbicara berdasaran situasi: 1 Berbicara formal meliputi: ceramah, perencanaan dan penilaian, wawancara, debat, diskusi, dan bercerita suasana resmi 2 Berbicara informal meliputi: bertukar pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman, bertelepon, dan memberi petunjuk suasana tidak resmi. Diskusi formal meliputi diskusi kelompok, simposium, seminar, curah pendapat brainstorming. b. Tujuan Jenis bicara, berdasar tujuan pembicara meliputi: 1 Berbicara menghibur 2 Berbicara menginformasikan 3 Berbicara menstimuli 4 Berbicara meyakinkan 5 Berbicara menggerakkan c. jumlah pendengar Jenis berbicara berdasarkan jumlah pendengar meliputi: Bahasa Indonesia SMP KK C 37 1 berbicara antar pribadi 2 berbicara dalam kelompok kecil 3 berbicara dalam kelompok besar d. peristiwa khusus Jenis berbicara berdasarkan peritiwa khusus meliputi: 1 pidato presentasi 2 pidato penyambutan 3 perpisahan 4 jamuan 5 perkenalan 6 nominasi e. metode penyampaian Jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian meliputi: 1 impromtu mendadak 2 ekstemporal tanpa persiapan 3 membaca naskah 4 menghafal 6. Mengaplikasikan Berbicara secara Lisan mendongeng Salah satu tujuan berbicara yaitu menghibur. Pada modul ini BapakIbu akan mempelajari salah satu tujuan berbicara untuk menghibur, khususnya dalam kegiatan mendongeng. Istilah ’mendongeng’ dalam bahasa Indonesia umumnya dipadankan dengan storytelling dalam Bahasa Inggris. Definisi storytelling diajukan oleh Larkin 1997, Greene dalam Takwin, 2005 dan Pellowski 1997 dalam Takwin, 2005 mengungkapkan bahwa : a. kegiatan tersebut merupakan sebuah kegiatan seni, b. kegiatan mendongeng merupakan kegiatan yang melibatkan cerita, yaitu plot naratif yang berasal dari kejadian-kejadian nyata maupun imajinatif yang diambil dari berbagai sumber lisan maupun tulisan; c. kegiatan ini juga melibatkan pemirsa; d. kegiatan ini melibatkan juga kemampuan seorang pendongeng untuk memberi kehidupan pada cerita melalui bahasa, gestur, dan vokalisasi, baik dengan dinyanyikan maupun dengan menggunakan alat musik atau alat bantu lainnya. Kegiatan Pembelajaran 2 38 Melalui uraian tersebut, definisi mendongeng adalah sebuah seni pengisahan cerita dengan tujuan hiburan padapemirsa tentang kejadian-kejadian nyata maupun imajinatif yang dapat diambil dari naskah puitis dan atau prosa maupun sumber-sumber lainnya lisan, tertulis atau rekaman dan melibatkan gesture tubuh, vokalisasi, musik, atau gambar untuk memberikan kehidupan pada cerita. Contoh dongeng : Istana Bunga Dahulu kala, tepatnya di wilayah Sidoarjo, hiduplah Raja dan Ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat miskin.Rakyatnya hidup sengsara, sebab diwajibkan membayar upeti kepada Raja. Sedang Raja dan Ratunya tidak mau tahu akan hal ini.Yang penting hidup senang, tidak peduli akan keadaan rakyatnya yang menderita akibat ulahnya. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orang tuanya itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna, itulah nama kedua putra raja tersebut. Mereka selalu menolong rakyat yang kesusahan dan yang memerlukan bantuan. Bersifat welas asih dan penuh rasa kasih sayang terhadap rakyat jelata. Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya. Ayah dan Ibu jahat, mengapa selalu menyusahkan orang miskin? Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putranya itu. Jangan mengatur orang tua Karena kau telah berani menentang orang tua dan berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini usir Raja. Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis memohon kepada ayah bundamya. Jangan, usir Kakak Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi Karena Raja dan Ratu dalam kedaan sedang naik pitam, mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Keduanya pergi untuk mengembara, dan menyamar menjadi rakyat biasa.Mereka mengubah namanya menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanyapun mencari guru Bahasa Indonesia SMP KK C 39 untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu untuk menyadarkan kedua orang tuanya. Pada suatu hari mereka berdua sampai di sebuah rumah kecil di tengah hutan. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek itu sangat sakti. Beliau itu ternyata dulu pernah menjadi guru orang tua mereka. Kusmantoro dan Kusmantari mencoba mengetuk pintu rumah itu.. Silakan masuk, Anak Muda, sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucunya,anak dari muridnya sendiri. Namun kakek itu sengaja pura-pura tidak tahu. Kusmantoropun mengutarakan maksudnya. “ Kami kakak beradik yatim piatu, kek. Kami ingin berguru pada kakek Panembahan. Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya. Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkanoleh Panembahan Manraba.. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu. Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan. Amalan apa itu, Panembahan? tanya Kusmantari. Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu,yang merupakan kedua orang tua mereka. Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamaran mereka terbuka. Kegiatan Pembelajaran 2 40 Dua kuntum melati itu berkhasiat untuk menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun tentu ada syaratnya. Dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati pemetiknya, pesan Panembahan Manraba. Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya tidak bisa tidur memikirkan pesan Panembahan Manraba. Akankah kita harus berterus terang kalau kita adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti kita berbohong, dan tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran. Lama keduanya bercakap-cakap mengenai masalah ini, dan tidak segera bisa memejamkan mata. Akhirnya mereka sepakat dan memberanikan diri untuk mengambil keputusan yang dianggapnya sangat berat dan penuh resiko. Mereka takut nantinya Panembahan Manraba marah dan mengusirnya dari Panembahan. Tetapi keputusan harus tetap diambilnya demi kedua oarang tuanya. Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan. Kami berdua mohon maaf, Panembahan, kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini. “Saya mengerti, anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah, ayah bundamu menunggu di istana Bukan main terkejutnya Kusmantoro dan Kusmantari mendengar jawaban dari Panembahan Manraba. Ternyata Panembahan sudah tahu siapa sebenarnya mereka. Bagaikan terbang melayang, hati Kusmantoro dan Kusmantari segera ingin berjumpa dengan ayah bundanya.Mereka bergegas untuk memetik bunga melati di samping kanan rumah kakek Panembahan. Kusmantoro memetik sekuntum, demikian juga dengan Kusmantari. Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tuanya yang terbaring lemah di tempat tidurnya. Bahasa Indonesia SMP KK C 41 Tanpa pikir panjang, segeralah Putri Rauna meracik dua kuntum bunga melati yang dibawanya beserta yang dibawa oleh kakaknya. Mereka menginginkan kedua orang tuanya segera sembuh dari penyakit yang dideritanya. Puteri Rauna selesai meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan Manraba. Racikan tersebut ditempatkan pada dua buah cangkir, yang satu diberikan pada Raja dan satunya lagi diberikan kepada Ratu.Pangeran Aji Lesmana meminumkan ramuan tersebut kepada AyahBapakIbunya, sedangkan Putri Rauna meminumkannya pada Ibundanya. Mereka sangatlah menyayangi kedua orang tuanya meskipun pernah diusir dari istana. Keajaiban terjadi seketika setelah Raja dan Ratu meminum ramuan tersebut. Keduanya langsung sembuh dari penyakit yang dideritanya. Alangkah bahagianya Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna.Mereka saling berpelukan dan saling meminta maaf. Sifat Raja dan Ratupun berubah seketika.Mereka tidak ingin berpisah untuk selamanya. Semua ini berkat khasiat dari bunga melati pemberian Panembahan Manraba. Merekapun bercerita kepada kedua orang tuanya bahwa kakek Panembahan Manrabalah yang menolongnya selama ini. Semakin sayanglah Raja dan Ratu kepada kedua putranya tersebut. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan menanamnya di taman istana.Taman istana merekapun dipenuhi dengan bunga melati, sehingga istana mereka dikenal dengan nama “Istana Bunga.” Istana yang dipenuhi dengan kelembutan hati dan kebahagiaan semua penghuninya. Nah, anak-anak, meskipun tabiat orang tua kita sejelek apapun, kita harus tetap menyayangi mereka. Kita doakan mereka agar bisa berubah sikapnya dan tidak merugikan siapapun. Pada akhirnya Tuhan akan membuka pintu hatinya dengan jalan yang kita sendiri tidak bisa menduganya. Sumber : http:anaaskill17.blogspot.co.id Kegiatan Pembelajaran 2 42 D. Aktivitas Pembelajaran Silahkan BapakIbu perhatikan dengan cermat tahap-tahap pembelajaran berikut ini: Kegiatan 1 1. Fasilitator memberikan pengantar mengenai kegiatan pembelajaran materi prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan produktif 5’. 2. Fasilitator memberikan pertanyaan berikut LK 01 kepada seluruh peserta 5’. a. Apa yang BapakIbu ketahui tentang keterampilan berbicara? b. Apa tujuan berbicara? b. Apa fungsi berbicara? c. Apa faktor yang memengaruhi keterampilan berbicara? Kegiatan 2 1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok besar 5’. 2. Setiap kelompok besar melakukan buzz group dengan tahapan sebagai berikut 10’: Pertama, dalam kelompok besar peserta membentuk kelompok kecil beranggotakan dua orang. Kedua, setiap kelompok kecil mendiskusikan satu pertanyaan saja dan menuliskan jawabannya di LK 02. Pertanyaan yang dimaksud adalah: a. Apa yang BapakIbu ketahui tentang hubungan berbicara dengan menyimak? b. Apa yang BapakIbu ketahui tentang hubungan berbicara dengan membaca? c. Apa yang BapakIbu ketahui tentang hubungan berbicara dengan menulis ? 3. Peserta membahas setiap pertanyaan yang ditugaskan secara berpasangan, pastikan ketika berdiskusi suara pelatih terdengar oleh pasangan diskusi 10’. 4. BapakIbu menuliskan hasil diskusi lalu kembali ke kelompok besar. Kelompok kecil melaporkan hasil diskusinya ke kelompok besar. Kelompok besar tidak perlu membuat simpulan. Pembuatan simpulan dilakukan pada tahap 3 10’. Bahasa Indonesia SMP KK C 43 5. 5. Pada akhir kegiatan, peserta menyimak penjelasan dari pelatih mengenai langkah yang sudah dilakukan sebagai rincian kegiatan yang disebut buzz group 10’. Kegiatan 3 Diskusi kelompok Focus Group Discussion 30’ Langkah-langkah: 1. Berdasarkan hasil diskusi, fasilitator meminta setiap kelompok besar untuk membuat simpulan dari 4 empat pertanyaan. Pastikan bahwa kelompok besar telah menunjuk buzz group satu orang yang berperan sebagai moderator diskusi dan satu orang sebagai notulen 10’. 2. Secara bergiliran, moderator memimpin peserta untuk mendiskusikan setiap laporan dari kelompok kecil hasil buzz group. Pastikan bahwa diskusi berlangsung secara fokus sehingga setiap pertanyaan dapat dielaborasi secara mendalam 10’. 3. Pada akhir kegiatan, peserta menyimak penjelasan dari fasilitator mengenai langkah- langkah yang sudah dilakukan sebagai rincian kegiatan dalam FGD 10’. Kegiatan Pembelajaran 2 44 Kegiatan 4 Bermain peran Role Playing 105’ Langkah-langkah: 1. BapakIbu dikelompokkan menjadi lima kelompok . 5’. 2. Setiap kelompok diminta memilih salah satu dongeng untuk disimulasikan10’. 1. Fasilitator mendampingi BapakIbu untuk memimpin proses pemilihan peran. Setiap peserta berperan melakukan simulasi sesuai dengan perannya masing- masing. 2. Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan pengalaman menarik dari simulasi yang dilakukan di kelompoknya 15’ 3. Setelah simulasi, fasilitator memimpin diskusi tentang materi dongeng yang disimulasikan 25’. 4. Fasilitator memberikan penguatan 10 Kegiatan 5 Penutup 1. Peserta mengikuti kegiatan evaluasi dengan menjawab soal-soal pada akhir kegiatan modul ini. 2. Masing-masing peserta mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia kemudian mengukur ketuntasan mereka dengan menggunakan rumus yang tersedia. 3. Instruktur dengan peserta melakukan refleksi untuk materi yang sudah dan yang belum mereka pahami dalam pelatihan yang telah dilaksanakan. Bahasa Indonesia SMP KK C 45 E. Latihan Kasus Tugas Silahkan kerjakan LK berikut dengan cermat dan penuh tanggung jawab LK- 2. 1 No. Pertanyaan uraian 1. Jelaskan pendapat BapakIbu tentang pengertian keterampilan berbicara 2. Jelaskan tujuan keterampilan berbicara yang BapakIbu ketahui 3. Menurut pendapat BapakIbu apakah fungsi keterampilan berbicara? 4. Jelaskanlah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan berbicara LK – 2. 2 Silahkan BapakIbu jelaskan hubungan antara keterampilan berbicara dengan keterampilan berbahasa yang lain secara integratif No. Pertanyaan uraian 1. Hubungan berbicara - menyimak 2. Hubungan berbicara - membaca 3. Hubungan berbicara - menuliis LK - 2. 3 Jenis Berbicara JIka BapakIbu akan mendongeng, apakah langkah-langkah kegiatan yang akan BapakIbu lakukan? Uraikan langkah-langkah tersebut secara rinci dan konsisten Jenis Bicara Langkah-langkah kegiatannya Mendongeng Kegiatan Pembelajaran 2 46 LK–2. 4 Keterampilan Berbicara simulasi mendongeng Silahkan BapakIbu praktikan mendongeng dengan teks dongeng “Raja dan Dua Penipu” berikut ini dengan memperhatikan gestur, vokalisasi, penghayatan, dan penampilan dengan sebaik-baiknya Raja dan Dua Penipu Suatu hari, di sebuah kerajaan hiduplah seorang Raja yang sangat senang dengan memakai baju baru. Koleksi bajunya pun sudah beribu-ribu. Sang Raja menyimpan baju koleksinya di sebuah lemari kaca yang di simpan disebuah kamar khusus. Raja pun selalu membeli baju barunya dengan harga yang sangat mahal. Suatu hari, Raja sangat kebingungan, karena sebentar lagi ada acara perayaan ulang tahun kerajaan. Di hari yang sangat istimewa tersebut pasti akan datang tamu-tamu dari berbagai negeri. Sang Raja pun akan berpawai berkeliling kerajaan, rakyat pun sangat tidak sabar menunggu hari dimana mereka dapat bertemu sang Raja. Suatu hari, Raja memanggil Perdana Menteri untuk memesankan baju yang benar-benar istimewa agar pada saat perayaan, semua terpesona melihatnya. Akhirnya, Perdana Menteri mengadakan sayembara. ‘’ Siapapun yang dapat membuatkan baju yang sangat indah akan di berikan hadiah’’. Setelah Perdana Menteri mengumumkan sayembara tersebut. Datanglah dua orang Pria yang mampu membuat baju istimewa. Untuk membuat baju yang sangat indah dan istimewa kedua Pria tersebut membutuhkan benang yang terbuat dari emas. Mendengar kabar tersebut, Raja tersenyum sangat lebar. Ia pun sangat senang mendengar baju yang terbuat dari emas asli, pasti sangat indah pikirnya. Sang Raja pun segera memerintahkan Perdana Menteri untuk menyediakan bergulung-gulung benang yang terbuat dari emas. Raja pun menyediakan sebuah kamar untuk kedua Pria tersebut. Ulang tahun kerajaan pun semakin dekat. Raja sangat tidak sabar ingin melihat baju barunya tersebut. Akhirnya, ia memerintahkan Perdana Menteri untuk memeriksa bajunya. ‘’ Perdana Menteri, pergilah memeriksa baju baruku? Tanya Raja. Kedua Pria tersebut masih berada di dalam kamar. Bahasa Indonesia SMP KK C 47 ‘’ Ini bajunya Tuan. Bagaimana menurut BapakIbu? Kata salah satu Pria. ‘’Sebagai orang yang sangat bijaksana. BapakIbu pasti bisa melihat baju yang sangat indah ini.’’ Kata salah satu Pria. Namun, Perdana Menteri sangat kebingungan. Ia sama sekali tidak dapat melihat apapun. Meskipun kebingungan. Namun, ia tidak berani bertanya. Perdana Menteri hanya menganggukkan dan segera menemui Raja. Bagaimana baju baruku? Tanya Raja penasaran. ‘’Bajunya sangat indah Tuanku. Raja dapat melihatnya sendiri.’’ Jawab Perdana Menteri gugup. Karena sangat penasaran. Raja segera menemui kedua Pria tersebut. Mereka pun berkata hal yang sama kepada Raja. Raja pun sangat bingung karena tidak dapat melihat apapun. Ia pun melihat Perdana Menteri untuk meminta pendapat. Perdana Menteri hanya menganggukkan kepala dan mengatakan baju tersebut sangat indah. ‘’ Tuanku, apakah engkau bersedia memakai baju ini?’’ Tanya salah satu Pria tersebut. Raja pun segera melepaskan pakaiannya. Kedua Raja pun membantu memakaikan baju barunya. Raja melihat dirinya dalam cermin. Namun, ia sama sekali tidak melihat baju barunya. Namun, Raja berpura-pura percaya bahwa baju itu berada dalam tubuhnya, karena ia tidak mau di anggap sebagai Raja yang tidak bijaksana. Keesokkan harinya, Raja sudah siap dengan baju barunya. Meskipun bajunya tidak terlihat. Namun, Raja sangat senang dan percaya diri. Raja pun bersiap untuk mulai pawai keliling kerajaan. Rakyat sangat terkejut melihat penampilan Raja . meskipun mereka terkejut. Namun, tidak ada dari mereka untuk berkata apa-apa. Dengan rasa bangga. Raja terus melambaikan tangan. Namun, di tengah perjalanan. Tiba-tiba, Raja mendengar seorang anak yang bertanya kepada ibunya. ‘’ Ibu, kenapa Raja tidak memakai baju? Mendengar anak tersebut. Raja sangat terkejut, ia pun langsung melihat pada tubuhnya. Kegiatan Pembelajaran 2 48 F. Rangkuman Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, berbicara merupakan keterampilan mereproduksikan arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Oleh karena itu, kemampuan berbicara menuntut penguasaan beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa, misalnya kaidah kebahasaaan, urutan isi pesan, dan sebagainya. Selain itu, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar audible dan yang kelihatan visible dengan memanfaatkan sejumlah alat komunikasi manusia untuk menyampaikan maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antar individu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan BapakIbu berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. Bahasa Indonesia SMP KK C 49 Penggunaan bahasa secara lisan dapat pula dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara secara langsung adalah sebagai berikut: a pelafalan; b intonasi; c pilihan kata; d struktur kata dan kalimat; e sistematika pembicaraan; f isi pembicaraan; g cara memulai dan mengakhiri pembicaraan; dan h penampilan. Keterampilan deskrit artinya terpisah atau tersendiri. Sementara berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki kaitan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca. Keterampilan berbahasa berdasarkan ragam bahasa meliputi : akademisi, formal, dan vokasional. Selain itu jenis-jenis keterampilan berbicara dapat dilihat dari situasi, tujuan, jumlah pendengar, peristiwa khusus, dan metode penyampaian. Kegiatan Pembelajaran 2 50 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Isilah umpan balikrefleksi pembelajaran pada tabel berikut ini. 1. Setelah BapakIbu mempelajari modul ini, manfaat apa yang BapakIbu rasakan, terutama sehubungan dengan aktivitas pembelajaran siswa di sekolah? 2. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran dengan panduan modul materi berbicara, nilai-nilai karakter apakah yang terbentuk dalam diri BapakIbu? 3. Apakah yang akan BapakIbu lakukan terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah sehubungan dengan pemerolehan pengetahuan tentang materi berbicara? Bahasa Indonesia SMP KK C 51 Kegiatan Pembelajaran 3 Keterampilan Berbahasa Indonesia Membaca

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, BapakIbu dapat memiliki keterampilan berbahasa Indonesia membaca.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia membaca 20.4.1 Menjelaskan prinsip dan prosedur berbahasa membaca 20.4.2 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara deskrit membaca 20.4.3 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara integratif menyimak, berbicara, membaca, menulis 20.4.5 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa membaca teks persuasi

C. Uraian Materi

1. Konsep dan Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru yang memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikir, mempertajam pandangan, dan memperluas wawasannya. Membaca bukanlah sekadar menyuarakan lambang- Kegiatan Pembelajaran 3 52 lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan juga merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang bermakna. Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental, sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktifitas yang dilakukan pada saat membaca. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktifitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca terdiri atas beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: 1 aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, 2 aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang dilihat sebagai simbol, 3 aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada, 4 aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, dan 5 aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca. Aktivitas membaca membutuhkan kompetensi berbahasa, kecerdasan tertentu, dan referensi kehidupan yang luas. Pada saat kita aktif membaca, referen kehidupan, intelektualitas, dan perbendaharaan kata kita juga meningkat, artinya semakin aktif kita membaca akan semakin tinggi pengetahuan yang kita dapatkan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh beberapa definisi berikut. Hodgson dalam Tarigan, 2008:7 mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis. Membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang Bahasa Indonesia SMP KK C 53 bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu Depdikbud, 1985:11. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca kritis dan membaca kreatif. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akanmemahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bisa mengomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis. Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, proses aktif, bertujuan, serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan jenis membaca.

2. Tujuan Membaca

Rivers dan Temperly 1978 mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca, yaitu: a. Untuk memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik. b. Untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga. c. Untuk berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka- teki. d. Untuk berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atauuntuk memahami surat-surat bisnis. e. Untuk mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia. f. Untuk mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadisebagaimana dilaporkan dalam koran, majalah, laporan. g. Untuk memperoleh kesenangan atau hiburan. 3. Prinsip-prinsip Membaca Ada beberapa prinsip membaca yang perlu pembaca perhatikan antara lain: Kegiatan Pembelajaran 3 54 a. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks. Hal ini terdiri dari sejumlah kegiatan seperti memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh pengarang, menginterpretasikan konsep-konsep pengarang serta menyimpulkannya. b. Kemampuan membaca tiap orang berbeda-beda. Setiap orang memiliki kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada beberapa factor misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan social seseorang, latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi, kebutuhan-kebutuhan hidup seseorang, dan sebagainya. c. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi. Pembinaan tersebut harus dimulai atas dasar hasil evaluasi terhadap kemempuan membaca orang yang bersangkutan. d. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan. Seseorang akan senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan merasa puas atas hasil bacaannya. e. Kemahiran membaca perlu keahlian yang kontinyu. Agar memiliki kemahiran membaca, keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam membaca perlu diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang pertama kali masuk sekolah. f. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar. Agar memperoleh keberhasilan belajar, seseorang harus membaca secara efisien. Selain itu, McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim 2008 menyatakan prinsip- prinsip membaca pemahaman sebagai berikut: a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial. b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. c. Guru membaca yang profesional unggul mempengaruhi belajar siswa. d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca. e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. f. Pembaca menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks. g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman membaca. h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. Bahasa Indonesia SMP KK C 55 i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan. j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman

4. Tahap-Tahap Membaca

Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumalah kegiatan fisik dan mental. Proses membaca terdiri atas sembilan tahap, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan. Anak-anak belajar membedakan secara visual di antara simbol-simbol grafis huruf atau kata yang digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan. Tindakan berikutnya adalah kegiatan perseptual, yaitu aktivitas mengenal suatau kata smpai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Kegiatan persepsi melibatkan kesan sensori yang masuk ke otak. Ketika seseorang membaca, otak menerima gambaran kata-kata, kemudian mengungkapkannya dari halaman cetak berdasarkan pengalaman pembaca sebelumnya dengan objek, gagasan, atau emosi yang dipresentasikan oleh suatu kelas. Pembaca mengenali rangkaian simbol-simbol tertulis baik yang berupa kata, frasa, maupun kalimat. Kemudian pembaca memberi memberi makna dengan menginterpretasikan teks yang dibacanya. Pembaca satu dengan lainnya dalam mempersepsi satu teks mungkin saja tidak sama. Walaupun membaca teks yang sama, mungkin mereka memberikan makna yang berbeda. Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke ke bawah. Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-anak yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesmpatan yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosa kata dan konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai pengalaman