Penggunaan Kelambu Larvasida Pengendalian Vektor Nyamuk 1. Indoor Residual Spraying IRSpenyemprotan

f. Biaya. Program harus ditentukan dan terdokumentasi. Hal ini meliputi biaya insektisida dan frekuensi aplikasi, alat penyemprot, transportasi, dan tenaga kerja. g. Manajemen resistensi insektisida. Ilmu penggunaan insektisida bukan saja digunakan dalam bidang agrikultur, tetapi juga untuk mempelajari mekanisme resistensi target populasi vektor dan perkembangan resistensi secara sempit maupun luas dapat dijadikan pedoman untuk seleksi insektisida untuk meminimalkan masalah resistensi h. Spesifikasi insektisida. Efikasi suatu produk yang digunakan dalam kesehatan masyarakat tergantung pada kekayaan fisik dan kimiawi dari gabungan formulasi. Spesifikasi pestisida oleh WHO dinyatakan bahwa penggunaan insektisida bervariasi pada beberapa spesifikasi penggunaan pada agricultural. Hal ini penting bahwa untuk pengendalian vektor malaria dan vector borne disease lain, perlu diperimbangkan beberapa insektisida yang direkomendasikan oleh WHO. Penggunaan insektisida dengan spesifikasi tertentu harus di bawah pengawasan institusi independen. Faktor lain: bau, jarak penglihatan deposit penyemprotan, efikasi dihadapkan dengan gangguan hama dan faktor lain yang mempengaruhi aksesibilitas penyemprotan rumah oleh masyarakat

2.2.2 Penggunaan Kelambu

Salah satu cara pemberantasan kimiawi yang digunakan dalam program pemberantasan penyakit malaria di Indonesia adalah penggunaan kelambu yang dicelup dengan insektisida Cara ini sudah banyak digunakan baik di Indonesia Universitas Sumatera Utara maupun di negara-negara lain seperti : Afrika, Asia-Pasifik,dan Negara-negara Amerika Latin Barodji, 2001. Penggunaan kelambu berinsektisida sangat penting diketahui masyarakat terutama dalam mencegah terjadinya penularan malaria. Pemakaian kelambu berinsektisida dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat terutama kepada ibu hamil, bayi dan balita yang merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan malaria. Cakupan terhadap pemakaian kelambu berinsektisida di masyarakat harus mencapai sekurang-kurangnya 80 persen dari jumlah penduduk yang tinggal di daerah endemis malaria Harisson, 2011. Kelambu berinsektisida adalah kelambu yang di dalam serat kainnya telah diberi obat anti nyamuk insektisida dan obat tersebut tahan 3 tiga tiga tahun lamanya. Diberi obat insektisida anti nyamuk, maka bila nyamuk menyentuh atau hinggap di kelambu tersebut, dia akan mati atau jarak terbangnya menjadi lebih pendek, atau hidupnya lebin pendek, sehingga kemampuannya menularkan malaria menjadi berkurang. Depkes, 2001. Pencelupan kelambu efektif apabila penularan terjadi dalam rumah kebiasaan menggigit vektor di dalam rumah puncak gigitan vektor setelah jam 22.00 penduduk tidak tidur sampai larut malam, misal nonton TV penduduk tidak berada di luar rumah malam hari masyarakat mau menggunakan kelambu Depkes 2001.

2.2.3. Larvasida

Larviciding adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi, kegiatan ini di lakukan dilingkungan yang memiliki banyak tempat perindukan yang Universitas Sumatera Utara potensial Breeding Pleaces. Yang dimaksud dengan tempat perindukan adalah genangan air di sekitar pantai yang permanen, genangan air di muara sungai yang tertutup pasir dan saluran dengan aliran air yang lambat Depkes, 2003. Larvaciding bertujuan untuk menekan populasi larva nyamuk Anopheles. Dapat dilakukan secara kimia dan biologi. Bila larvaciding secara kimia dapat dilakukan pada TPV yang potensial, terukur dan terjangkau untuk diaplikasikan, tidak ada vegetasi yang menghalangi aplikasi larvasida, bukan tipe TPV yang kecil dan menyebar sehingga sulit diidentifikasi dan diintervensi, sedangkan secara biologi seperti Penebaran ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah Aplocheilus panchax dan ikan nila merah Oreochromis nilaticum pada TPV yang potensial dan airnya permanen Depkes, 2003.

2.3. Kondisi Lingkungan Rumah