selanjutnya karboksipeptidase, sedangkan komponen karbohidrat akan dicerna oleh enzim glikosidase. Gametosit matang di dalam darah penderita yang terhisap oleh
nyamuk akan segera ke luar dari eritrosit, dan akan mengalami proses pematangan di dalam usus nyamuk untuk menjadi gamet gametogenesis. Faktor yang berperan
pada gametogenesis meliputi temperatur lebih rendah 5ÂșC dari suhu nyamuk, kadar O
2
, CO
2
, pH 7,8, faktor farmakologi seperti bikarbonat sebagai penghambat fosfodiestrase kafein, cAMP akan meningkatkan gametogenesis dan juga faktor dari
nyamuk mosquito exflagellation factor MEF Harijanto, 2000.
2.1.6. Aspek Perilaku Vektor Anopheles spp
Ada beberapa fase secara umum dalam kehidupan nyamuk Anopheles spp dewasa, seperti pada tabel 2.2 di bawah ini
Tabel 2.2 Fase Kehidupan Sehari-hari Nyamuk Anopheles Spp No
Waktu Istirahat pada Tempat Perlindungan
Setelah Fajar dan Menjelang
a. Aktivitas Crepuscular masuk dan
keluar dari tempat perlindungan dengan bergerombol
Mulai menjelang malam sampai menjelang fajar, beberapa aktivitas
dilakukan pada subuh hari
b. Peletakan telur
Sepanjang malam, tetapi kebanyakan pada awal malam
c. Mencari makan
Sepanjang malam tetapi puncaknya berubah-ubah dari aktivitas.
Beberapa spesies mencari makan di awal malam yang lainnya pada
tengah malam atau dipenghujung malam
Sumber : Rao, 1984
Universitas Sumatera Utara
Daerah yang disenangi nyamuk habitat nyamuk adalah suatu daerah di mana tersedia tempat beristirahat, adanya hospes yang disukai dan tempat berkembang
biak. Setiap jenis nyamuk pada waktu aktifitasnya akan melakukan orientasi terhadap habitatnya di mana terdapat keadaan-keadaan yang disenangi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisiologisnya. Nyamuk berkumpul di tempat yang disenangi, kadang-kadang terpaksa terbang jauh dari tempat tersebut untuk mencari tempat yang
baru. Depkes, 2004. Pergerakan populasi nyamuk pada berbagai bagian habitatnya diatur oleh
sejumlah faktor-faktor lingkungan seperti: suhu udara, kelembaban udara, daya tarik hostes, daya tarik tempat-tempat untuk berkembangbiak dan tempat istirahatnya.
Siklus pergerakan nyamuk betina setelah menetas dari kepompong hinggap istirahat selama 24 jam sampai 48 jam, lalu kawin sesudah itu menuju hospes. Setelah cukup
memperoleh darah dari hospes, nyamuk kembali ke tempat istirahat untuk menunggu waktu bertelur. Setelah bertelur akan menuju hospes lagi untuk menghisap darah
Depkes, 2004. Nyamuk jantan akan terbang di sekitar tempat perindukannya dan makan
cairan tumbuhan yang ada di sekitarnya. Nyamuk Anopheles dapat terbang mencapai 0,5-5 km. Nyamuk jantan tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk betina.
Ada tiga tempat untuk kelangsungan hidup nyamuk. Ketiga tempat itu merupakan suatu sistem, yang saling terkait untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Kaitan
ketiga tempat tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini Depkes, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Sistem Kelangsungan Hidup Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan untuk memilih tempat perindukan atau tempat berkembang biak sesuai dengan kesenangan dan
kebutuhannya. Nyamuk Anopheles di seluruh dunia terdapat kira-kira 2000 spesies,
sedangkan yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies. Di Indonesia, menurut pengamatan terakhir ditemukan 80 spesies Anopheles, sedangkan yang
menjadi vektor malaria adalah 22 spesies dengan tempat perindukan yang berbeda- beda. Nyamuk yang menjadi vektor di Jawa dan Bali An. sundaicus, An. aconitus, An.
balabacencis dan An. maculatus. Di daerah pantai banyak terdapat An. sundaicus dan An. subpictus, sedangkan An. balabacencis dan An. maculatus ditemukan di daerah
non persawahan. Anopheles aconitus, An. barbirostrosis, An. tessellatus, An. nigerrimus dan An. sinensis di Jawa dan Sumatera tempat perindukan di sawah
kadang di genangan-genangan air yang ada di sekitar persawahan. Di Kalimantan
Tempat berkembang
biak b t l
Tempat hospes
makan
Tempat istirahat
Universitas Sumatera Utara
yang dinyatakan sebagai vektor adalah An. balabacensis, An. letifer
Tempat berkembangbiak nyamuk Anopheles spp tergantung spesiesnya Renato, 2009
. Malaria berkaitan erat dengan keadaan wilayah, di kawasan tropika seperti Indonesia
penularan penyakit ini sangat rentan, karena keadaan cuaca yang mempunyai kelembaban tinggi akan memberikan habitat yang sesuai untuk pembiakan nyamuk
yang menjadi vektor penularan kepada penyakit ini Saputra, 2011.
1. Nyamuk Anopheles sundaicus, Anopheles subpictus clan Anopheles vagus senang berkembangbiak di air payau.
2. Nyamuk Anopheles sundaicus, Anopheles mucaltus senang berkembangbiak di tempat yang langsung mendapat sinar matahari disenangi
3. Nyamuk Anopheles vagus, Anopheles barbumrosis senang berkembangbiak di tempat yang terlindung dari sinar matahari.
4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk Anopheles vagus, indefinitus, leucosphirus untuk tempat berkembangbiak.
5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi Anopheles acunitus, vagus, barbirotus, anullaris untuk berkembangbiak.
2.1.7 Penilaian Situasi Malaria