acetive case detection ACD oleh petugas khusus seperti PMD Petugas Malaria Desa, sedangkan untuk menilai tingkat penularan malaria dilakukan melalui survai
malariometrik, mass blood survey MBS, mass fever survey MFS Harijanto, 2000
A. Pengamatan Rutin Malaria Melalui Active Case Detection ACD
1 Annual Parasite Insidence API
API = 100
1 x
Tersebut Daerah
Penduduk Jumlah
Tahun Dalam
sikan Dikonfirma
yang Malaria
Jumlah
Kasus malaria ini dikonfirmasikan dengan pemeriksaan mikroskop. Annual Blood Eximination Rate ABER
ABER= 100
x Diamati
yang Penduduk
Jumlah Diperiksa
Darah Sediaan
Jumlah
ABER merupakan ukuran dari efisiensi operasional. ABER diperlukan untuk peniaian API. Penurunan API yang disertai penurunan ABER belum tentu berarti
penurunan insiden. Penurunan API berarti penurunan insiden bila ABER meningkat. 2. Slide Positivety Rate SPR
Slide positivety rate SPR adalah persentase sediaan darah yang positif. Seperti penilaian API, slide positife rate baru bermakna bila annual blood
eximination rate meningkat. 3. Parasite Formula PF
Parasite formula PF, adalah proporsi dari tiap parasit di suatu daerah. Spesies yang mempunyai parasit formula tertinggi disebut spesies yang dominan.
Interpretasi dari masing-masing dominasi adalah sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
a. Plasmodium falciparum dominan :
- Penularan masih baru atau belum lama - Pengobatan kurang sempurna atau rekrudensi
b. Plasmodium vivax dominan :
- Transmisi yang tinggi dengan vektor yang paten gametosit plasmodium vivax timbul pada hari 2-3 parasitemia, sedangkan plasmodium falciparum baru pada
hari ke 8. Pengobatan kurang sempurna sehingga timbul rekurensi. c. Plasmodium malariae dominan :
- Plasmodium malariae mempunyai siklus sporogoni yang paling panjang dibandingkan spesies lainnya.
4. Penderita DemamKlinis Malaria Pada unit-unit kesehatan yang belum mempunyai fasilitas laboratorium dan
mikrooskopis dapat melakukan pengamatan terhadap penderita demam atau gejala klinis malaria.
Survai malariometrik biasanya dilakukan di daerah yang belum mempunyai program penanggulangan malaria secara teratur, terutama diluar jawa-bali.
Pada survai malariometrik dapat dikumpulkan parameter sebagai berikut : 1.
Parasite rate PR Parasite rate PR, adalah persentase penduduk yang darahnya mengandung
parasit malaria pada saat tertentu. Kelompok umur yang dicakup biasanya golongan umur 2-9 tahun dan 0-1 tahun. Parasite rate PR kelompok umur 0-1 tahun
Universitas Sumatera Utara
mempunyai arti khusus dan disebut infant parasite rate IPR dan dianggap sebagai indeks transmisi karena menunjukkan adanya tranmisi lokal.
2. Spleen Rate SR
Limpa merupakan organ yang pertama sekali memperlihatkan manifestasi penularan pada penderita malaria, pembesaran limpa diketahui sebagai salah satu
tanda klnis terhadap infeksi pada pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap penderita malaria yang meninggal akibat malaria akut, tampak
perubahan pada limpa yaitu berwarna merah tua kecoklat-coklatan akibat kongesti dan akumulasi dari pigmen malaria. Kreirer P.J, 1980
Spleen rate SR, menggambarkan persentase penduduk yang limpanya membesar, biasanya golongan umur 2-9 tahun. Bila yang diperiksa kelompok dewasa, hal ini
harus dinyatakan secara khusus. Besarnya limpa dinyatakan berdasarkan klasifikasi Hackett H0-H5. Pengamatan rutin malaria melalui Passive Case Detection PCD.
Jumlah malaria klinis yang diobati di PuskesmasRumah Sakit dalam waktu 1 tahun yang dinyatakan dalam per seribu penduduk yang mempunyai resiko sampai
waktu tertentu Depkes RI, 2001
2.2. Pengendalian Vektor Nyamuk 2.2.1. Indoor Residual Spraying IRSpenyemprotan
Suatu kegiatan mengaplikasikan residu insektisida tertentu dengan cara menyemprotkan ke permukaan bangunan yang harus disemprot. Penyemprotan
dengan insektisida secara residu pada dinding rumah bagian dalam Indoor Residual
Universitas Sumatera Utara