BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Fisis 4.1.1 Densitas
Hasil pengujian densitas mengacu pada standar SNI 03-2105 1996 dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :
Gambar 4.1.1 Grafik Densitas Dari grafik diatas terlihat bahwa penambahan serbuk kayu gergajian cenderung
menaikkan kerapatan sususan atom spesimen. Ini dapat dilihat bahwa pada komposisi 395:5:100 densitasnya minimum yakni sebesar 1.92 grcm
3
dan komposisi 380:20:100 densitasnya maksimum yakni sebesar 2.17 grcm
3
. Dengan demikian hasil ini dapat membawa perubahan pada karakteristik gipsum itu
sendiri karena adanya perubahan densitas yakni mengalami kenaikan. Pada komposisi 375:25:100 densitas mengalami penurunan yakni sebesar 2.13 grcm
3
menunjukan bahwa pada komposisi ini terjadi pelemahan susunan ikatan antar partikel penyusun. Ini bisa disebabkan karena pelemahan ikatan pengikat
Massijaya 2003 atau karena pengaruh tekanan pada saat pencetakan, karena pada komposisi ini jumlah serbuk gergajian maksimum pada penelitian ini.
Besarnya nilai densitas pada penelitian ini memiliki nilai diatas standar gipsum
1,92 2,03
2,1 2,17
2,13
1,7 1,8
1,9 2
2,1 2,2
395:05:100 390:10:100 385:15:100 380:20:100 375:25:100
D en
si tas
g r
cm
3
Sampel
Grafik Densitas
Universitas Sumatera Utara
dimana standar densitas gipsum yang ditetapkan untuk papan gipsum sebesar 1 grcm
3
SNI, 1996 dan sesuai dengan standar ISO 8335, 1987 yakni ≥ 1 grcm
3
Dari pengujian bahan plafon jaya board yang beredar dipasaran hasil pengujian densitas dari spesimen penelitian ini masih diatas bahan plafon gipsum jaya board
dimana nilai densitas plafon gipsum jaya board sebesar 0.55 grcm .
3
. Dari hasil ini menunjukan bahwa penambahan serbuk gergajian dengan pengikat lateks akrilik
dapat menaikan nilai densitas plafon gipsum. Data nilai densitas dapat dilihat pada lampiran A.
4.1.2 Daya Serap Air Dari hasil pengujian serapan air yang dilakukan dapat dilihat dari grafik berikut
ini.
Gambar.4.1.2. Grafik daya serap air Dari nilai grafik diatas dapat kita lihat bahwa penambahan serbuk kayu gergajian
cenderung menurunkan nilai serapan air pada sampel uji dimana pada komposisi minimum serbuk kayu gergajian yakni 395:5:100 serapan airnya sekitar 35.65
sedangkan pada komposisi maksimum serbuk kayu gergajian yakni 380:25:100 serapan airnya menjadi 30.76 . Ini menunjukan penambahan serbuk kayu
gergajian mempengaruhi susunan atom spesimen dimana atom – atom serbuk kayu gergajian cenderung menyusup pada susunan atom gipsum sehingga
memperkecil celah kekosongan pada susunan atom gipsum akibat tersusupi
35,65 34,95
31,35 30,76
31,75
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
395:05:100 390:10:100 385:15:100 380:20:100 375:25:100
N il
a i
Se ra
p a
n A
ir
Sampel
Grafik Penyerapan Air
Universitas Sumatera Utara
serbuk kayu gergajian. Pada komposisi 375:25:100 nilai serapan air menunjukan kenaikan nilai dibandingkan komposisi 380:20:100 memperlihatkan bahwa pada
komposisi 375:25:100 terjadi kelemahan sususan ikatan antar partikel penyusun spesimen sehingga menaikkan jumlah pori – pori dalam spesimen. Ini bisa terjadi
karena melemahnya komponen pengikat serbuk Massijaya, 2003 atau karena kekurangan jumlah tekanan pada saat pencetakan. Nilai yang diperoleh pada
penelitian ini masih sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI 1996 yakni maksimum 50 sedangkan pada penelitian ini diperoleh nilai maksimum sebesar
35.65. Dari pengujian bahan plafon gipsum cetakan jaya board yang menjadi standar pada pengujian ini maka seluruh nilai serapan air yang dihasilkan dari
bahan spesimen masih memenuhi standar plafon gipsum jaya board dimana nilai serapan air plafon gipsum jaya board sebesar 37.3 . Dengan demikian
penambahan serbuk kayu gergajian dengan pengikat lateks akrilik memberikan serapan air pada susunan partikel pembentuk spesimen. Data nilai serapan air
dapat dilihat pada lampiran A.
4.2 Sifat mekanik 4.2.1 Uji Impak