Gipsum KESIMPULAN DAN SARAN

yang diikuti oleh perambahan hutan. Kondisi ini menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antar lain melalui konsep the whole tree utilkization, disamping meningkatkan penggunaan bahan berlignoselulosa non kayu, dan pengembangan produk-produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu. Patut disayangkan, sampai saat ini kegiatan pemanenan dan pengolahan kayu di Indonesia masih menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Purwanto dkk, 1994 menyatakan komposisi limbah pada kegiatan pemanenan dan industri pengolahan kayu adalah sebagai 1. Pada pemanenan kayu, limbah umumnya berbentuk kayu bulat, mencapai 66,16 berikut : 2. Pada industri penggergajian limbah kayu meliputi serbuk gergaji 10,6 3. Limbah pada industri kayu lapis meliputi limbah potongan 5,6, serbuk gergaji 0,7, sampah vinir basah 24,8, sampah vinir kering 12,6 sisa kupasan 11,0 dan potongan tepi kayu lapis 6,3. Total limbah kayu lapis ini sebesar 61 . Sebetan 25,9 dan potongan 14,3, dengan total limbah sebesar 50,8 dari jumlah bahan baku yang digubakan ,0 Data Departemen Kehutanan dan Perkebunan tahun 19992000 menunjukkan bahwa produksi kayu lapisIndonesia mencapai 4,61 juta m dari jumlah bahan baku yang digunakan. 3 sedangkan kayu gergajian mencapai 2,06 juta m 3 . Dengan asumsi limbah yang dihasilkan mencapai 61 maka diperkirakan limbah kayu yang dihasilkan mencapai lebih dari 5 juta m 3 Selama ini limbah kayu masih banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yaitu dibiarkan membusuk,ditumpuk, dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisakan kepada masyarakat BPS, 2000.

2.3 Gipsum

Universitas Sumatera Utara Gipsum adalah batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut, kemudian dipanaskan 175 mineral C disebut STUCCO. Gipsum adalah salah satu mineral terbanyak dalam lingkungan sedimen yaitu batu yang terdiri dari mineral yang diproduksi secara besar-besaran biasanya dengan persipitasi dari air asin. Gipsum adalah salah satu contoh dengan kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO 4 .2H 2 Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit CaSO 4 .H 2 O atau juga menjadi anhidrit CaSO 4 gipsit alabaster . Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit. Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, , satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi gossan pada endapan pirit di daerah batu gamping. Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan- batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api. Universitas Sumatera Utara Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2m, namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 – 2. Berat jenis gipsum antara 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 grliter pada 0 °C yang meningkat menjadi 2,1 grliter pada 40 °C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 66 o C sampai dengan 114 o diamagnetit C dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau disebut . Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gipsum yaitu • Bahan perekat. • Penyaring dan sebagai pupuk tanah. • Campuran bahan pembuatan lapangan tenis. • Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. • Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan • Untuk bahan baku kapur tulis • Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen • Sebagai indikator pada tanah dan air • Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao. Pada proses pembuatan gipsum, bahan utama yang digunakan adalah bubuk gipsum. Sebagai campurannya adalah serat fiber. Dalam pembuatan gipsum sebelum memasuki proses cetak terlebih dahulu dibuat cetakan dengan berbagai model yang sesuai dengan permintaan pasar. Dilanjutkan dengan pembuatan adonan untuk pembuatan 1 buah profil, 1 gayung air dicampur dengan 12 kg bubuk gipsum dan diaduk. Sebelum adonan dimasukkan ke dalam cetakan, sisi Universitas Sumatera Utara dalam cetakan diolesi minyak supaya adonan mudah diangkat. Setelah ½ adonan masuk cetakan, dimasukkan serat-serat fiber untuk memperkuat adonan. Setelah itu, ditutup lagi dengan adonan yang tersisa, kemudian cetakan ditutup hingga kondisinya sedikit mengeras. Bahan tercetak dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan selama 2-3 hari. Begitu pula dengan cetakan plafon. Gipsum merupakan alternatif yang tepat untuk menggantikan asbes dan dapat diklasifikasikan dari jenis dan performa papan dan ketebalannya sebagai berikut : 1. Papan Gipsum Standar