Pengujian Impak Uji tarik Pengujian Termal dengan DTA

titik tumpu sebagai dudukan sampel. 2. Diatur tegangan supply sebesar 40 volt untuk menggerakkan motor ke arah atas maupun bawah., kemudian diarahkan switch ke arah on, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak. 3. Apabila sampel uji telah patah, diarahkan swith ke arah off agar motor berhenti. Dicatat besar gaya yang ditampilkan panel display. 4. Dengan menggunakan persamaan 3 ditentukan kuat patah.

3.4.4 Pengujian MOE

Cara pengujian kuat patah mengacu pada standar ASTM C 133 – 97 dan ASTM C348 –2002, prosedur yang dilakukan menggunakan alat UTM Universal TestingMachine adalah : 1. Sampel berbentuk balok ukuran 12 x 2 x 1 cm 3 , kemudian diatur jarak titik tumpu sebagai dudukan sampel. 2. Diatur tegangan supply sebesar 40 volt untuk menggerakkan motor ke arah atas maupun bawah., kemudian diarahkan switch ke arah on, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak. 3. Apabila sampel uji telah patah, diarahkan swith ke arah off agar motor berhenti. Dicatat besar gaya yang ditampilkan panel display. 4. Dengan menggunakan persamaan 4 ditentukan kuat lentur.

3.4.5 Pengujian Impak

Cara pengujian impak menggunakan mesin uji Wollpert werkstoff Pruf Maschine Type CPSA Metode charpy dengan menggunakan pendulum 4 Joule. Sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 12 cm x 1,5 cm x 1 cm. Prosedur pengujian impak sbb: 1. Diatur terlebih dahulu jarum skala penunjuk harga impak pada posisi nol. 2. Diputar handel untuk menaikkan pendulum hingga jarum penunjuk beban pada batas maksimum. 3. Benda uji diletakkan pada dengan posisi mendatar dengan posisi menyamping arah datangnya pendulum. Universitas Sumatera Utara 4.Tombol pada tangkai pendulum dilepas sehingga pendulum berayun dan menumbuk benda uji. 5. Dicatat nilai yang dihasilkan skala setelah tumbukan sampel. 6. Hasil skala yang diperoleh dikurang dengan energi kosong sebesar 0,02 joule. Dari persamaan 5 dapat dihitung besar harga impak.

3.4.6 Uji tarik

Pengujian kuat tarik menggunakan mesin uji Tokyo Testing Machine Type-20E MGF N0. 6079 dengan kapasitas 2000 Kgf. Pengukuran kuat tarik mengacu pada SNI 03-3399-1994. Adapun prosedur pengujian sbb: 1. Benda uji dipersiapkan. 2. Benda uji ditempatkan pada mesin uji tarik, kemudian di cengkram dengan pemegang yang tersedia dimesin dengan jarak pencengkram 8 cm. 3. Diberikan beban sebesar 100 Kgf sambil melakukan penarikan dengan kecepatan pembebanan 10 mm .menit. 4. Dicatat gaya tarik maksimum. Berdasarkan gaya tarik tersebut dengan menggunakan persamaan 6 maka nilai kuat tariknya dapat dihitung.

3.4.7 Pengujian Termal dengan DTA

Alat yang digunakan untuk menganalisis sifat termal adalah Thermal analyzer DT-30 Shimadzu, dengan prosedur Pengujian sebagai berikut: 1. Alat dinyalakan selama 30 menit sebelum digunakan. 2. Benda uji dipotong – potong kecil dengan massa 30 mg. Lalu ditimbang Al 2 O 3 3. Benda uji dan pembanding diletakkan diatas Termocoupel. Di Set Thermocoupel Platinum Rhodium PR 15 mv, dan DTA Range ±250 Μv. sebanyak 30 mg sebagai zat pembanding. 4. Alat pengukur temperature kemudian di set sampai menunjukkan pada temperature 650 5. Pena recorder ditekan dan chart speed di set 2,5 mmmenit dengan laju C. Universitas Sumatera Utara pemanasan 10 6. Dilanjutkan dengan menekan tombol start dan ditunggu hasil sampai tercapai suhu yang diinginkan. Cmenit. Hasil Pengujian DTA merupakan kurva termogram yang dapat menentukan Suhu endotermik, Titik gelas, Titik kritis dan titik melting . Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisis 4.1.1 Densitas Hasil pengujian densitas mengacu pada standar SNI 03-2105 1996 dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini : Gambar 4.1.1 Grafik Densitas Dari grafik diatas terlihat bahwa penambahan serbuk kayu gergajian cenderung menaikkan kerapatan sususan atom spesimen. Ini dapat dilihat bahwa pada komposisi 395:5:100 densitasnya minimum yakni sebesar 1.92 grcm 3 dan komposisi 380:20:100 densitasnya maksimum yakni sebesar 2.17 grcm 3 . Dengan demikian hasil ini dapat membawa perubahan pada karakteristik gipsum itu sendiri karena adanya perubahan densitas yakni mengalami kenaikan. Pada komposisi 375:25:100 densitas mengalami penurunan yakni sebesar 2.13 grcm 3 menunjukan bahwa pada komposisi ini terjadi pelemahan susunan ikatan antar partikel penyusun. Ini bisa disebabkan karena pelemahan ikatan pengikat Massijaya 2003 atau karena pengaruh tekanan pada saat pencetakan, karena pada komposisi ini jumlah serbuk gergajian maksimum pada penelitian ini. Besarnya nilai densitas pada penelitian ini memiliki nilai diatas standar gipsum 1,92 2,03 2,1 2,17 2,13 1,7 1,8 1,9 2 2,1 2,2 395:05:100 390:10:100 385:15:100 380:20:100 375:25:100 D en si tas g r cm 3 Sampel Grafik Densitas Universitas Sumatera Utara