Tipologi Bangunan TINJAUAN PUSTAKA

Baltimore, Maryland dan Boston. Bendungan dan jembatan kuno seperti di Pennsylvania, bangunan tua d new Orleans, jalur transportasi tua sepanjang perairan Seattle dan Washington. d. Mixed-Use, Penerapan konsep mixed-use merupakan salah satu upaya untuk menyatukan berbagai kepentingan yang pada umumnya menjadi dilemma dalam megembangkan kawasan tepi sungai perkotaan. Pegambangan mixed-use diarahkan pada penggabungan fungsi perdagangan, rekreasi, perumahan, perkantoran, transportasi wisata dan olahraha e. Recreational, pengembangan kawasan tepi sungai dengan fungsi aktifitas rekreasi dapat didukung dengan berbagai fasilitas antara lain: taman bermain, taman air, taman duduk, taman hiburan, area untuk memancing, riverwalk, amphitheatre, dam, diving, pelabuhan sungai, gardu pandang, fasilitas perkapalan, fasilitas olah raga, museum, hotel, restoran dan aquarium.

2.5 Tipologi Bangunan

Purwito 2002 mengemukakan konstruksi bangunan rumah pemukiman tepi air umumnya menggunakan konstruksi kayu dengan tipe rumah panggung untuk rumah yang didirikan di darat maupun di tepi sungai. Rumah yang didirikan di tepian sungai bentuknya sangat sederhana empat persegi panjang dengan tipe atap pelana begitu pula tata ruang denah rumahnya. Dari segi kenyamanan sebetulnya cukup baik karena semua rumah dilengkapi dengan cukup bukaan jendelapintu hanya Universitas Sumatera Utara untuk kawasan pemukiman padat seperti yang terletak di muara Sungai Kuin dengan Sungai Barito karena kerapatan bangunannya tinggi maka jendela rumah yang satu dengan yang lain kadang-kadang saling berhadapan dan cahaya matahari kurang. Purwito, 2002 menjelaskan beberapa tipe rumah yang terdapat di lokasi adalah sebagai berikut: a. Rumah tipe tunggal tidak bertingkat dan bertingkat kebanyakan didirikan di daratan dengan batas rumahlahan dan jalan cukup jelas pagar kayu. Lahan biasanya berupa tanah asli dengan tanaman bunga atau keras seperti kelapa, jambu dll. Untuk rumah yang letaknya di pinggir jalan umumnya berfungsi ganda, yaitu sebagai rumah tinggal dan juga sebagai tempat usaha warung, toko, bengkel dll. b. Rumah tipe tunggal tidak bertingkat dengan lokasi bagian depan di tepi jalan daratan, sedangkan bagian belakang ditepian sungai. Batas antara rumahlahan dengan jalan jelas pagar kayu. Umumnya bagian depan yang menghadap jalan berfungsi sebagai rumah tinggal sedangkan yang menghadap tepian sungai sebagai tempat usaha toko, gudang dll. c. Rumah di tepian sungai umumnya tidak bertingkat dan berkelompok serta bergandengan. Kerapatan bangunan sangat tinggi sehingga batas rumah kadang-kadang tidak jelas karena dinding rumah langsung berbatasan dengan jalan titian kayu. Dari sekian rumah yang dikunjungi hanya ada satu rumah bertingkat ayang ditinggali oleh dua keluarga orang tua dan anak mereka yang sudah berkeluarga. Universitas Sumatera Utara Bila dikaji lebih dalam lagi, tiap pemukiman tepi sungai mempunyai tingkat kompleksitas permasalahan yang beragam. Hal ini dipengaruhi oleh ragam komunitas yang menempati tiap pemukiman sehingga solusi untuk menangani tiap pemukiman akan berbeda pula. Di samping itu, kondisi sosial- budaya sekitar ikut mempengaruhi suatu pemukiman tersebut. Kawasan pemukiman tepian sungai memiliki tipologi fenomenal yang berbeda dengan pemukiman pada umumnya. Tipologi yang menggejala tersebut ditunjukkan melalui kondisi sosial yang terkait dengan aspek hubungan sosial, pendidikan dan mata pencaharian masyarakatnya. Secara tipologi pemukiman menurut Departemen Kimpraswil, 1995, pemukiman tepi sungai terbagi dua: 1. Tipe pertama terletak di luar garis sempadan sungai baik yang bertanggul maupun tidak, penyebabnya adalah terbatasnya prasarana dan sarana dasar dan lahan untuk prasarana dan sarana dasar, eksploitasi pemanfaatan ruang dalam dan luar secara berlebihan, tingkat pendapatan rendah, kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan rendah, aksesbilitas terhadap pengadaan prasarana dan sarana dasar terbatas. 2. Tipe kedua, secara historis di area badan sungai bagian tepi sampai dengan tepi sungai karena menempatkan sungai sebagai sarana transportasi vital. Tipe bangunan rakit panggung dan bidang lantai langsung berhubungan dengan tanah penyebabnya adalah penyusutan bangunan dan komponen lingkungan terbangun lainnya, menurunhilangnya vitalitas lingkungan oleh imbas hilangnya vitalitas Universitas Sumatera Utara kota, ditinggalkan oleh penghuninya kemudian ditempati oleh penyewapenunggu. Secara arsitektur, bangunan pemukiman tepi sungai dibedakan Saptorini, 2004 menjadi bangunan di atas tanah, bangunan panggung di darat, bangunan panggung di atas air, bangunan rakit di atas air gambar 2.2. Bangunan di daratan Bangunan diatas air Gambar 2.2 Bentuk Pemukiman Tepi Air Sumber: Analisa, 2011 Arsitektural bangunan dibuat dengan kaidah tradisional maupun modern, sesuai dengan latar belakang budaya dan sukuetnis masing-masing. a. Tipologi bangunan menggunakan struktur dan konstruksi sederhana, tradisional dan konvensional, yang kurang memperhitungkan pengaruh angin. b. Sering terjadi kebakaran karena kelalaian, penggunaan bahanperalatan berbahaya, mudah terbakar dan belum tersedianya sarana dan pedoman Universitas Sumatera Utara penanggulangan kebakaran khususnya perumahan diatas air Suprijanto, 2003.

2.6 Morfologi Pemukiman Tepi Sungai