Terbentuknya Kelurahan Kuala Silo Bestari

Distribusi dan kepadatan penduduk terhadap lahan Kota Tanjungbalai cukup padat Tabel 4.2. Data statistik tahun 2009, kepadatan penduduk paling tinggi pada Kecamatan Tanjungbalai Utara jumlah kepadatan 21.037 jiwakm 2 Tabel 4.2 Luas, jumlah dan kepadatan penduduk tahun 2010 . No Kelurahan Luas km 2 Jumlah Penduduk jiwa Jumlah KK Kepadatan Penduduk jiwakm 2 1 Tanjungbalai Kota III 0.173 4.529 906 26.641 2 Mata Halasan 0.161 2.600 520 16.250 3 Kuala Silo Bestari 0.171 2.714 543 24.673 4 Tanjungbalai IV 0.183 4.060 812 22.555 5 Sejahtera 0.152 3.738 748 24.920 J u m l a h 0.840 17.641 3.528 21.254 Sumber: BPS, 2010

4.3 Terbentuknya Kelurahan Kuala Silo Bestari

Wawancara dengan penduduk setempat Bapak Taufik Siregar serta warga yang sudah lama menetap tinggal pada lokasi penelitian ± 50 tahunan mengatakan bahwa sebagian lahan Kelurahan Kuala Silo Bestari masih termasuk badan Sungai Asahan yang direklamasi. Sejarah awalnya pada tahun 1958 Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan dahulu Kota Tanjungbalai termasuk dalam Kabupaten Asahan, mendatangkan kapal pengeruk pasir bernama Bengawan Solo karena pada saat itu Sungai Asahan dan Sungai Silau mengalami pendangkalan. Kapal pengeruk Universitas Sumatera Utara melakukan pengerukan dan hasil dari pengerukannya dibuang ke Kelurahan Kuala Silo Bestari. Pemukiman yang ada pada saat itu merupakan pemukiman yang diteliti saat ini. Dari hasil pengerukan pasir ini terjadilah reklamasi. Akibat reklamasi terjadilah perluasan daratan dan menyebabkan penyempitan badan sungai. Gambar 4.4 dan 4.5. menunjukkan Kota Tanjungbalai diawal pembentukannnya Gambar 4. 4 Foto Udara Kota Tanjungbalai Tahun 1930 Sumber: Wikipedia, 2011 Gambar 4.5 Pelabuhan Kota Tanjungbalai pada masa Hindia Belanda Sumber: Wikipedia, 2011 Pada tahun 1966 datang kembali kapal pengeruk pasir bernama kapal Sotong dan kapal Lintang yang bekerja untuk mendalamkan badan Sungai Asahan dan Universitas Sumatera Utara Sungai Silau. Dari hasil pengerukan ini dibuang juga ke Kelurahan Kuala Silo Bestari. Jadi lahan dari kelurahan ini menjadi tereklamasi dikarenakan penimbunan dari hasil pengerukan pasir dari kedua sungai. Sebelumnya pada lahan tersebut sudah terdapat rumah-rumah panggung pada badan sungai. Tahun 1980 kembali lagi diadakan pengerukan pada Sungai Silau dan Sungai Asahan akibat terjadinya kembali pendangkalan kedua sungai tersebut. Pasir yang menjadi tanah timbul atau daratan beting dan mengganggu alur pelayaran Pelabuhan Teluk Nibung sebenarnya bukan pasir laut. Sedimentasi Sungai Asahan dan Sungai Silau membuat pendangkalan alur pelayaran semakin parah setiap tahunnya. Saat air pasang, tanah timbul dan daratan yang terbentuk dari pasir hasil sedimentasi dua sungai itu juga membuat adanya kesempatan warga untuk membangun pemukiman menuju kearah tengah badan sungai. Hal ini terus menerus berlangsung sepanjang tahun. Sedimentasi pasir yang cukup tinggi akibat pertemuan dua arus sungai membuat adanya pendangkalan terutama di sepanjang tepi sungai. Morfologi pemukiman di kelurahan Kuala Silau Bestari yang dianalisa setiap sepuluh tahun berdasarkan wawancara terhadap masyarakat dan pemerintah Kota Tanjungbalai dimulai dari pembentukan kota tahun 1958 gambar 4.6, pengerukan sungai pertama tahun 1966 gambar 4.7, pengerukan kedua tahun 1980 gambar 4.8, tahun 1990 gambar 4.9, tahun 2000 gambar 4.10 dan tahun 2010 gambar 4.11. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada awal tahun 1980. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Pertumbuhan Pemukiman Tepi Air Kelurahan Kuala Silo Bestari Tahun 1958 Sumber: Analisa 2010 Gambar 4.7 Pertumbuhan Pemukiman Tepi Air Kelurahan Kuala Silo Bestari Tahun 1966 Sumber: Analisa 2010 Gambar 4.8 Pertumbuhan Pemukiman Tepi Air Kelurahan Kuala Silo Bestari Tahun 1980 Sumber: Analisis, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Pertumbuhan Pemukiman Tepi Air Kelurahan Kuala Silo Bestari Tahun 1990 Sumber: Analisis, 2010 Gambar 4.10 Pertumbuhan Pemukiman Tepi Air Kelurahan Kuala Silo Bestari Tahun 2000 Sumber: Analisis, 2010 4.3.1 Kondisi lokasi penelitian Lokasi penelitian dilakukan di tepi Sungai Asahan, Kelurahan Kuala Silo Bestari dengan kepadatan penduduk 24.673 jiwakm 2 dan luas wilayah 0,17 km 2 a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Matahalasan dan Kecamatan Tanjungbalai Utara. dengan batas-batas sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Keramat Kubah dan Kecamatan Sei Tualang Raso. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Silau dan Kabupaten Asahan. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanjungbalai Kota IV dan Kecamatan Tanjungbalai Utara. Kelurahan Kuala Silo Bestari merupakan salah satu kelurahan yang tepat berada di pinggiran Sungai Asahan. Secara ruang pemukiman dibatasi oleh jalan beraspal dan muara Sungai Asahan dan Sungai Silau. Jumlah penduduk 2.676 jiwa dan jumlah unit rumah sebanyak 535 unit. Sebagaimana umumnya Kota Tanjungbalai khususnya Kelurahan Silo Bestari, topografi atau relief permukaan tanah di kawasan ini relatif datar. Permukaan tanah yang relatif lebih tinggi hanya dijumpai pada permukaan badan jalan dengan perbedaan tinggi 1 meter sampai 2 meter dari tanah lumpur yang ada pada badan sungai tersebut. Gambar 4.11 Pertumbuhan Pemukiman Tepi Air Sungai Asahan Kota Tanjungbalai 2010 Sumber: Data Lapangan, 2010 Universitas Sumatera Utara Perkembangan kawasan yang cukup pesat menyebabkan juga penurunan kwalitas lingkungan karena bermunculannya kawasan pemukiman kumuh terutama di tepi sungai dengan konsentrasi penduduk yang tinggi. Hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang yang tinggal persis di tepi sungai ini, mereka sudah mendiami pemukiman ini rata-rata diatas tiga puluhan tahunan dan berderet sampai memakan badan sungai. Masyarakat yang mendiami badan sungai mendirikan bangunan rumahnya tanpa sepengetahuan dari pemerintah setempat dan terdapat peralihan fungsi kawasan sepanjang tepi sungai menjadi tempat bermukim penduduk dengan berbagai kegiatannya. Pola pemukiman ini mengarah ke tengah sungai dan beberapa pemukiman ini didirikan diatas air sungai dengan bentuk rumah panggung. Dasar sungai biasanya tidak terlalu dalam dan tinggi bangunan rumah-rumah umumnya antara 2,5 m sampai dengan 5 meter untuk menghindari air pasang. Pola pemukiman ini berbentuk piramid. 4.3.2 Kondisi fisik bangunan Kondisi fisik bangunan pemukiman yang dimaksud dalam hal ini mencakup bentuk dan konstruksi pemukiman daerah penelitian. Bentuk rumah di Kelurahan Kuala Silo Bestari merupakan salah satu hasil dari proses perkembangan budaya dari Sungai Asahan. Hal ini mungkin berawal dari konsentrasi pemukiman masyarakat di sekitar tepi-tepi atau muara sungai. Rumah-rumah di sepanjang Sungai Asahan memegang peranan yang sangat penting pada zaman dulu, karena lalu lintas komunikasi, ekonomi dan sosial melewati sungai dengan menggunakan perahukapal Universitas Sumatera Utara sebagai alat transportasinya. Pada awalnya rumah yang berada di tepi Sungai Asahan digunakan sebagai tempat pemukiman karena pekerjaan penduduk ditempat tersebut adalah nelayan. Perkembangan selanjutnya rumah juga digunakan sebagai tempat berusaha atau berdagang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Konstruksi bangunan rumah tepi Sungai Asahan dari dulu sampai sekarang tidak banyak mengalami perubahan gambar 4.12 dan 4.13 seperti: a. Bangunannya berbentuk persegi panjang dengan konstruksi bubungan berbentuk atap pelana b. Sebagai tiang digunakan dua atau tiga batang kayu besar. Di atas kayu tersebut disusun susuk dan gelagar ulin serta lantai papan untuk bangunan rumahnya c. Dinding dari papan kayu dengan dua pintu masing-masing menghadap ke daratan dan ke sungai. Juga terdapat dua jendela kecil yang bersebelahan d. Ruangan yang ada hanya dua, yaitu ruang keluarga yang berfungsi juga sebagai ruang tamu dan kamar tidur e. Di bagian belakang terdapat dapur gantung untuk memasak f. Di depan pintu terdapat titian yang menghubungkan rumah dengan daratan. Seperti dikatakan tadi rumah panggung tepi Sungai Asahan selain digunakan sebagai tempat tinggal juga digunakan sebagai tempat berusaha seperti rumah makan, tempat penjualan bahan bakar minyak, toko dan lain-lain. Beragam alasan yang terucap dari penduduk yang menghuni rumah tepi sungai yaitu dari alasan Universitas Sumatera Utara kenyamanan, alasan kepraktisannya serta alasan ekonomi dan keuntungan. Memang dari letaknya, rumah tepi sungai dapat memberikan keuntungan apalagi untuk daerah yang notabene jalur transportasi utama hanya melalui sungai. Gambar 4.12 Bentuk Konstruksi Bangunan Rumah Tepi Sungai Asahan Kelurahan Kuala Silo Bestari Sumber: Data Lapangan, 2010 Gambar 4.13 Bentuk Ruang Didalam Rumah Panggung Kelurahan Kuala Silo Bestari Sumber: Data Lapangan, 2010 Atap pelana Tiang kayu Diniding papan Dapur Kamar tidur Dapur Universitas Sumatera Utara Selain itu rumah tepi sungai juga mempunyai manfaat lain, yaitu bisa sedikit berperan menahan erosi pantai sungai karena dapat mengantisipasi gelombang. Rumah panggung tepi sungai adalah salah satu dari hasil masyarakat yang berbudaya sungai. Keberadaannya ikut mewarnai keanekaragaman hasil budaya yang ada. 4.3.3 Tipe rumah Tipe rumah yang didirikan di tepian Sungai Asahan umumnya berbentuk sangat sederhana empat persegi panjang dengan tipe atap pelana begitu pula tata ruang denah rumahnya. Dari segi kenyamanan sebetulnya cukup baik karena semua rumah dilengkapi dengan cukup bukaan jendelapintu hanya untuk kawasan pemukiman padat seperti di lingkungan V Kelurahan Kuala Silo Bestari yang umumnya berkelompok cluster sehingga kerapatan bangunannya tinggi. Jendela rumah yang satu dengan yang lain kadang-kadang saling berhadapan dan cahaya matahari kurang. Beberapa tipe rumah yang terdapat di lokasi adalah sebagai berikut: a. Rumah tipe tunggal tidak bertingkat dan bertingkat kebanyakan didirikan di daratan dengan batas rumahlahan dan jalan cukup jelas pagar kayu. Lahan biasanya berupa tanah asli dengan tanaman bunga.Untuk rumah yang letaknya di pinggir jalan umumnya berfungsi ganda, yaitu sebagai rumah tinggal dan juga sebagai tempat usaha warung, toko, bengkel dll seperti terlihat pada gambar 4.14. b. Rumah tipe tunggal tidak bertingkat dengan lokasi bagian depan di tepi jalan daratan, sedangkan bagian belakang ditepian Sungai Asahan. Batas antara rumahlahan dengan jalan jelas pagar kayu. Umumnya Universitas Sumatera Utara bagian depan yang menghadap jalan berfungsi sebagai rumah tinggal sedangkan yang menghadap tepian Sungai Asahan sebagai tempat usaha gambar 4.15. Gambar 4.14 Tipe Rumah di Daratan Kelurahan Kuala Silo Bestari Sumber: Data Lapangan, 2010 Gambar 4.15 Tipe Rumah yang Berfungsi Sebagai Tempat Tinggal dan Usaha Sumber: Data Lapangan, 2010 c. Rumah di tepian Sungai Asahan umumnya tidak bertingkat dan berkelompok serta bergandengan gambar 4.16. Kerapatan bangunan sangat tinggi sehingga batas rumah kadang-kadang tidak jelas karena dinding rumah langsung berbatasan dengan jalan titian kayu. Dari Rumah tipe tunggal bertingkat Rumah tunggal Tidak bertingkat Universitas Sumatera Utara sekian rumah yang dikunjungi hanya satu rumah bertingkat dihuni dua keluarga orangtua dan anaknya yang sudah berkeluarga. Gambar 4.16 Tipe Rumah Berkelompok di Tepi Sungai Kelurahan Kuala Silo Bestari Sumber: Data Lapangan, 2010 4.3.4 Sarana penghubung Selain sarana penghubung fungsi sungai juga sebagai penunjang kegiatan ekonomi, tempat bersosialisasi penduduk di pemukiman setempat. Jalan utama yang menghubungkan pemukiman ini dengan pemukiman yang ada di daratan adalah jalan lokal dengan kondisi jalan cukup baik, beraspal dengan pekerasan. Sedangkan lebar badan jalan lebih kurang 4 meter dan terdapat jalan setapak terbuat dari beton cor. Di lokasi pemukiman yang berada pada badan sungai terdapat jalan penghubung berupa jalan titian kayu yang berfungsi sebagai koridor penghubung jalan utama dengan tepian sungai, dengan panjang dari jalan bervariasi sekitar 25 meter sampai 100 meter. Juga berfungsi sebagai jalan akses bagi rumah penduduk yang terdapat di sepanjang tepian sungai. Lebar jalan titian terbuat dari kayu Universitas Sumatera Utara bervariasi antara 1 meter sampai 2 meter dan jarak titian tidak seragam gambar 4.17 dan 4.18. Gambar 4.17 Sarana jalan di Daratan Kelurahan Kuala Silo Bestari Sumber: Data Penelitian, 2010 Gambar 4.18 Sarana Jalan di Atas Badan Sungai Asahan Kelurahan Kuala Silo Bestari Sumber: Data Penelitian, 2010 Universitas Sumatera Utara

4.4 Terbentuknya Kelurahan Sejahtera