Garis Sempadan Sungai Peranan Sungai Perkotaan

Adapun terbentuknya suatu pemukiman didasarkan pada beberapa faktor yang dianggap dominan dalam menentukan terciptanya suatu lingkungan pemukiman. Pemukiman yang standar layak huni maupun tidak memenuhi standar muncul akibat adanya berbagai faktor yang timbul dari kemampuan masyarakat itu sendiri. Mau tidak mau, masyarakat akan membentuk suatu komunitas dan tinggal di daerah– daerah jalur hijau dan bantaran sungai, rel kereta api dan juga lahan–lahan kosong yang tidak bertuan Kelompok masyarakat yang bermukim pada suatu tempat atau ruang bukanlah merupakan komunitas jika tidak ada keterkaitan hubungan diantara mereka yang bisa terjadi secara sosial, budaya maupun ekonomi, menurut Tetuko 2001 dalam Dhenov mengatakan bahwa komunitas memiliki makna dalam tiga hal yaitu suatu kelompok yang memiliki ruang tertentu, suatu kelompok yang mempunyai sifat sama, suatu kelompok yang dibatasi oleh identitas budaya yang sama dan dibentuk dengan hubungan sosial yang sama.

2.2 Garis Sempadan Sungai

Garis sempadan sungai menurut peraturan mengenai sempadan sungai mengacu pada Keppres Nomor 32 Tahun 1990 dan PP No. 47 Tahun 1997 yang menetapkan lebar sempadan pada sungai besar diluar permukiman minimal 100 meter dan pada anak sungai besar minimal 50 meter di kedua sisinya. Untuk daerah permukiman, lebar bantaran adalah sekedar cukup untuk jalan inspeksi 10–15 meter. PP. 47 Tahun 1997 juga menetapkan bahwa lebar sempadan sungai bertanggul diluar daerah permukiman adalah 5 meter sepanjang kaki tanggul. Sedang lebar sempadan Universitas Sumatera Utara sungai yang tidak bertanggul diluar permukiman dan lebar sempadan sungai bertanggul dan tidak bertanggul di daerah permukiman, ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat berwenang Departemen Kimpraswil, 1995. Secara hidrolis sempadan sungai merupakan daerah bantaran banjir yang berfungsi memberikan kemungkinan luapan air banjir ke samping kanan kiri sungai sehingga kecepatan air kehilir dapat dikurangi, energi air dapat diredam disepanjang sungai, serta erosi tebing dan erosi dasar sungai dapat dikurangi secara simultan. Disamping itu sempadan sungai merupakan daerah tata air sungai yang padanya terdapat mekanisme inflow ke sungai dan outflow ke air tanah. Seperti gambar 2.1 yang menunjukkan potongan melintang sungai. Gambar 2.1 Potongan melintang sungai Sumber: BAPEDAL Jatim online, 2009

2.3 Peranan Sungai Perkotaan

Sungai menurut PP No. 351991 mempunyai pengertian sebagai suatu tempat atau wadah serta jaringan pengaliran air mulai mata air sampai muara dengan Universitas Sumatera Utara dibatasi kanan dan kirinya serta disepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Menurut Indratmo dan Sewuko, sungai suatu alur yang panjang diatas permukaan buni yang merupakan tempat mengalirnya air yang berasal dari air hujan dan pada akhirnya melimpah ke danau atau laut. Sungai telah memegang peranan yang sangat penting dalam sejarah perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia. Sejak ribuan tahun yang lalu telah dikenal adanya suatu perkembangan, peradaban manusia pada lembah sungai yang melahirkan kota-kota penting di dunia Mumporo, 1961 dalam Saptorini. Pada awal pertumbuhannya telah ditandai dengan terbentuknya suatu konsentrasi penduduk dengan kelompok pemukiman tertentu di lembah sungai yang subur. Peranan sungai di dalam kehidupan sehari-hari, dengan adanya air, manusia memanfaatkan untuk minum, mandi mencuci. Dan kemudian peran sungai berkembang menjadi sarana transportasi, yang mendorong pertumbuhan permukiman seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan aktifitas social-ekonominya makin lama peranannya makin berkembang dan tidak terpisahkan lagi dari keseluruhan sisitim pelayanan kota. Peranan Sungai dapat dibafi dalam 2 dua bagian yaitu berperan sebagai daerah belakang maupun sungai sebagai daerah muka. Sebagai badan akhir pembuangan limbah termasuk sampah penduduk limbah padat, mandi, cuci. Hal ini menunjukkan sungai berperan sebagai daearah belakang. Sedangkan peranan sungai sebagai daerah muka dimana sungai merupakan elemen tata ruang baik estetika maupun fisik. Hal ini banyak ditemui di luar negeri seperti Venesia Italia. Meskipun sungai berperan sebagai tempat pembuangan dalam kehidupan sehari-hari. Namun Universitas Sumatera Utara dibantaran sungai banyak dimanfaatkan untuk pemukiman, berjualan, tarnsportasi sehingga mempunyai nilai yang lebih. Peranan sungai sebagai daerah muka memberikan nilai tambah yang besar karena selain secara estetika sungai enak dlihat atau dipandang, juga mendorong masyarakat untuk tetap memperlakukan sungai sebagai tempat pembuangan melainkan sebagai sesuatu yang harus dijaga kebersihannya. Dengan memanfaatkan sungai manusia dapat berpindah-pindah, mendapatkan pemukiman baru mereka unuk selanjutnya menetap dan berkembang menjadi pemukiman yang lebih ramai, menjadi desa, lalu berkembang menjadi kota, bahkan terus berkembang menjadi kota cosmopolitan dan terkenal di dunia. Keberadaan sungai dalam suatu kaasan dengan karakter fisik yang berbeda dari wilayah yang dilewatinya menjadikan sungai sebagai edges batastepi suatu kawasan Lynch, 1971. Pemanfaatan badan sungai juga menghasilkan ruang aktifitas ditepinya. Pembentukan ruang terbuka sungai dan tepinya membentuk koridor, yang juga memiliki kontinuitas melewati banyak kawasan variasi fungsi yang di lalui sungai, pengaruh factor alan, sejarah dan budaya masyarakat setempat serta peraturan pemerintah menghasilkan koridor sungai dengan potensinya masing-masing Rezeki, 1999 dalam Saptorini. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara umum sungai sangat berperan dalam membentuk pewajahan suatu wilayah, yaitu memberikan karakter khusus yang membedakannya dengan wilayah lain. Universitas Sumatera Utara

2.4 Klasifikasi Kawasan Sekitar Aliran Sungai