Suku Bunga Deposito BI Rate Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Inflasi merupakan permasalahan klasik di dalam perekonomian, tidak terkecuali untuk masalah investasi. Dengan adanya inflasi daya beli masyarakat menjadi turun karena kekuatan uang secara riil tidak ada atau melemah yang akan mempengaruhi permintaan dan harga suatu barang di mana dengan tingginya inflasi akan membuat masyarakat lebih mementingkan masalah konsumsi dibandingan untuk menabung atau berinvestasi. Seiring peningkatan inflasi akan menurunkan minat masyarakat untuk berinvestasi membeli obligasi ritel ORI, hal ini akan menurunkan permintaan terhadap ORI di mana penawarannya adalah tetap maka akan menurunkan harga ORI tersebut. Dengan demikian terdapat hubungan negatif dan searah antara inflasi dengan harga ORI.

b. Suku Bunga Deposito

Deposito merupakan salah satu unsur dari dana pihak ketiga di mana deposito memiliki suku bunga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen- instrumen dana pihak ketiga lainnya. Selain itu deposito memiliki masa waktu pengambilan tertentu tidak seperti instrumen dana pihak ketiga lainnya terutama tabungan yang bisa sewaktu-waktu diambil atau dialihkan. Deposito merupakan salah satu bentuk investasi masyarakat, sehingga merupakan instrumen investasi lain selain investasi obligasi pemerintah. Karena itu, ada hubungan negatif dan searah antara suku bunga deposito dengan harga ORI. Di mana peningkatan suku bunga deposito akan mengurangi permintaan terhadap ORI karena adanya pengurangan keuntungan Universitas Sumatera Utara yang diperoleh investor ORI jika tetap menempatkan dananya ke instrumen ORI dibandingkan memindahkan dana tersebut ke dalam bentuk deposito.

c. BI Rate

Suku bunga merupakan elemen penting dalam analisis harga obligasi, di mana suku bunga akan mempengaruhi return yang akan diperoleh investor apakah ia akan memperoleh capital gain atau capital loss dari suatu perubahan suku bunga. BI Rate merupakan suku bunga acuan yang dijadikan berbagai pihak sebagai landasan untuk berbagai kepentingan yang berhubungan dengan keuangan, tidak terkecuali dengan harga obligasi ritel ORI di pasar sekunder. Jika BI Rate mengalami peningkatan akan menyebabkan permintaan terhadap obligasi ritel ORI akan turun yang mendorong melemahnya harga ORI dan sebaliknya akan meningkatkan harga ORI jika BI Rate mengalami penurunan, sehingga terdapat hubungan negatif antara tingkat BI Rate dengan harga obligasi ritel ORI di pasar sekunder.

d. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan cerminan keadaan saham- saham keseluruhan di Bursa Efek Indonesia BEI. Penempatan dana masyarakat untuk membeli saham merupakan salah satu bentuk investasi yang semakin hari semakin meningkat secara signifikan. Hal ini akan mempengaruhi permintaan terhadap obligasi pemerintah yang berhubungan dengan harga ORI tersebut. Semakin tinggi IHSG mencerminkan tingginya harga-harga saham secara keseluruhan yang memberikan gambaran tingginya permintaan masyarakat terhadap saham-saham tersebut dan dapat juga mengindikasikan kondusifnya iklim investasi di pasar modal Universitas Sumatera Utara Indonesia. Hal ini akan mempengaruhi permintaan terhadap obligasi pemerintah yang akan meningkat dibarengi peningkatan harga ORI tersebut. Dengan demikian terdapat hubungan positif dan searah antara IHSG dengan harga ORI 2.2 Landasan Hasil Penelitian Terdahulu 2.2.1 Penelitian Terdahulu