2.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran Obligasi
Perdebatan mengenai perilaku keuangan pemerintah, khususnya yang berhubungan dengan anggaran negara terus berlangsung hingga saat ini. Pengambilan
keputusan untuk mencari sumber dana guna membiayai defisit anggaran adalah salah satu isu yang terus menjadi perhatian para pengambil keputusan, dalam hal ini
pemerintah, ekonom dan publik atau masyarakat sendiri. Untuk Indonesia, sumber- sumber untuk membiayai defisit anggaran selama ini berasal dari dalam dan luar
negeri. Walaupun pada praktiknya sumber dana untuk membiayai defisit anggaran dari dalam negeri, khususnya yang berasal dari obligasi pemerintah untuk pasar
domestik, baru diperkenalkan ke publik pada tahun 1999. Upaya ini dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan mengembangkan pasar obligasi dalam negeri dan
mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri. Ada dua kerangka teori yang dapat digunakan dalam penentuan nilai suku
bunga, yaitu kerangka teori dana pinjaman yang menggunakan mekanisme permintaan dan penawaran di pasar obligasi dan kerangka teori preferensi likuiditas
yang menggunakan mekanisme permintaan dan penawaran di pasar uang. Proses teori dana pinjaman melibatkan perilaku dua pelaku penting dalam pasar, yaitu penjual dan
pembeli. Asumsi lain yang digunakan adalah kita hanya mengamati dua komponen obligasi, yaitu kuantitas dan harga serta menganggap komponen lainnya tetap ceteris
paribus .
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hubbart 2002, ada dua sudut pandang dalam memahami mekanisme permintaan dan penawaran di pasar obligasi. Pertama, kita memandang
obligasi sebagai barang, artinya pihak yang meminjamkan itu adalah orang yang membeli obligasi dan pihak yang meminjam adalah orang yang menjual obligasi dan
besarnya uang yang dibayarkan oleh pihak pemberi pinjaman untuk membeli obligasi adalah harga dari obligasi tersebut. Sebaliknya, sudut pandang kedua melihat
penggunaan dana sebagai barang. Dalam kasus ini pihak yang meminjam adalah pembeli karena ia yang bertindak membeli dana dan akan mengembalikan dana
tersebut dengan suatu tingkat suku bunga tertentu sebagai harga, sedangkan penjualnya adalah pihak pemberi pinjaman karena dia yang berperan menyediakan
dana di dalam pasar. Untuk memperjelas pernyataan di atas dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Dua Sudut Pandang dalam Pasar Obligasi Obligasi sebagai barang
Dana sebagai barang Penjual
Pihak peminjam yang menerbitkan obligasi
Pihak pemberi pinjaman yang menyediakan dana
Pembeli
Pihak pemberi pinjaman yang membeli obligasi
Pihak peminjam yang membutuhkan dana
Harga
Harga obligasi Suku bunga
Sumber: Hubbart 2002. Akan tetapi dari sudut pandang pemerintah, funds is the good, maka
menentukan harga dan kuantitas keseimbangan di pasar obligasi dapat ditentukan melalui analisis kurva permintaan dan penawaran dana penjualan obligasi.
Berdasarkan sudut pandang ini, kurva permintaan dana menunjukkan hubungan
Universitas Sumatera Utara
negatif antara jumlah dana yang diminta oleh peminjam dan tingkat suku bunga, ceteris paribus
. Selanjutnya kurva penawaran dana adalah kurva yang menunjukkan hubungan
positif antara jumlah dana yang disediakan oleh pemberi pinjaman dan tingkat suku bunga yield. Slope positif pada kurva penawaran dana dapat diinterpretasikan
sebagai berikut. Kuantitas penawaran dana lebih kecil pada saat suku bunga yield obligasi rendah dan sebaliknya, penawaran akan lebih besar pada saat tingkat suku
bunga yield obligasi lebih tinggi tinggi karena suku bunga yang tinggi menjadikan obligasi ini menjadi instrumen investasi yang lebih menarik karena tingkat return
yang tinggi sehingga pada akhirnya pihak pemberi pinjaman bersedia untuk menyediakan lebih banyak dana di pasar, ceteris paribus.
Gambar berikut menunjukkan besarnya dana yang diminta oleh peminjam dan berapa suku bunga atau yield dari obligasi sebagai harga.
Sumber : Hubbart 2002.
Gambar 2.2
Universitas Sumatera Utara
Keseimbangan di Pasar Obligasi
Untuk mendapatkan tingkat suku bunga yang seimbang di pasar, maka harus memperhatikan informasi dari kurva permintaan dan penawaran dana. Oleh karena
itu, kita harus menyatukan kurva permintaan dan kurva penawaran untuk menghasilkan diagram keseimbangan. Interaksi antara kurva permintaan dan
penawaran dana dalam pasar obligasi merupakan analisis statis yang mengabaikan faktor-faktor lain di luar harga dan kuantitas. Namun pada kenyataannya, sangatlah
tidak mungkin untuk mengabaikan pengaruh-pengaruh variabel lain yang mengubah keseimbangan harga dan kuantitas dalam pasar obligasi. Ketika kita
mempertimbangkan pengaruh variabel-variabel lain ke dalam model, maka baik kurva permintaan maupun kurva penawaran akan bergerak ke kanan atau ke kiri dan
kita akan memperoleh titik keseimbangan yang baru. Pergeseran kurva permintaan dana dapat diilustrasikan dalam gambar berikut
ini :
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hubbart 2002.
Gambar 2.3 Pergeseran Kurva Permintaan Dana
Sebagaimana terlihat dalam gambar di atas, keseimbangan awal adalah pada titik E
, namun apabila ada kenaikan peminjaman dari pihak peminjam, maka akan meningkatkan jumlah dana yang diminta pada semua tingkat suku bunga. Oleh
karena itu, kurva permintaan akan bergeser dari L
d
ke L
1 d
, dan pada keseimbangan yang baru E
1
, tingkat suku bunga yield naik dari i ke i
1
. Sebaliknya, jika ada penurunan keinginan untuk meminjam, maka akan menurunkan jumlah dana yang
diminta pada semua tingkat suku bunga, kurva permintaan akan bergeser ke kiri, dari L
d
ke L
2 d
, dan keseimbangan baru berada pada titik E
2
dengan tingkat suku bunga yield yang menurun ke titik i
2
.
Universitas Sumatera Utara
Hubbard 2002 mencatat bahwa beberapa variabel yang dapat menggeser kurva permintaan dana ke kanan baik bagi perusahaan maupun pemerintah dan
menyebabkan suku bunga yield naik antara lain : naiknya ekspektasi keuntungan dari investasi, kenaikan subsidi pajak bagi investasi, kenaikan ekspektasi inflasi dan
kenaikan defisit anggaran pemerintah. Sebaliknya, variabel yang dapat menggeser kurva permintaan ke kiri sehingga suku bunga yield turun adalah kenaikan pajak
atas profit karena pajak akan mengurangi keuntungan investasi dan akhirnya mengurangi keinginan perusahaan untuk menambah utang investasinya.
Mekanisme yang serupa juga terjadi pada pergeseran kurva penawaran dana karena pengaruh beberapa variabel di luar harga dan kuantitias yang berubah. Hal ini
dapat ditunjukkan melalui gambar berikut ini :
Sumber : Hubbart 2002.
Gambar 2.4 Pergeseran Kurva Penawaran Dana
Universitas Sumatera Utara
Pihak yang berperan pada kasus pergeseran kurva penawaran dana adalah penjual, dalam hal ini pihak pemberi pinjaman. Jika pihak pemberi pinjaman
berkeinginan untuk menyediakan lebih banyak dana, maka kurva penawaran dana akan bergeser ke kanan atau bergerak dari titik keseimbangan L
s
ke titik keseimbangan baru L
1 s
. pada keseimbangan yang baru ini tingkat suku bunga yield turun dari i
ke i
1
. Sebaliknya, apabila keinginan pihak pemberi pinjaman berkurang, maka kurva penawaran dana akan bergesers ke arah kiri yang berarti menuju titik
keseimbangan baru pada L
2 s
dan menaikkan tingkat suku bunga yield keseimbangan baru dari i
ke i
2
. Beberapa variabel yang dapat menggeser kurva penawaran dana ke kakan sebagaimana dikemukakan oleh Hubbard 2002 antara lain : naiknya
kekayaan anggota masyarakat, meningkatnya ekspektasi keuntungan memiliki obligasi dan ekspektasi suku bunga serta meningkatnya likuiditas obligasi
dibandingkan aset lainnya. Pada sisi lain, peningkatan ekspektasi inflasi, ekspektasi keuntungan dari investasi aset lain, resiko memegang obligasi dibandingkan aset lain
dan biaya informasi akan menggeser kurva penawaran dana ke kiri.
2.1.3 Pengertian Obligasi