BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memfokuskan masalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga Obligasi Ritel Negara Indonesia ORI di pasar sekunder Indonesia. Dengan variabel
bebasnya adalah inflasi, suku bunga deposito, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data runtun waktu mulai dari bulan Mei 2008 sampai bulan Juni 2011 dengan jumlah data sebanyak 38
observasi, yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Bloomberg dan data pendukung lainnya yang diperoleh dari jurnal, buku dan penelitian
sebelumnya.
3.3 Pengolahan Data
Penulis menggunakan program komputer Eviews 6 dalam mengolah dan menganalisis data penelitian di dalam tesis ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Model Analisis
Model analisis yang akan digunakan merupakan model ekonometrik dengan menggunakan teknik analisis Ordinary Least Square OLS. Adapun model
persamaan penelitian ini dapat difungsikan sebagai berikut : ORI = f Inflasi, suku bunga deposito, BI rate, IHSG
................... 1 Adapun model persamaannya adalah sebagai berikut :
ORI
t
= â + â
1
Inf
t
+ â
2
SBD
t
+ â
3
BIR
t
+ â
4
IHSG
t
+ å
t
.................. 2 Di mana :
ORI = Harga ORI di pasar sekunder Rupiah
Inf = Laju Inflasi Indonesia Persen
SBD = Suku bunga deposito Persen
BIR = BI Rate Persen
IHSG = Indeks harga saham gabungan Poin Indeks â
= Intersep â
1
– â
4
= koefisien regresi t
= Bulan 1, 2, ..., 38 å
= Kesalahan pengganggu
3.5 Uji Kesesuaian Model 3.5.1 Koefisien Determinan R Square
Universitas Sumatera Utara
Koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel- variabel bebas memberikan penjelasan mengenai variabel terikat. Di mana jika R
2
= 0, artinya variabel-variabel bebas tidak dapat menerangkan hubungan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika R
2
= 1, artinya variabel-variabel bebas mampu menerangkan hubungan terhadap variabel terikat.
3.5.2 Uji t
Merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan. Pengaruh variabel independen yaitu inflasi, jumlah deposito masyarakat, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG dan harga ORI periode sebelumnya terhadap harga ORI dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 . Nilai t
hitung
dapat diperoleh melalui rumus berikut ini :
1 1
Sb b
b t
hitung
di mana : b
1
= Koefisien variabel bebas ke 1 b
= Nilai hipotesis nol Sb
1
= Simpangan baku dari variabel bebas ke 1 Berdasarkan Uji t, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
H
o
: â
i
= 0 H
a
: â
i
≠ Dengan kriteria sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
H
o
diterima jika t
hitung
t
tabel
Artinya ada variabel bebas inflasi, jumlah deposito masyarakat, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan harga ORI periode sebelumnya yang tidak
secara nyata mempengaruhi variabel terikat harga ORI. H
o
ditolak jika t
hitung
t
tabel
Artinya ada variabel bebas inflasi, jumlah deposito masyarakat, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan harga ORI periode sebelumnya yang secara
nyata mempengaruhi variabel terikat harga ORI.
3.5.3 Uji F
Merupakan pengujian untuk melihat seberapa besar variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini juga dilakukan
pada tingkat kepercayaan 95 . Nilai F
hitung
dapat diperoleh melalui rumus berikut ini :
k n
R k
R F
hitung
2 2
1 1
di mana : R
2
= Koefisien determinan k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
H
o
: â
1
= â
2
= â
3
= â
4
= 0
Universitas Sumatera Utara
H
a
: â
1
= â
2
= â
3
= â
4
≠ 0 paling sedikit satu variabel
Dengan kriteria sebagai berikut : H
o
diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
Artinya seluruh variabel bebas inflasi, jumlah deposito masyarakat, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan harga ORI periode sebelumnya tidak secara
nyata mempengaruhi variabel terikat harga ORI. H
o
ditolak jika F
hitung
F
tabel
Artinya seluruh variabel bebas inflasi, jumlah deposito masyarakat, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan harga ORI periode sebelumnya secara nyata
mempengaruhi variabel terikat harga ORI.
3.6 Uji Asumsi Klasik 3.6.1 Uji Normalitas
Pendugaan persamaan dengan menggunakan metode OLS harus memenuhi sifat kenormalan, karena jika tidak normal dapat menyebabkan varians infinitif
ragam tidak hingga atau ragam yang sangat besar. Hasil pendugaan yang memiliki varians infinitif menyebabkan pendugaan dengan metode OLS akan menghasilkan
nilai dugaan yang not meaningful tidak berarti. Hal ini mengindikasikan bahwa uji F dan t terhadap parameter pendugaan tidak mempunyai nilai. Hasil Penelitian yang
memiliki ragam yang besar membuat hasil pendugaan tidak efektif, namun hasil uji F dan t terhadap parameter penduga masih memiliki nilai Verbeek et. al, 2000 dan
Universitas Sumatera Utara
Thomas, 1997. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menguji Normalitas adalah Jarque-Bera test. Uji statistik ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
24
3 6
2 2
4 3
2 2
3
n JB
di mana: n = jumlah sampel
µ
2
= varians µ
3
= skewness µ
4
= kurtosis Jarque-Bera test
mempunyai distribusi chi square dengan derajat bebas dua. Jika hasil Jarque-Bera test lebih besar dari nilai chi square pada á = 5 persen, maka
tolak hipotesis nul yang berarti tidak berdistribusi normal. Jika hasil Jarque-Bera test lebih kecil dari nilai chi square pada á = 5 persen, maka terima hipotesis nul yang
berarti erro term berdistribusi normal.
3.6.2 Uji Linieritas
RESET test pertama kali diperkenalkan oleh Ramsey pada 1969 yang berawal dari ide bahwa jika tidak terdapat nonlinearitas maka berbagai transformasi nonlinear
dari
ˆ ~
t t
X f
tidak memberikan manfaat untuk menyatakan y
t
Kim, et.al., 2004. Prosedur uji pada RESET test dapat dijelaskan sebagai berikut :
i Regresikan y
t
pada
~
t
X
sehingga diperoleh model linear
Universitas Sumatera Utara
t t
t
e f
y ˆ
, di mana
ˆ ~
t t
X f
ii Tambahkan model linear dalam bentuk
t k
t k
t t
f a
f a
e
... ˆ
2 2
untuk suatu
2
k
sehingga diperoleh model alternatif
t k
t k
t t
t
f a
f a
X y
...
~
2 2
untuk suatu
2
k
iii Test dilakukan dengan menguji hipotesis
:
2
k
a a
H
. Jika
n
e e
e ˆ
, ,
ˆ ˆ
1
adalah nilai-nilai residual prediksi dari model linear pada 6 dan
n
v v
ˆ ,
, ˆ
ˆ
1
adalah residual dari model alternatif pada 7 maka statistik ujinya adalah
RESET =
k n
v v
k v
v e
e
ˆ ˆ
1 ˆ
ˆ ˆ
ˆ
H ditolak jika RESET Fk-1,n-k.
Untuk uji ini nilai k ditentukan lebih dahulu. Model pada 7 dapat menimbulkan kolinearitas pada variabel-variabel independennya sehingga dihindari
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : i
Bentuk komponen-komponen utama dari
k t
t
f f
, ,
2
ii Pilih p k-1 yang terbesar, kecuali komponen utama pertama
sedemikian hingga sudah tidak kolinear dengan
~
t
X
iii Regresikan y
t
pada
~
t
X
dan hasil dari i dan ii sehingga menghasilkan residual
t
uˆ
. Statistik ujinya adalah
Universitas Sumatera Utara
RESET1 =
k n
u u
p u
u e
e
ˆ
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ
H ditolak jika RESET1 Fp,n-k.
3.6.3 Uji Multikolinieritas
Merupakan pengujian untuk mengetahui apakah adanya hubungan linier yang kuat diantara beberapa atau semua variabel bebas dari model regresi.
Multikolinieritas akan mempengaruhi interpretasi hasil regresi model yang diuji. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinier adalah dengan cara membandingkan
nilai r
2
nilai R square parsial dengan nilai R
2
nilai R square awal. Jika nilai r
2
R
2
, maka model regresi tersebut menunjukkan adanya multikolinier. Sedangkan jika nilai r
2
R
2
, maka model regresi tersebut telah terbebas dari masalah multikolinieritas.
3.6.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan yang terjadi antara variabel-variabel dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu. Dengan kata lain,
autokorelasi akan menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama. Autokorelasi dapat terjadi apabila kesalahan
pengganggu suatu periode korelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Adapun alat penguji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah : 1.
Durbin-Watson test D-W test
Universitas Sumatera Utara
DW test dapat dirumuskan sebagai berikut :
n t
t n
t t
t
e e
e d
1 2
2 2
1
Di dalam pengujian autokorelasi ini, maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari d
U
dan d
L
berdasarkan jumlah pengamatan dan variabel bebasnya.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : H
: ñ = 0, tidak ada gejala autokorelasi H
a
: ñ ≠
0, ada gejala autokorelasi
Dengan kriteria sebagai berikut : H
diterima jika d
U
d 4 – d
U
, Artinya data pengamatan tidak terdapat gejala autokorelasi.
H ditolak jika d d
L
atau d 4 – d
L
, Artinya data pengamatan memiliki gejala autokorelasi.
Tidak ada kesimpulan jika d
L
≤ d ≤ d
U
atau 4 – d
U
≤ d ≤ 4 – d
L
, Artinya Uji Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap
ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan. Jika di dalan model penelitian terdapat unsur time lag, maka sebaiknya
pengujian ini tidak dilakukan dan menggunakan pengujian LM Test karena akan menimbulkan kebiasan terhadap hasil pengujian.
Universitas Sumatera Utara
2. Lagrange Multiplier Test LM Test
Uji ini dikembangkan oleh Breusch-Godfrey, sehingga dikenal juga dengan sebutan The Breusch-Godfrey BG Test. Perhatikan model persamaan berikut ini :
t 1
1 t
X Y
Pada uji ini diasumsikan bahwa ì
t
mengikuti model otoregresif ordo pARP
1
, dengan bentuk sebagai berikut :
t t
3 t
3 2
t 2
1 t
1 t
...
Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : H
: ñ
1
= ñ
2
= … = ñ
ñ
= 0 H
a
: Tidak demikian Dengan demikian apabila kita tidak memiliki cukup bukti untuk menolak
hipotesis, maka gejala autokorelasi tidak ada.
3.7 Definisi Operasional
1. Harga ORI merupakan nilai pasar ORI dengan seri terakhir yang terdapat di pasar sekunder setiap bulannya dalam Rupiah.
2. Inflasi merupakan laju inflasi yang terjadi di Indonesia berdasarkan tahun kalender dalam satuan persen.
3. Suku bunga deposito merupakan tingkat suku bunga rata-rata deposito perbankan Indonesia periode 1 bulan dalam satuan persen.
Universitas Sumatera Utara
4. BI Rate merupakan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia setiap bulannya dalam satuan persen.
5. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan gambaran umum nilai- nilai seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI dalam satuan
poin indeks.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Hasil Penelitian
Secara umum terdapat dua trend pergerakan diantara variabel-variabel penelitian, yaitu trend penurunan dan peningkatan, di mana variabel inflasi, BI Rate
dan suku bunga deposito menunjukkan trend penurunan dari awal hingga akhir periode penelitian, sedangkan variabel harga ORI dan Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG menunjukkan trend peningkatan dari awal hingga akhir periode penelitian.
4.1.1 Perkembangan Harga ORI
Perkembangan harga ORI selama periode Mei 2008 sampai Juni 2011 menunjukkan pergerakan yang dinamis, di mana harga ORI yang disertakan ke dalam
penelitian merupakan harga pasar dari ORI seri terakhir yang beredar setiap bulannya. Sebagai gambaran, pada bulan ini terdapat lima seri ORI yaitu seri 003,
004, 005, 006 dan 007 yang beredar di pasar, sehingga harga ORI yang diambil merupakan harga ORI dengan seri terakhir yaitu ORI seri 007.
Dari tabel di bawah terlihat bahwa harga ORI mencapai titik tertinggi pada bulan Juli 2009, di mana hal hal ini disebabkan karena pada saat itu hegemoni
peluncuran ORI seri 005 masih sangat tinggi dan didukung oleh tingkat kupon yang sangat tinggi sehingga memancing minat investor untuk dapat memiliki obligasi
Universitas Sumatera Utara