pangan yang harus diproduksi, pengolahan, penyaluran dan penyajian Baliwati, dkk, 2004.
Menurut Suhardjo 1986 faktor sosial budaya yang memengaruhi status gizi adalah pengetahuan, sukuetnis, pendidikan, distribusi makanan, pantangan makanan,
dan jumlah anggota keluarga. Koentjaraningrat 1993 juga menjelaskan untuk melihat kondisi sosial seseorang maka perlu diperhatikan faktor pendidikan.
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku pencegahan terhadap kasus gizi pada anak Balita karena perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan cenderung tidak bersifat langgeng atau berlangsung lama Notoatmodjo, 1993. Selanjutnya menurut Soekidjo pengetahuan adalah merupakan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan yang mencakup dalam ranah pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1. Tahu know; tahu diartikan pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsang yang telah diterima. Oleh karena itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Universitas Sumatera Utara
2. Memahami comprehension; memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebut contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3. Aplikasi Application; penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi nyata sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan metode, rumus, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis Analysis; analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis Synthesis; sintesis menunjukkan pada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi Evaluation; evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi
Universitas Sumatera Utara
lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai Berg, 1986.
Makin tinggi pendidikan, pengetahuan, keterampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pula pengasuhan anak,
dan makin banyak keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada demikian juga sebaliknya Depkes, 2004. Menurut Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat FKM UI 2007, bahwa seseorang dengan pendidikan rendahpun akan mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi, kalau orang tersebut
rajin mendengarkan atau melihat informasi tentang gizi. Menurut Suhardjo 1986 suatu hal yang harus diperhatikan tentang
pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan: 1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang
optimal, pemeliharaan dan energi. 3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi. Pengetahuan seorang ibu mengenai gizi dan makanan seimbang sangat
diperlukan karena memengaruhi pola pemberian makan pada anaknya. Seorang Ibu dapat memperoleh pengetahuan atau informasi lebih tentang gizi dari sarana
kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggalnya, melalui televisi, majalah, dan lain- lain. Semakin sering seorang ibu memperoleh informasi terkait dengan gizi ataupun
Universitas Sumatera Utara
kesehatan maka akan semakin baik pengetahuan Ibu tersebut sehingga ia dapat mengatur pola konsumsi makan terhadap anaknya.
2. Pendidikan