1. Analisis Sampul Depan Album Jalan Kebenaran

IV. 1. Analisis Sampul Depan Album Jalan Kebenaran

Gambar 4. 1. Sampul Depan Album Jalan Kebenaran Sampul depan album Jalan Kebenaran terdiri dari gambar karikatur wajah semua personil GIGI dengan susunan searah jarum jam yakni Armand, Dewa, Gusti, dan Thomas. Karikatur dibuat dalam warna dominan hijau dengan sedikit gradasi kuning lembut di antara keempat personil. Selain itu, gambar tersebut dilengkapi ornamen bunga-bungaan yang merupakan hasil karya desain grafis. Di bawah gambar karikatur personil, terdapat sebuah gambar berupa kurva landai yang menanjak dan diberi warna dominan hijau dengan sedikit gradasi kuning di atasnya dan warna yang lebih gelap hitam pada bagian bawah kurva. Nama band diletakkan di sudut kanan dekat dengan puncak kurva. Tulisan GIGI dengan warna dominan hijau dan gradasi kuning juga dilengkapi dengan ornamen bunga- bungaan. Sedangkan judul album diletakkan pada bagian atas sebelah tengah dan dicetak dengan warna coklat pudar. Keseluruhan tanda ini diberikan sebuah latar belakang yang berwarna putih. Universitas Sumatera Utara Secara visual ada beberapa tanda utama yang dapat kita baca dari sampul depan album Jalan Kebenaran ini yaitu gambar personil, kurva menanjak, bunga- bungaan, dan warna hijau yang dominan menghiasi sampul depan album ini. Sedangkan secara verbal, terdapat dua tanda utama yang dapat terbaca, yakni tulisan band GIGI dan judul album “JALAN KEBENARAN”. Beberapa analisis yang akan dilakukan kemudian akan menunjukkan pentingnya tanda-tanda tersebut serta akan menampakkan bagaimana perubahan makna akan terjadi bila tanda-tanda tersebut diganti dengan tanda yang lainnya. Analisis sintagmatik terhadap sampul depan album tersbut juga menunjukkan bagaimana tanda-tanda disusun sehingga akan membawa kita kepada satu makna dan akan coba diungkapkan pula kode-kode kultural yang tersimpan di dalamnya. Secara paradigmatik, tanda-tanda visual di atas adalah salah satu pilihan dari berbagai pilihan yang mungkin dalam satu paradigma. Kurva yang menanjak adalah salah satu pilihan di antara, misalnya lantai yang datar, jalan yang lurus, tangga yang mendaki, atau sungai yang berkelok-kelok. Makna yang muncul pasti akan berbeda apabila tanda visual tersebut diganti misalkan dengan sungai yang berkelok-kelok. Warna hijau yang dominan pada tanda-tanda visual juga akan memiliki makna yang berbeda jika digantikan dengan warna lainnya, misalnya warna putih, merah, ataupun hitam. Begitupun halnya dengan latar belakang yang berwarna putih akan berbeda maknanya jika digantikan dengan warna lainnya seperti merah atau hitam. Gambar karikatur para personil juga akan memiliki makna berbeda jika digantikan dengan gambar misalkan orang yang berjalan ataupun gambar anak-anak. Begitupun halnya dengan ornamen bunga-bungaan Universitas Sumatera Utara akan berubah maknanya jika diganti dengan misalnya ornamen batik atau benda- benda alam seperti bintang atau bulan. Adapun tanda-tanda yang terdapat pada sampul depan album Jalan Kebenaran tersebut dapat memiliki banyak konotasi namun konotasi yang dikandung oleh tanda-tanda pada sampul album tersebut diarahkan agar menuju ke konotasi tertentu. Tanda-tanda visual itu juga dilengkapi dengan dua buah tanda verbal yakni Jalan Kebenaran yang merupakan judul album dan GIGI yang merupakan nama band pembuat album. Gambar kurva yang menanjak, dan tanda lainnya diarahkan agar menuju konotasi yang tertuis pada sampul album tersebut yakni Jalan Kebenaran. Kurva menanjak dapat kita interpretasikan sebagai sebuah jalan yang harus ditempuh oleh umat manusia umat Muslim dalam hidupnya untuk selalu menempuh jalan yang lurus dan benar siratal mustaqim, yang akan berujung kepada tempat yang mulia atau tempat tertinggi yang dikenal sebagai surga. Siratal mustaqim adalah sebuah ungkapan yang akrab dengan umat Islam karena bagian dari surat Al-Fatihah yang wajib dibaca setiap kali mereka shalat. Tafsiran tentang siratal mustaqim sendiri bervariasi, namun dalam versi yang populer dinyatakan bahwa siratal mustaqim adalah jembatan yang harus kita lalui sebelum masuk ke surga kelak. Jadi, dengan kata lain, wujud kurva yang semakin menanjak adalah sebuah gambaran mengenai ujung pendakian dari hidup manusia dengan harapan akan mendapat surga tertinggi. Gagasan mengenai jalan kebenaran dan keyakinan mengenai surga adalah satu hal yang hidup dan mengakar dalam masyarakat Muslim Indonesia. Meskipun secara fisik umat Muslim Indonesia tidak mampu menunjukkan letak Universitas Sumatera Utara surga, namun masyarakat menganggap bahwa surga merupakan suatu tempat yang tinggi dan hanya dapat dicapai oleh orang yang telah menempuh jalan kebenaran serta telah mampu menjalani ujian-ujian yang didapatkan selama hidupnya. Kurva menanjak tersebut juga memiliki dasar yang diberi warna hitam. Dalam keyakinan masyarakat umumnya, warna hitam telah dipercaya sebagai sebuah perwujudan dari ‘kejahatan, dosa, ketidaktulusan, tak bermoral, dan sebagainya’ Danesi, 2010:49. Warna hitam pada dasar tersebut memiliki interpretasi bahwa manusia yang tak mau menempuh jalan kebenaran maka suatu saat dapat terjatuh ke dalam area hitam tersebut, atau yang lebih dikenal dengan sebutan neraka. Dalam keyakinan umat Islam Indonesia diyakini bahwa neraka terletak di bagian terbawah dari bumi yang dipijak saat ini. Berbeda halnya dengan warna yang diterapkan pada bagian atas kurva yang berwarna relatif lebih cerah dan umumnya didominasi warna hijau. Hijau diyakini sebagai warna yang memiliki konotasi ‘harapan, kepercayaan, kehidupan, eksistensi, dan sebagainya’. Selain itu, hijau telah menjadi sebuah mitos dalam keyakinan umat Islam yang diyakini bahwa warna tersebut sangat ‘Islam’, sehingga banyak ormas-ormas Islam ataupun kelembagaan Islam lainnya menggunakan warna tersebut di berbagai atribut yang digunakannya. Selanjutnya tampak pada sampul depan album tersebut ornamen bunga- bungaan yang menghiasi karikatur wajah para personil serta tulisan nama band. Bunga telah lama diyakini dalam masyarakat sebagai simbol kasih sayang, bukan hanya dalam konotasi antara pasangan kekasih, namun juga antara orangtua-anak, sahabat, dan sebagainya. Bunga juga memiliki konotasi sebagai simbol kedamaian Universitas Sumatera Utara dalam masyarakat luas, dan hal inilah yang ingin ditunjukkan oleh GIGI. Artinya, jalan kebenaran dalam Islam tentulah diisi oleh berbagai ajaran mengenai kebenaran dan kedamaian antar sesama umat Muslim maupun yang berbeda keyakinan. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan salah seorang personil GIGI yang bukan beragama Islam, namun Hindu yakni Dewa Budjana, namun GIGI tetap mampu mengeluarkan album yang bertajuk religi yang notabene bernafaskan Islam. Bunga sebagai simbol perdamaian barangkali terinspirasi dari sebuah gerakan yang dikenal sebgai flower power, yakni sebuah slogan yang digunakan oleh kaum hippies pada era sekitar 60-an hingga 70-an, sebagai simbol ideologi anti kekerasan. Gerakan ini awalnya diteriakkan oleh kaum muda Amerika atas ketidaksetujuan mereka terhadap perang Vietnam yang banyak menelan korban. Ikon anak muda pada masa itu yakni John Lennon bahkan sempat berujar,”Love is the answer, and you know that for sure. Love is flower, you’ve got to let it grow.” Aplaus, edisi Februari 2009. Melalui hal ini dapat kita simpulkan bahwa produsen GIGI sedang berupaya untuk membentuk suatu citra imaji di benak calon konsumen bahwa mereka juga ingin menyuarakan perdamaian melalui cara Islami antar-sesama, baik meliputi suku, agama, ras, dan golongan. Dan upaya untuk menyuarakan perdamaian tersebut mereka lakukan dengan menempatkan berbagai tanda-tanda tersebut dalam benak para calon konsumen dengan anggapan bahwa apa yang dipahami oleh mereka juga telah dipahami oleh para calon konsumen. Sehingga akhirnya masyarakat juga tidak memahami upaya tersebut hanya sebagai produk konsumtif, namun sebagai pesan bahwa produk musik pop religi GIGI berisikan sesuatu yang sangat “Islami”. Universitas Sumatera Utara Selain itu, pemilihan judul album juga dapat ditangkap sebagai suatu yang religius dengan menunjukkan sebuah tema mengenai jalan kebenaran sebagai judul album. Pemilihan judul tersebut yang merupakan judul sebuah lagu dalam album Jalan Kebenaran juga dapat dipandang sebagai sebuah pilihan paradigmatik dibandingkan dengan judul lain dari lagu dalam album yang sama, misalkan lagu “Yang Tak Terpikirkan” yang judul tersebut sangat kurang memancarkan sisi religiusitas jika dibandingkan dengan judul ‘Jalan Kebenaran’. Lagu “Jalan Kebenaran” dipilih sebagai judul album dikarenakan lagu tersebut dianggap mampu mewakili tema keseluruhan album dan dianggap mampu menyampaikan pesan-pesan ketuhanan yang terkandung dalam album pop religi tersebut.

IV. 2. Analisis Sampul Depan Album PINTU SORGA