membuat hubungan seperti ini, Anda akan bisa membagi apa yang Anda maksudkan dan tidak.
5 Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam
suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu, kebanyakan kata mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila sebuah
kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi. Bila ada keraguan, sebaiknya Anda bertanya dan bukan membuat asumsi;
ketidaksepakatan akan hilang bila makna yang diberikan masing-masing pihak diketahui.
6 Makna dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu
kejadian event bersifat multiaspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan.
Banyak dari makna tersebut tetap tinggal dalam benak kita. Karenanya, pemahaman yang sebenarnya–pertukaran makna secara sempurna–barangkali
merupakan tujuan ideal yang ingin kita capai tetapi tidak pernah tercapai.
Menurut Saussure, tanda terdiri dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda dan konsep dari bunyi-bunyian atau gambar tersebut,
disebut sebagai signified atau petanda. Hubungan antara gambaran mental atau konsep tersebut dinamakan dengan signification atau pemaknaan.
II. 5. Semiotika Komunikasi Visual
Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh pada bidang-bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk, arsitektur,
Universitas Sumatera Utara
termasuk desain komunikasi visual. Dilihat dari sudut pandang semiotika, desain komunikasi visual adalah ‘sistem semiotika’ khusus, dengan perbendaharaan
tanda vocabulary dan sintaks syntagm yang khas, yang berbeda dengan sistem semiotika seni. Di dalam semotika komunikasi visual melekat fungsi
‘komunikasi’. Yaitu fungsi tanda dalam menyampaikan pesan message dari sebuah pengiriman pesan sender kepada para penerima receiver tanda
berdasarkan kode-kode tertentu. Meskipun fungsi utamanya adalah fungsi komunikasi mempunyai fungsi signifakasi signification yaitu fungsi dalam
menyampaikan sebuah konsep, isi atau makna Tinarbuko, 2009:xi. Semiotika komunikasi visual bertujuan mengkaji tanda verbal judul,
subjudul, dan teks dan tanda visual ilustrasi, logo, tipografi, dan tata visual desain komunikasi visual dengan pendekatan teori semiotika. Dengan analisis
semiotika visual maka akan diperoleh makna yang terkandung di balik tanda verbal dan tanda visual karya desain komunikasi visual. Dengan pendekatan teori
semiotika, maka karya desain komunikasi visual akan mampu diklasifikasikan berdasarkan tanda, kode dan makna yang terkandung di dalamnya Tinarbuko,
2009:9. Meskipun objek utama dari komunikasi visual adalah elemen-elemen komunikasi yang bersifat visual, yaitu garis, bidang, ruang, warna, bentuk dan
tekstur, akan tetapi perkembangannya, desain komunikasi visual juga melibatkan elemen-elemen non visual, seperti tulisan, bunyi atau bahasa verbal.
Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karya desain komunikasi pesan disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara
garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual.
Universitas Sumatera Utara
Tanda verbal akan didekati pada aspek ragam bahasa, tama dan pengertian yang didapatkan. Sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya,
apakah secara ikonis, indeksikal atau simbolis dan bagaimana cara mengungkapkan idiom estetiknya. Tanda-tanda yang telah dilihat dan dibaca dari
dua aspek secara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, ketika karya desain komunikasi visual
mempunyai tanda berbentuk verbal bahasa dan visual, serta merujuk bahwa teks karya desain komunikasi visual mengandung ikon terutama berfungsi dalam
sistem-sistem nonkebahasaan untuk mendukung pesan kebahasaan, makapendektaan semiotika komunikasdi visual sebagai sebuah metode analisis
tanda guna mengupas makna kerya desain komunikasi visual layak diterapkan dan disikapi secara proaktif sesuai dengan konteksnya.
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai media
komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar ilustrasi, huruf dan tipografi, warna, komposisi dan layout. Semua itu dilakukan
guna menyampaikan pesan secara visual, audio atau audio visual kepada target sasaran. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak dan
perubahan karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya industrialisasi. Sebagai industri fotografi yang terkait dalam sistem
ekonomi dan sosial, desain komunikasi visual juga berhadapan dengan konsekuensi sebagai produk massa dan komsumsi massa. Terklait dengan fakta
tersebut, desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan penampilan
Universitas Sumatera Utara
rupa yang dapat dikecap orang banyak dengan pikiran maupun perasaan. Rupa yang mengandung pengertian makna, karakter, serta suasana yang mampu
dipahami diraba dan dirasakan oleh khalayak umum atau terbatas. Tipografi dalam konteks desain komunikasi visual mencakup pemilihan
bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat sesuai dengan karakter pesan sosial atau komersial yang ingin
disampaikan. Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan
orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran. Dalam
hubungannya dengan desain komunikasi visual, huruf dan tipografi adalah elemen penting yang sangat diperlukan guna mendukung proses penyampaian
pesanverbal maupun visual. Dewasa ini, perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital. Dalam perkembangannya, ada lebih
dari seribu macam huruf romawi atau latin yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Tetapi huruf-huruf tersebut sejatinya merupakan hasil perkawinan silang
dari lima jenis huruf berikut ini : 1.
Huruf Romein Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tebal tipis dan
mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiap batang hurufnya. 2.
Huruf Egyptian Garis hurufnya memliki ukuran yang sama tebal pada setiap sisinya. Kaki
atau kaitnya berbentuk lurus dan kaku.
Universitas Sumatera Utara
3. Huruf Sans Serif
Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai kaki atau kait. 4.
Huruf Miscellaneous Jenis huruf ini mementingkan nilai hiasnya daripada nilai komunikasinya.
Bentuk senantiasa mengedepankan aspek dekoratif dan ornamental. 5.
Huruf Script Jenis huruf yang menyerupai tulisan tangan dan bersifat spontan.
Desain komunikasi visual digunakan untuk memperbarui atau memperluas jangkauan cakupan ilmu dan wilayah kerja kreatif desain grafis. Desain grafis
dipelajari dalam konteks tata letak dan komposisi, bukan seni grafis murni. Area kerja kreatif desain grafis diantaranya ialah desain perwajahan buku, koran,
tabloid, majalah dan jurnal. Menurut Rustan Layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen
desian terhadap suatu bidan dalam media tertentu utnuk mendukung konseppesan yang dibawanya. Membuat layout adalah salah satu proses tahapan kerja dalam
desain Rustan, 2008:0. Dimulai dari 25.000 S.M dimana para pemburu yang hidupnya berpindah-pindah di jaman Paleolitikum sampai Neolitikum melukisi
dinding gua dengan objek-objek binatang, peristiwa perburuan dan bentuk-bentuk lain.
Terdapat beberapa prinsip layout menurut Kusrianto 2007:227 yang baik menurut Tom Linchty dalam Design Principle for Desktop Publishing ialah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
• Proporsi proportion
Proporsi yang dimaksud adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya. Dalam dunia layout, dikenal dengan ukuran kertas atau bidang kerja yang
palaing populer, yaitu dikenal dengan ukuran Letter, 8.5x11”. •
Keseimbangan balance Prinsip keseimbangan merupakan suatu pengaturan agar penempatan
elemen dalam suatu halaman memilki efek seimbang. Terdapat dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan informal atau tidak simetris. Keseimabangan
formal digunakan untuk menata letak-letak elemen grafis agar terkesan rapi dan informal. Keseimbangan informal memilki tampilan yang tidak simetri.
Pada dasarnya, setiap elemen yang disusun memilki kesan yang seimbang, hanya saja cara pengaturannya tidak sama. Prinsip itu sering digunakan untuk
menggambarkan adanya dinamika, energi dan pesan yang bersifat tidak formal. Prinsip tersebut juga sering digunakan kalangan muda. Penerapan prinsip itu
berhubungan dengan prinsip-prinsip lainnya menurut Kusrianto 2007:229, yakni kesatuan dan harmoni diantaranya :
• Kontras rhytm
Irama atau rhytm sebenarnya bermakna sama dengan repetition yaitu pola perulangan yang menimbulkan irama yang enak diikuti. Penggunaan pola warna
maupun motif yang diulang dengan irama teretentu merupakan salah satu prinsip penyusunan layout.
Universitas Sumatera Utara
• Kesatuan Unity
Prinsip kesatuan atau unity pakar lain menyebutkan proximity = kedekatan adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang semula berdiri
sendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memilki fungsi baru yang utuh.
Menurut Rustan 2008:31 elemen-elemen teks pada layout umumnya terdiri dari :
1. JudulHeadHeadingHeadline
Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang diberi judul. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan
membedakannya dari elemen layout lainnya. 2.
DeckBlurbStanfirst Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytext.
Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dan bodytext. Biasa juga disebut dengan subline.
Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext. Ada atau tidaknya deck dan penataan letaknya dipengaruhi
oleh luas area halaman yang tersedia dan panjang pendeknya artikel. 3.
BylineCredit lineWriter’s Credit Berisi nama penulis, kadang disertai dengan jabatan atau keterangan
singkat lainnya. Byline letaknya sebelum bodytext, ada juga yang meletakkan di akhir naskah.
Universitas Sumatera Utara
4. BodytextBodycopyCopyCopytext
Isinaskahartikel merupakan elemen layout yang palaing banyak memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut. Keberhasilan suatu
bodytext ditentukan oleh beberapa hal, antara lain: dukungan judul dan deck yang menarik sehingga memancing pembaca meneruskan keingintahuannya akan
informasi yang lengkap dan gaya penulisannya yang menarik dari naskah itu sendiri.
5. Caption
Keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inzet. Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau jenis hurufnya
dengan bodytext dan lemen text lainnya. 6.
Callouts Pada dasarnya sama seperti caption, kebanyakan callouts menyertai
elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada diagram. Balloon adalah salah satu bentuk callouts.
7. KickersEyebrows
Kickers adalah salah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di atasa judul, fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan
dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel tersebut. 8.
Initial Caps Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf. Karena
lebih bersifat estetis, tidak jarang hanya terdapat satu initial caps dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
naskah. Initial caps dapat juga berfungsi sebagai penyeimbang komposisi suatu layout.
Selain elemen teks, sebuah karya desain visual juga memiliki elemen- elemen visual yang berfungsi untuk menambah daya tarik dalam sebuah karya
desain visual. Yang termasuk dalam elemen visual adalah semua elemen bukan teks yang kelihatan dalam suatu layout Rustan, 2008:53. Adapun elemen-elemen
visual tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Foto Foto sering digunakan dalam karya-karya desain visual dikarenakan foto
memiliki sebuah kekuatan yang tak dimiliki oleh elemen lainnya, yakni kredibilitasnya atau kemampuannya untuk member kesan sebagai ‘dapat
dipercaya’. 2.
Artworks Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi
tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan bila memakai teknik fotografi. Artworks adalah segala jenis karya seni bukan fotografi
baik itu berupa ilustrasi, kartun, sketsa, dan lain-lain yang dibuat secara manual maupun dengan komputer.
3. Infographics
Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survei dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik chart, tabel, diagram, bagan, peta, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Garis Rules
Garis merupakan elemen visual yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional
antara lain mebagi suatu area, penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya.
5. KotakBingkai BoxBorderFrame
Umumnya berisi artikel yang bersifat tambahansuplemen dari artikel utama dalam sebuah karya desain visual. Sering terletak di pinggir halaman dan
disebut dengan sidebar. Elemen-elemen visual juga terkadang diberi kotak agar terkesan rapi.
6. Inzet Inline Graphics
Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya member informasi pendukung. Benyak terdapat pada
informational graphic. Inzet kadang juga diserta dengan caption maupun callouts. 7.
PointBullets Suatu daftarlist yang mempunyai beberapa baris berurutan ke bawah,
biasanya di depan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin. Dingbats juga sering digunakan sebagai poin. Dingbats adlah simbol, tanda baca, dan ornament-
ornamen.
II. 6. Budaya Populer