3. Unit dan Level Analisis 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data 6. Kerangka Konsep

“Rinduku Cintamu” untuk sinetronnya dengan judul yang sama. Sutradara Ayat- ayat Cinta, Hanung Bramantyo juga meminta lagu GIGI untuk film layar lebarnya yang berjudul “Doa yang Mengancam.” Kedua lagu itu adalah “Gerbang Cintamu, dan “Dosa Ini”. Sinemart memilih lagu “Jalan Kebenaran” untuk sinetron Ramadhan mereka. Sedangkan Astro senang dengan “Karuniamu” untuk ilustrasi sinetron mereka. Ibarat pre sales, lima dari delapan lagu GIGI laku terjual sebelum album diluncurkan. Di tahun 2011 ini, GIGI yang berusia tepat tujuh belas tahun telah meluncurkan album dengan tajuk “sweetseventeen”. Album ini adalah manifestasi kegigihan, kerja keras, dan semangat GIGI dalam berkarya dan terus mengisi dan memberikan sentuhan-sentuhan baru dalam blantika musik Indonesia selama tujuh belas tahun terakhir. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh tampilan visual yang terdapat pada sampul album pop religi GIGI, berupa tampilan sampul depan, foto personil, dan sampul belakang.

III. 3. Unit dan Level Analisis

Unit yang akan dianalisis dalam penelitian ini yakni tampilan visual yang terdapat pada sampul album berupa ilustrasi, foto, dan teks pada sampul depan dan belakang. Analisis dilakukan terhadap unsur sintaktik, semantik, dan pragmatik. Sedangkan tingkat analisis adalah pada makna yang dikandung oleh tampilan visual sampul album tersebut dan mitos Islam yang disajikan secara tersirat pada sampul album tersebut. Universitas Sumatera Utara Tingkat level analisis dalam penelitian ini berupa penanda dan petanda, denotasi dan konotasi, paradigmatik dan sintagmatik, serta mitos.

III. 4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer, yaitu berupa data unit analisis dari tampilan visual sampul album pop religi GIGI, 2. Data Sekunder, yakni melalui penelitian kepustakaan library research, dengan mengumpulkan berbagai literatur dan bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini.

III. 5. Teknik Analisis Data

Analisis data menunjukkan kegiatan penyederhanaan data ke dalam susunan tertentu yang lebih mudah diinterpretasikan sehingga bisa digunakan untuk mengambil keputusan. Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam susunan tertentu yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan unsur-unsur semiotika Roland Barthes yang merupakan turunan dari Semiotika Saussure, berupa penanda dan petanda, denotasi dan konotasi, paradigmatik dan sintagmatik, serta mitos terhadap masing-masing elemen tampilan visual yang terdapat pada sampul album pop religi GIGI. Analisis akan dilakukan per-unit tampilan visual, masing-masing berupa gambar dan teks yang terdapat pada sampul depan, tampilan visual sampul Universitas Sumatera Utara bagian dalam album, foto personil serta tampilan sampul bagian belakang, dan keseluruhan analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk uraian deskriptif.

III. 6. Kerangka Konsep

Di dalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep karena dengan menetapkan variabel akan mempermudah penelitian. Kerangka sebagai suatu hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan segala kemungkinan hasil yang dicapai Nawawi, 1995: 33. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 34. Adapun variabel yang diangkat dalam penelitian ini berupa tiga tingkatan hubungan semiotika Sobur, 2004: 19: 1. Sintaktik Syntactic Level Sintaktik berkaitan dengan studi mengenai tanda, baik berdiri sendiri maupun kombinasi dengan tanda lainnya dalam struktur tertentu. Level sintaktik juga berfokus pada analisis mengenai koherensi, bentuk-bentuk kalimat, preposisi dalam sebuah kombinasi kalimat, dan kata ganti, baik untuk orang maupun benda tertentu. Ranah sintaktik menjelaskan bahwa tanda tidak pernah sendirian mewakili dirinya, tanda selalu menjadi bagian dari sistem tanda yang lebih besar. Dengan Universitas Sumatera Utara demikian, tanda yang berbeda mengacu atau menunjukkan benda berbeda dan tanda digunakan bersama-sama melalui cara-cara yang diperbolehkan. Secara umum, kita dapat memahami bahwa sintaktik sebagai aturan yang digunakan manusia untuk menggabungkan atau mengombinasikan berbagai tanda ke dalam suatu sistem makna yang kompleks. Jika kita meletakkan suatu kata, misalnya ‘komputer’ ke dalam suatu kalimat ‘saya menyalakan komputer’, maka dalam hal ini kita berhubungan dengan tata bahasa atau sintak syntax. Sintaktik juga merupakan dimensi yang mengacu pada cara tanda disusun dengan tanda lainnya di dalam sistem. Misalnya, orang yang meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya, dengan wajah yang tersenyum kemudian berkata dengan lembut kepada seseorang yang sedang berbicara, “Maaf, ada bayi yang sedang tidur.” Dalam hal ini, gerak tubuh, tanda vokal suara lembut, ekspresi wajah, dan bahasa menyatu untuk menciptakan makna keseluruhan. 2. Semantik Semantic Level Analisis semantik berfokus pada studi mengenai hubungan antara tanda dan maknanya makna dari tanda-tanda atau teks. Semantik merupakan salah satu level yang penting dalam analisis semiotika, mengingat semiotika merupakan suatu metode analisis yang bertujuan untuk mengetahui makna yang ditunjukkan oleh struktur teks. Semantik ingin melihat unit-unit kebahasaan dalam melihat makna, baik makna leksikal makna sesuai kamus ataupun makna gramatikal sesuai tata bahasa. Semiotika menggunakan dua dunia, yaitu ‘dunia benda’ world of things dan dunia tanda world of signs dan menjelaskan hubungan keduanya. Buku kamus, misalnya, merupakan referensi semantik; kamus Universitas Sumatera Utara mengatakan kepada kita apa arti suatu kata atau apa yang diwakili atau direpresentasi oleh suatu kata. Prinsip dasar semiotika adalah bahwa representasi selalu diperantarai atau dimediasi oleh kesadaran interpretasi seorang individu, dan setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya. Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa level semantik mengacu langsung terhadap makna. Misalnya, seorang ibu dengan wajah cemberut meletakkan jari telunjuknya di depan bibir untuk meminta seseorang untuk berhenti berbicara karena bayinya sedang tidur. 3. Pragmatik Pragmatic Level Pragmatik berkaitan dengan studi mengenai hubungan antara tanda sign dan pengguna dan pemberi makna terhadap tanda the interpreter, khususnya pada penggunaan tanda dalam wacana berbeda dan pengaruhnya terhadap pengguna. Singkat kata, pragmatik melihat mengenai penerimaan dan pengaruh tanda dalam sebuah kumpulan sosial masyarakat tertentu. Pragmatik juga mempelajari bagaimana tanda menghasilkan perbedaan dalam kehidupan manusia atau dengan kata lain, pragmatik adalah studi yang mempelajari penggunaan tanda serta efek yang dihasilkan tanda. Pragmatik memiliki peran sangat penting dalam teori komunikasi karena tanda dan sistem tanda dipandang sebagai alat yang digunakan orang untuk berkomunikasi. Aspek pragmatik dari tanda memiliki peran penting dalam komunikasi, khususnya untuk mempelajari mengapa terjadi pemahaman understanding atau kesalahpahaman meisunderstanding dalam berkomunikasi. Universitas Sumatera Utara Level pragmatik pada efek atau perilaku yang ditunjukkan oleh tanda, seperti kedua contoh di atas, orang yang meminta seseorang untuk diam, yang pertama akan diterima sebagai sikap yang ramah dan bersahabat, sedangkan yang kedua akan diterima sebagai sikap tidak suka antipati.

III. 7. Operasionalisasi Konsep