3.6. Pengujian Kualitas Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel maka data yang digunukan juga harus valid dan reliabel. Data yang baik diperoleh jika
instrumen pengumpulan data valid dan reliabel. Pengujian kualitas instrumen pengumpul data yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas.
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang akan diukurnya Sugiyono, 2004:105 Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah jika r
hitung
dilihat pada kolom corrected item-total correlation lebih besar dari r
kritis
r
hitung
r
kritis
maka item dinyatakan valid. Nilai r
kritis
yang digunakan untuk pengujian validitas adalah 0,300 sugiyono 2000:109.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sularso 2003:55 uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen pengukur. Untuk
mengukur reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha 0,60
Nunnally, 1969 Ghozali, 2001:133.
3.7. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, auto korelasi, heteroskedastisitas dan asumsi-
asumsi klasik lainnya. Untuk menguji hal tersebut peneliti juga menggunakan
Universitas Sumatera Utara
program SPSS for Windows versi 13. Berdasarkan hasil output tersebut, kemudian dilakukan analisis terhadap asumsi-asumsi klasik tersebut.
3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai Zskewness
dan Zkurtosis. nilai Z dibandingkan dengan nilai kritisnya untuk alpha 0,05 nilai kritisnya
1,96 Ghozali, 2005:28.
3.7.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas maka dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance
Inflation Factor dan Tolerance. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
karena VIF=1tolerance dan menunjukkan kolonieritas yang tinggi. Nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
3.7.3. Uji Heteroskedastisitas
Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual sebuah pangamatan ke pengamatan
Universitas Sumatera Utara
yang lain. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskestisitas. Pengujian
ini menggunakan SPSS release 13.
3.7.4 . Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode “t-1” sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi melalui Uji Durbin-
Watson DW test. Hasil pengujian non-autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai DW terhadap batas atas du dan batas bawah dl pada
derajat kepercayaan 0,05.
3.8. Model dan Teknik Analisa Data