4.4. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2004:142. Statistik inferensial dibagi 2 yaitu
stastistik parametris dan statistik non parametris. Pada penelitian ini ststistik yang digunakan adalah statistik parametris karena telah memenuhi asumsi dan jenis
data yang dianalisis. Asumsi utama yaitu data harus berdistribusi normal, sampel besar, bebas dari asumsi klasik dan jenis data yang digunakan adalah data interval.
4.5. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini ada empat hipotesis yang akan diuji, hipotesis satu diuji dengan regresi sederhana. Hipotesis dua, tiga dan empat diuji dengan regresi
berganda dan menggunakan SPSS for windows versi 13. Kriteria penerimaan hipotesis : F hitung F tabel
0,05, maka H : ditolak, H
a
: diterima F hitung F tabel
0,05, maka H : diterima
Jika probabilitas 0,05, maka H
: ditolak, H
a
: diterima Jika probabilitas
0,05, maka H : diterima
4.5.1 Hipotesis 1
Hipotesis satu menyatakan bahwa penerapan total quality management berpengaruh positip terhadap kinerja manajerial. Pengujian hipotesis pertama
bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah penerapan total quality
Universitas Sumatera Utara
management berpengaruh positip terhadap kinerja manajerial. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.15. berikut ini:
Tabel 4.15. hasil pengujian hipotesis 1
Model Unstandardized Coefficients
t sig F sig R Square
Adjusted R Square
B 7,452
.010 Constant 20,291 3,119
,004 ,199 ,172
TQM ,249 2,730
,010 a. Dependent Variable : KM
Berdasarkan lampiran 5, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 4.15. dapat dibuat persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Dari tabel 4.15. diatas dapat dilihat hasil analisis regresi sederhana menunjukkan angka signifikan pengaruh variabel TQM adalah sebesar 0,010,
dimana nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H1 yang menyatakan bahwa total quality management berpengaruh terhadap kinerja
manajerial diterima. Sedangkan koefisien bertanda positif sebesar 0,249, hal ini berarti TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Jika koefisien
lainnya tetap kostan maka kenaikan 1 TQM akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 20,291.
Dari tabel 4.15. dapat dilihat bahwa nilai R square adalah 0,199 atau 19,9, berarti variasi kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi total quality
management sebesar 19,9. Sedangkan sisanya 80,1 dijelaskan variabel lain diluar model.
Y = 20,291 + 0,249X
1
+ e
Universitas Sumatera Utara
4.5.2. Hipotesis 2
Hipotesis kedua menguji pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap
hubungan total quality management dan kinerja manajerial. Tabel 4.16. merupakan hasil uji hipotesis 2.
Tabel 4.16. hasil pengujian hipotesis 2
Model Unstandardized Coefficients
t sig F sig R Square
Adjusted R Square
B 2,240
,087 Constant -9,558 -,083
,934 ,206 ,121
TQM ,695 ,434 ,668
SPK ,664 ,249
,805 Moderat 1
-,010 -,268
,791 a. Dependent Variable : KM
Berdasarkan lampiran 5, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 4.16. dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Dari tabel 4.16. dapat dilihat bahwa nilai R square adalah 0,206 atau 20,6, berarti variasi kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi total quality
management sebesar 20,6. Sedangkan sisanya 79,4 dijelaskan variabel lain diluar model.
Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 2, 420 dengan tingkat sianifikan 0.087. karena probabilitas signifikansi lebih besar dari 0.05
maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel kinerja manajerial, atau dapat dikatakan bahwa TQM, sistem pengukuran kinerja dan
moderat 1 secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Y = -9,558 + 0,695X
1
+ 0,664X
2
–0, 010X
1
X
2
+ e
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan uji signifikansi parameter individual uji t statistik dapat diketahui variable moderat 1 yang merupakan interaksi antara TQM dan sistem
pengukuran kinerja mempunyai koefisien parameter sebesar –0,010 dan tingkat signifikansi 0,791 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
sistem pengukuran kinerja bukan merupaka variabel moderating. Dengan demikian H2 yang menyatakan sistem pengukuran kinerja
berpengaruh terhadap hubungan antara total quality management dan kinerja manajerial, ditolak.
4.5.3. Hipotesis 3
Hipotesis ketiga menguji pengaruh sistem penghargaan terhadap hubungan total quality management dan kinerja manajerial. Tabel 4.17. merupakan hasil uji
hipotesis 3.
Tabel 4.17. hasil pengujian hipotesis 3
Model Unstandardized Coefficients
t sig F sig R Square
Adjusted R Square
B 5,468
,004 Constant 296,016 2,795
,009 ,369 ,302
TQM -3, 451
-2,361 ,025
SP -8,893 -2,652
,013 Moderat 2
,119 2,593
,015 a. Dependent Variable : KM
Berdasarkan lampiran 5, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 4.17. dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Dari table 4.17 dapat dilihat bahwa nilai R square adalah 0,369 atau 36,9 berarti variasi kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi total quality
Y = 296,016 – 3,451X
1
– 8,893X
3
+ 0,119X
1
X
3
+ e
Universitas Sumatera Utara
management, sistem penghargaan dan moderat 2 sebesar 36,9. Sedangkan sisanya 63,1 dijelaskan variabel lain diluar model.
Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 5,468 dengan tingkat signifikansi 0,004. karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari
0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel kinerja manajerial, atau dapat dikatakan bahwa TQM, sistem penghargaan dan moderat 2
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan uji signifikansi parameter individual uji t statistik dapat
diketahui variael TQM memberikan koefisien parameter sebesar –3,451dengan tingkat signifikansi 0,025 lebih kecil dari 0,05 dan variabel sistem penghargaan
meberikan koefisien parameter –8,893 dengan tingkat signifikansi 0,013 lebih kecil dari 0,05. variabel moderat 2 yang merupakan interaksi antara TQM dan
sistem penghargaan memberikan koefisien parameter sebesar 0,119 dan tingkat signifikansi 0,015 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
sistem penghargaan merupakan variabel moderating. Dengan demikian H3 yang menyatakan sistem penghargaan berpengaruh
terhadap hubungan antara total quality management dan kinerja manajerial, diterima.
4.5.4. Hipotesis 4 Uji Simultan
Hipotesis keempat menguji pengaruh sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan terhadap hubungan total quality management
dan kinerja manajerial. Tabel 4.18. merupakan hasil uji hipotesis 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 hasil pengujian hipotesis 4
Model Unstandardized Coefficients
t sig F sig R Square
Adjusted R Square
B 2,532
,064 Constant 19,98 2,743
,011 ,273 ,165
TQM ,364 2,725
,011 SPK ,024
,190 ,851
SP -,205 -,765
,451 Moderat 3
-2,4-0,05 -1,402
,172 a. Dependent Variable : KM
Berdasarkan lampiran 5, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 4.18. dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Dari table 4.18. dapat dilihat bahwa nilai R square adalah 0,273 atau 27,3, berarti variasi kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi total quality
management sebesar 27,3. Sedangkan sisanya 72,7 dijelaskan variabel lain diluar model.
Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 2, 532 dengan tingkat sianifikan 0.064 karena probabilitas signifikansi lebih besar dari 0.05
maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel kinerja manajerial, atau dapat dikatakan bahwa TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan dan moderat 3 secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Sedangkan uji signifikansi parameter individual uji t statistik dapat diketahui variabel moderat 3 yang merupakan interaksi antara TQM, sistem
pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan mempunyai koefisien parameter sebesar –2,4E-0,005 dan tingkat signifikansi 0,172 lebih
Y = 19,98 + 0,364X
1
+ 0,24X
1
X
2
– 0,205X
1
X
3
+ e
Universitas Sumatera Utara
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan bukan merupaka variabel moderating.
Dengan demikian H4 yang menyatakan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan berpengaruh terhadap hubungan antara total
quality management dan kinerja manajerial, ditolak.
4.6. Pembahasan