termasuk kenaikan cukai rokok, namun jumlah perokok terus saja bertambah dan sulit untuk dicegah Widodo, 2006.
Widodo 2006, menyebutkan sekitar 20 murid SLTP di Jakarta adalah perokok. Mereka ini adalah anak-anak yang sejak dini telah terpapar asap yang dapat
merugikan  kesehatannya. Saat ini sekitar 30 persen penduduk Indonesia adalah perokok, sedangkan berdasarkan jenis kelamin sekitar 60 persen laki-laki dan 5 persen
wanita Indonesia merokok.
Kebiasaan merokok menganggu kesehatan.  Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kebiasaan merokok bukan saja merugikan bagi perokok sendiri tapi juga bagi orang disekitarnya. Kebiasaan merokok yang melanda dunia telah menimbulkan berbagai
masalah kesehatan. Diperkirakan setiap tahunnya dua setengah juta orang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok  Theodorus, 1994
dalam Irawan 2009.
Theodorus, 1994 dalam  Irawan, 2009 mengungkapkan bahwa jumlah perokok yang ada di  dunia sebanyak 30, dan hampir 50 perokok di Amerika Serikat
termasuk usia remaja. Survei awal yang dilakukan Irawan 2009  pada  mahasiswa Jurusan  Fisioterapi Diploma  IV  angkatan 2005  hingga  2008,  Fakultas  Ilmu
Kesehatan  Universitas  Muhammadiyah Surakarta,  didapatkan  hasil  dari  total populasi  mahasiswa  laki-laki  yang berjumlah 71 orang, 75 memiliki kebiasaan
merokok.
1.2 Identifikasi Masalah
Saat ini orang banyak mengkonsumsi tembakau melalui rokok atau cara lain. Para perokok yang telah kecanduan bahkan memandang rokok sebagai sesuatu yang dapat
menenangkan. Sekarang ada bukti yang sangat kuat bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Merokok mengganggu tenggorokan dan saluran pernafasan, serta
kadang-kadang dikaitkan dengan hilangnya nafsu makan, rasa mual, nafas pendek,
Universitas Sumatera Utara
dan tidak keteraturan detak jantung. Bahkan telah diketahui bahwa merokok menyebabkan penyakit saluran pernafasan kronis dan sering membawa kematian.
Perokok berpeluang besar terkena kanker paru-paru, tenggorokan, dan lidah. Selain itu juga dapat terkena emfisema dan bronchitis Pratiwi et al., 2004.
Rokok elektronik menjadi pilihan alternatif bagi para perokok aktif yang secara perlahan ingin berhenti dari kebiasaan merokok konvensional. Rokok
elektronik atau “Elecronic Nicotine Delivery Systems” ENDS dipasarkan sebagai pengganti rokok dan diklaim tidak menimbulkan bau dan asap. Bentuknya seperti
batang rokok biasa, tetapi tidak membakar daun tembakau, seperti produk konvensional  rokok elektrik dengan sistem  ENDS membakar cairan menggunakan
baterai dan uapnya itu masuk ke paru-paru pemakai. Nikotin yang terkandung di dalam  cartrige  rokok elektrik umumnya antara 0-16 mg nikotin dengan variasi rasa
yang dimiliki seperti rasa rokok konvensional dan dengan rasa buah-buahan seperti apel, coklat, cherry, vanila  Westenberger, 2009. Sementara itu rokok kretek
memiliki kandungan nikotin 2,76  mgbatang, tar 45,77 mgbatang, eugenol 14,70 mgbatang, CO 2,70 atau 16.66  mgbatang  menurut  hasil pengujian dari Pusat
Pengujian Obat dan Makanan Nasional Jakarta Widodo, 2006.
Telah banyak dilakukan penelitian menggunakan rokok  putih dan rokok kretek,  salah satunya oleh Widodo 2006 yang mengamati perubahan histopatologi
dan ultrastruktur saluran napas, namun efek rokok elektrik terhadap organ pernapasan belum pernah diteliti. Untuk itu, dilakukan penelitian tentang pemberian asap rokok
elektrik serta dampaknya terhadap histologis sel paru-paru pada mencit jantan.
1.3 Tujuan Penelitian